Tak kunjung diperbaiki, jalan rusak di Kota Serang ditanami pohon pisang
Merdeka.com - Warga menanam pohon pisang dan boneka kayu di jalan rusak, Jalan Turus-Mayabon di Kampung Lipatik, Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Walantaka, Kota Serang. Aksi itu sebagai protes terhadap pemerintah Kota Serang, yang tak kunjung menangani perbaikan jalan.
Jalan rusak berlubang dan digenangi air yang tak kunjung diperbaiki oleh pemerintah Kota Serang, membuat warga kesal. Warga menanam pohon pisang dan memasang boneka kayu, di bagian dada boneka terdapat karton bertuliskan 'Pemkot Sibuk Pilkada'.
Di lubang jalan lainnya, terdapat pohon pisang juga yang digantungi kertas karton bertuliskan 'Pemkot Mikirin Pilkada, Jalan Rusak Kaya Empang'.
-
Apa yang rusak di jalan tersebut? 'Kami meminta agar segera dibangun jalan dari Dusun Juron sampai Dusun Dawung, karena ini adalah akses yang paling penting bagi warga kedua dusun. Terutama masalah anak sekolah yang harus mereka perhatikan. Kalau mereka pakai matic, kondisi jalan yang licin berbahaya bagi mereka,' kata Sugiyanto, warga Desa Pandanharum, dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Senin (5/2).
-
Siapa yang berpose di jalan rusak? Dalam unggahan yang dibagikan pada 3 Mei 2024, Ummu Hani terlihat berpose dan bahkan 'berenang' di dalam lubang jalan rusak.
-
Dimana jalan rusak itu berada? Rombongan Bupati Grobogan yang melintasi Desa Pandanharum, Kecamatan Gabus, Grobogan, dihadang oleh warga.
-
Bagaimana kondisi jalan yang membuat warga menanam padi? Kondisi Jalan Berlumpur Warga sendiri merasa jengkel karena kondisi jalan yang sudah lama sekali tidak diperhatikan. Kondisinya sungguh memprihatinkan karena dipenuhi lumpur dan kubangan air, terlebih saat ini masih masuk musim penghujan.
-
Bagaimana kondisi jalan di Kampung Popok? Walau belum diaspal, jalan di Kampung Popoh begitu bagus.
-
Kenapa warga demo jalan rusak? 'Ke mana uang pajak kami? Ke mana uang pajak kami? Bertahun-tahun kami merasakan jalan rusak yang seperti ini,' seru sang orator dalam sebuah video yang diunggah lewat Instagram @merapi_uncover.
Salah satu warga Kampung Lipatik, Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Walantaka, Kota Serang Wawan (41) mengatakan, aksi menanam pohon merupakan bentuk protes terhadap Pemkot Serang yang sibuk mengurusi Pilkada dan mengabaikan kondisi di masyarakat.
"Sudah dari tahun kemarin rusak, yaudah kemarin ditanam pohon sama warga yang lain, kemarin mah ada mancing-mancing segala. Masa jalan kampung juga bagus ini jalan Pemkot kayak gini," ujarnya, Rabu (21/2).
Wawan mengungkapkan setiap hari pagi dan sore minibus, truk hingga mobil berplat merah melewati jalan ini menuju Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten. "Iya kan ini jalan ke kantor Gubernur lewat sini," katanya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tidak jauh dari rumah presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), warga Cikeas nekat menanam pohon pisang di tengah jalan yang rusak.
Baca SelengkapnyaWarga merasa muak karena jalan berlubang tersebut tak kunjung diperbaiki.
Baca SelengkapnyaAksi protes warga dilakukan sebagai bentuk ekspresi kekecewaan terhadap Pemprov Sulsel.
Baca SelengkapnyaKondisi jalan begitu parah, yakni berlubang dan bergelombang besar. Akibat kerusakan ini, beberapa pengguna roda dua yang melintas sampai mengalami kecelakaan.
Baca SelengkapnyaAda ratusan bendera parpol terpasang di pembatas plastik jalur sepeda (stick cone) di Jalan Rasuna Said.
Baca SelengkapnyaPengendara yang lewat kerap tergelincir karena jalan menjadi kubangan lumpur. Anak-anak sekolah pun terpaksa melepas sepatu saat melintas.
Baca SelengkapnyaMeski sudah tak layak pakai, masih banyak kendaraan roda empat yang nekat lewat karena jembatan merupakan akses penghubung antara dua kabupaten.
Baca SelengkapnyaKondisi rumah mewah putih langganan syuting sinetron ini bikin miris.
Baca SelengkapnyaBeredar di media sosial, warga ramai-ramai mancing di sebuah kubangan. Terlihat lubang tersebut berukuran cukup besar dan berada di tengah jalan.
Baca SelengkapnyaBawaslu Kota Serang mencatat ada 32 banner dan baliho bergambar Prabowo-Gibran
Baca SelengkapnyaWarga sudah berulang kali mencari keadilan dengan cara melapor ke pemda setempat. Tetapi suara hati mereka dianggap angin lalu.
Baca SelengkapnyaTampak sejumlah kendaraan berlalu-lalang di atas jalan yang penuh dengan kubangan air.
Baca Selengkapnya