Setelah Mencari ke Tiga Negara, Ilmuwan Akhirnya Temukan Biji Anggur Tertua Berusia 60 Juta Tahun, Ungkap Peristiwa Kepunahan Massal
Tanaman buah anggur sudah ada sejak zaman dinosaurus.
Tanaman buah anggur sudah ada sejak zaman dinosaurus.
-
Kapan biji anggur itu ditemukan? Penggalian ini mencapai lapisan-lapisan yang berasal dari tahun 1600 SM.
-
Biji anggur apa yang ditemukan? Arkeolog yang sedang melakukan penggalian di situs Aşağıseyit Höyük, Turki mengungkap sebuah temuan yang memiliki sejarah panjang, yaitu biji anggur berumur 3.500 tahun.
-
Dimana biji anggur itu ditemukan? Arkeolog yang sedang melakukan penggalian di situs Aşağıseyit Höyük, Turki mengungkap sebuah temuan yang memiliki sejarah panjang, yaitu biji anggur berumur 3.500 tahun.
-
Dimana anggur putih tertua ditemukan? Sebuah guci kaca berisi anggur putih dari 2.000 tahun lalu diketahui berasal dari Andalusia, ditemukan oleh para peneliti di sebuah makam Romawi kuno di Carmona.
-
Di mana fosil tanaman purba itu ditemukan? Fosil ini diidentifikasi saat Steven Manchester, kurator paleobotani di museum tersebut berkunjung ke Universitas California di Berkeley dan meneliti koleksi paleobotani kampus tersebut.
-
Di mana fosil pohon purba itu ditemukan? Seorang pemburu fosil menemukan fosil bersisik aneh dan misterius saat berjalan-jalan di sungai di Birmingham, Alabama, Amerika Serikat.
Setelah Mencari ke Tiga Negara, Ilmuwan Akhirnya Temukan Biji Anggur Tertua Berusia 60 Juta Tahun, Ungkap Peristiwa Kepunahan Massal
Para peneliti mencari fosil biji anggur mengelilingi tiga negara yaitu Kolombia, Panama, dan Peru. Akhirnya, mereka menemukan biji anggur yang berusia antara 60 dan 19 juta tahun, salah satu contoh biji anggur tertua yang ditemukan di Belahan Bumi Barat.
Para peneliti berpendapat, perkembangbiakan buah anggur mungkin terjadi sebagai akibat dari perubahan lingkungan setelah kepunahan Kapur-Paleogen.
Fosil biji anggur tertua di dunia ditemukan di India, berusia 66 juta tahun. Biji buah ini membatu karena terkena dampak Chicxulub, yang memusnahkan dinosaurus non-unggas dan 76 persen dari seluruh spesies yang hidup di planet ini. Peristiwa tersebut memberikan dampak dahsyat bagi nenek moyang buah anggur.
"Kita selalu memikirkan hewan, dinosaurus, karena mereka hal terbesar yang terdampak, tapi peristiwa kepunahan juga punya dampak besar terhadap tanaman," jelas pemimpin penelitian dan asisten kurator paleobotani di Field Museum Chicago, Fabiany Herrera, seperti dikutip dari IFL Science, Kamis (4/7).
Herrera menambahkan, setelah peristiwa kepunahan tersebut, hutan mereset atau tumbuh kembali dengan sendirinya lalu mengubah komposisi tanaman.
"Ini adalah anggur tertua yang pernah ditemukan di bagian dunia ini (Belahan Bumi Barat), dan mereka beberapa juta tahun lebih muda dari (biji anggur) tertua yang pernah ditemukan di bagian lain planet ini," kata Herrera.
"Penemuan ini penting karena menunjukkan bahwa setelah kepunahan dinosaurus, anggur benar-benar mulai menyebar ke seluruh dunia."
Tim peneliti meyakini tidak adanya hewan dalam jumlah besar setelah kepunahan bisa jadi menjadi kuncinya. Hutan berubah, dan anggur (di antara spesies lainnya) menemukan peluang yang tepat untuk berkembang biak dan menyebar secara global.
“Hewan besar, seperti dinosaurus, diketahui mengubah ekosistem di sekitarnya. Kami berpikir jika ada dinosaurus besar yang berkeliaran di hutan, kemungkinan besar mereka akan merobohkan pohon, sehingga secara efektif menjaga hutan lebih terbuka dibandingkan saat ini,” jelas Mónica Carvalho, salah satu penulis makalah dan asisten kurator di Universitas Michigan. Museum Paleontologi
“Dalam catatan fosil, kita mulai melihat lebih banyak tanaman yang memanfaatkan tanaman merambat untuk memanjat pohon, seperti anggur, pada saat ini,” tambah Herrera.
Temuan para peneliti ini diterbitkan dalam jurnal Nature Plants.