Tak Hadiri Upacara Penghormatan dari Kemendagri, Ini Pesan Gibran buat Mendagri Tito
Tito menjelaskan, jika penilaian penghargaan itu tidak dilakukan oleh Kemendagri
Tito menjelaskan, jika penilaian penghargaan itu tidak dilakukan oleh Kemendagri
Tak Hadiri Upacara Penghormatan dari Kemendagri, Ini Pesan Gibran buat Mendagri Tito
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian membeberkan alasan mengapa Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka itu tak hadir dalam upacara penyematan tanda kehormatan Satyalencana Karya Bhakti Praja Nugraha di Surabaya, Kamis (25/4).
"Saya memahami mas Gibran banyak kegiatan. Saya juga hadir kemarin waktu di KPU. Mas Gibran langsung melakukan banyak sekali pertemuan dengan pak wapres, presiden," kata Tito.
Tito menyebut, bisa memahami kesibukan Gibran saat ini. Apalagi, acara penyematan penghargaan ini diselenggarakan saat pagi hari di Surabaya.
"Dan saya sangat bisa memahami sampai malam (kesibukkan Gibran) mungkin, sedangkan kita kita acaranya pagi jadi saya dapat informasi beliau tidak dapat hadir karena waktunya sangat mepet sekali. Tapi beliau menyampaikan ucapan terimakasih atas penghargaan yang telah diberikan," ujar Tito.
Tito menambahkan, dalam agenda kali ini, diakuinya Gibran tidak mendapatkan penghargaan Satyalencana.
Namun, disebut sebagai salah satu penerima penghargaan dari Kemendagri, atas kinerja pemerintahan yang cukup baik, bersama-sama wali kota kabupaten dan provinsi.
"Saya sampaikan, penghargaan yang diberikan dalam bentuk Satyalencana pada sejumlah kepala daerah termasuk Khofifah. Kalau mas Gibran tidak dapat Satyalencana tapi dapat piagam penghargaan masuk kelompok kedua. Beliau kan salah satu penerima penghargaan dari Kemendagri kinerja pemerintahan yang cukup baik bersama sama wali kota, kabupaten, provinsi,"
ujar Tito.
Tito menjelaskan, jika penilaian penghargaan itu tidak dilakukan oleh Kemendagri.
Penilaian, diakui dilakukan oleh lembaga terkait dan eksternal akademisi, pakar, mqupun NGO yang menjadi partnership.
Ia memastikan, bahwa penilaian dilakukan oleh lembaga yang tidak dapat diintervensi.
"Penghargaan masuk kelompok kedua itu memangn dinilai tidak oleh Kemendagri tapi oleh lembaga terkait dan eksternal akademisi dan pakar. Misalnya NGO partnership kemitraan itu lembaga yang tidak bisa diintervensi . Saya ingin pemberian penghargaan dilaksanakan objektif sesuai variabel yang ditentukan. Kemudian dilakukan wawancara lagi satu-satu sehingga terpilih,"
kata Tito.
Tito kembali memastikan, jika keterpilihan para kepala daerah atas penghargaan ini bukan karena pesanan.
Sebab, tim penilai merupakan tim independen dan dapat dipertanggungjawabkan.
"Saya yakin terpilih sekali lagu bukan karena pesanan. Tapi karena ada tim independen dan kedua kita juga mempertanggungjawabkan, teman-teman daerah kan paham mana yang berprestasi," ucapnya.
Soal Gibran yang tak mendapatkan penghargaan satyalencana, Tito kembali menegaskan jika Gibran sejak awal memang tidak masuk dalam kategori Satyalencana. Sebab, untuk kategori tersebut ada kriteria tambahan.
"Enggak. Emang masuknya dalam penghargaan kemendagri dalam kinerja pemda. Satyalancana ada kriteria tambahan disitu yang dapat Khofifah, pak Bobby, Banyuwangi juga dapat. (Apa kriterianya?) Saya ga tahu gabungan internal-eksternal punya kriteria sendiri,"
kata Tito.
merdeka.com
Berikut 15 kepala daerah yang mendapatkan tanda kehormatan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha.
1. Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024, Khofifah Indar Parawansa.
2. BupatiSumedang, Dr. H Dony Ahmad Munir.
3. Bupati Kulon Progo, Drs. H. Sutedjo.
4. Bupati Wonogori, Joko Sutopo.
5. Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani Azwar.
6. Bupati Bojonegoro, Dr. Hj. Anna Mu'awanah.
7. Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta.
8. Bupati Hulu Sungai Selatan, Drs. H Achmad Fikri.
9.Bupati Konawe, Kery Saiful Konggoasa.
10. Wali Kota Medan, Muhammad Bobby Alif Nasution.
11. Wali Kota Serang, H. Syafrudin.
12. Wali Kota Bogor, Bima Arya.
13. Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka.
14. Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi.
15. Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara.