Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tanam melon dengan pupuk organik agar tak merusak tanah

Tanam melon dengan pupuk organik agar tak merusak tanah Ilustrasi melon. ©Shutterstock/Drozdowski

Merdeka.com - Sebagian lahan pertanian di Bantul ditanami buah melon. Jika hal ini berkelanjutan dan meluas, dikhawatirkan akan mengancam kesuburan tanah. Karena itu, Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul, DIY, meminta petani menggunakan pupuk organik agar tidak merusah kesuburan tanah.

"Pemerintah kabupaten sudah sering meminta petani mengutamakan pupuk organik dalam pertanian melon agar tidak merusak kesuburan tanah," kata pejabat sementara Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul, Partogi Pakpahan, Kamis (1/5).

Menurut Partogi, mayoritas petani melon beranggapan bahwa penggunaan pupuk organik pada tanaman melon kualitasnya tidak sebaik menggunakan pupuk kimia. 

Orang lain juga bertanya?

"Akan tetapi, lama-lama pasar seperti hotel berbintang juga akan memilih, tidak mau menggunakan buah yang diproduksi dengan cara tidak ramah lingkungan, seperti penggunaan pupuk kimia," ujarnya.

Sementara itu, Anggota Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Bantul, Lasiyo mengatakan, memasuki musim tanam dalam beberapa minggu terakhir, setidaknya sudah ada lahan sekitar 30 hektare yang akan ditanami melon.

"Sebagian tanaman melon ada di wilayah Bambanglipuro, Jetis dan Pandak. Diperkirakan hingga akhir musim tanam bisa mencapai ratusan hektare, sebab tahun lalu hampir seribu hektare yang ditanami melon," jelasnya.

Hampir semua lahan melon menggunakan pupuk kimia berlebihan mencapai hingga dua ton per hektare. Padahal pada tanaman biasa rata-rata memerlukan sekitar tiga sampai lima kuintal per hektare.

"Melon juga setiap tiga hari sekali disemprot dengan pestisida. Tapi kalau tanaman biasa kalau pas ada hama saja baru disemprot. Itu pun satu-dua bulan sekali. Jadi besar sekali zat kimia yang dikonsumsi dari melon itu," ungkapnya.

Akibat penggunaan pupuk kimia berlebihan ini, memang akan berdampak buruk bagi kesuburan lahan, karena setidaknya lahan pertanian baru dapat pulih sekitar empat sampai lima tahun setelah ditanami melon.

"Umumnya petani melon di Bantul berasal dari luar daerah yang menyewa lahan di Bantul. Sementara kawan-kawan petani Bantul hanya tergiur keuntungan sesaat, tapi tidak memikirkan dampak jangka panjangnya," imbuhnya. (mdk/cza)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Puluhan Hektare Lahan Pertanian di Lumajang Rusak dan Terancam Gagal Panen Setelah Diterjang Angin Kencang
Puluhan Hektare Lahan Pertanian di Lumajang Rusak dan Terancam Gagal Panen Setelah Diterjang Angin Kencang

Yulianto, salah seorang petani mengatakan lahannya terancam gagal panen atas kondisi kerusakan tersebut.

Baca Selengkapnya
Cerita Petani Kendeng dan Dilema yang Dihadapi, Sering Kena Apes Walau Sudah Gelar Sedekah Bumi
Cerita Petani Kendeng dan Dilema yang Dihadapi, Sering Kena Apes Walau Sudah Gelar Sedekah Bumi

Berbagai tantangan mereka hadapi, mulai dari proyek penambangan hingga serangan hama tikus

Baca Selengkapnya
Cara Kementan Adaptasi Perubahan Iklim Ekstrem
Cara Kementan Adaptasi Perubahan Iklim Ekstrem

Perubahan iklim global yang terjadi saat ini menjadi tantangan tersendiri bagi sektor pertanian

Baca Selengkapnya
Bahan Pupuk Alami untuk Suburkan Tanaman, Lebih Hemat dan Mudah Didapat
Bahan Pupuk Alami untuk Suburkan Tanaman, Lebih Hemat dan Mudah Didapat

Bahan-bahan sisa di rumah bisa disulap menjadi pupuk alami untuk suburkan tanaman. Pupuk ini akan menjadi pilihan hemat dan mudah dijangkau.

Baca Selengkapnya
Tips Menanam Sayur di Pekarangan Rumah, Manfaatkan Lahan Kosong
Tips Menanam Sayur di Pekarangan Rumah, Manfaatkan Lahan Kosong

Isi waktu luang Anda dengan berkebun menanam sayur di pekarangan rumah.

Baca Selengkapnya