Ini Penyebab Sebenarnya Dinosaurus Punah
Walaupun misteri ini telah lama menjadi topik perdebatan di kalangan ilmuwan, banyak bukti yang mendukung beberapa teori yang dapat menjelaskan penyebabnya.
Dinosaurus merupakan makhluk terbesar dan paling menakjubkan yang pernah menguasai Bumi selama lebih dari 160 juta tahun.
Mereka mendominasi daratan dari masa Trias hingga akhir periode Kapur, sebelum mengalami kepunahan mendadak sekitar 66 juta tahun lalu.
-
Kenapa Dinosaurus punah? Punahnya dinosaurus non-avian pada saat itu disebabkan oleh jatuhnya asteroid ke bumi, menghancurkan banyak hal yang ada di bumi.
-
Apa penyebab dinosaurus punah? Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kepunahan dinosaurus disebabkan oleh aktivitas vulkanik, bukan serangan asteroid.
-
Apa yang menyebabkan dinosaurus punah? Batu besar yang dijuluki 'kotak hitam' itu yang menyimpan sisa asteroid yang berbentuk gumpalan debu halus, yang diduga para peneliti pernah menghalangi sinar matahari. Kemudian, membuat suhu menjadi dingin, menghentikan fotosintesis, dan menghancurkan rantai makanan pada kala itu.
-
Kenapa dinosaurus punah? Batu besar yang dijuluki 'kotak hitam' itu yang menyimpan sisa asteroid yang berbentuk gumpalan debu halus, yang diduga para peneliti pernah menghalangi sinar matahari. Kemudian, membuat suhu menjadi dingin, menghentikan fotosintesis, dan menghancurkan rantai makanan pada kala itu.
-
Bagaimana dinosaurus punah? Metode ini menunjukkan bahwa semburan gas dari erupsi Deccan Traps adalah penyebab utama dari kepunahan ini.
Peristiwa ini dikenal dengan nama Kepunahan Massal Kapur-Paleogen (K-Pg). Meskipun penyebabnya masih menjadi misteri yang diperdebatkan oleh para ilmuwan, banyak bukti yang mengarah pada beberapa teori yang paling mungkin menjelaskan kehancuran mereka.
Mengutip dari laman National Geographic, Kamis (16/1), salah satu teori yang paling banyak diterima adalah hipotesis mengenai tabrakan asteroid. Pada tahun 1980, ilmuwan Luis Alvarez dan Walter Alvarez menemukan lapisan iridium yang tersebar di seluruh dunia pada batuan yang berasal dari akhir periode Kapur.
Iridium adalah elemen yang jarang ditemukan di kerak Bumi, tetapi umum terdapat pada asteroid. Penemuan ini menunjukkan adanya tabrakan besar yang terjadi. Kawah Chicxulub, yang memiliki diameter sekitar 150 kilometer dan terletak di Semenanjung Yucatán, Meksiko, diyakini sebagai lokasi benturan tersebut.
Dampak dari tabrakan ini sangat mengerikan, memicu serangkaian bencana lingkungan global seperti kebakaran hutan besar-besaran, gelombang tsunami raksasa, dan debu yang menghalangi sinar matahari selama bertahun-tahun.
Para astronom meyakini bahwa asteroid Chicxulub meninggalkan debu silika halus yang menyebar ke seluruh atmosfer. Penelitian menunjukkan bahwa terdapat lebih banyak debu tersebut di wilayah Dakota Utara.
Debu ini kemungkinan bertahan di atmosfer selama 15 tahun dan menyebabkan penurunan suhu Bumi hingga 15 derajat Celsius, yang berdampak pada radiasi matahari.
Volume debu yang dihasilkan dari tumbukan ini sangat besar, mencapai 2000 ton. Akibatnya, proses fotosintesis terganggu, yang berujung pada runtuhnya rantai makanan. Selain teori tabrakan asteroid, letusan gunung berapi berskala besar di wilayah yang kini dikenal sebagai Dataran Tinggi Dekkan di India juga diduga berkontribusi pada kondisi lingkungan yang semakin memburuk.
Aktivitas vulkanik ini mengeluarkan sejumlah besar gas rumah kaca, seperti karbon dioksida dan sulfur dioksida, ke atmosfer. Perubahan iklim jangka panjang yang dihasilkan dapat memperparah dampak dari tabrakan asteroid dengan menyebabkan pemanasan global yang ekstrem dan hujan asam. Sebelum peristiwa kepunahan K-Pg terjadi, ekosistem Bumi sudah mengalami perubahan yang signifikan.
Mengurangi Jumlah Penduduk
Perubahan iklim dan penurunan permukaan laut mungkin telah menciptakan situasi yang merugikan bagi populasi dinosaurus. Di samping itu, kemunculan mamalia kecil yang mulai berkembang biak juga dapat menambah tekanan kompetisi bagi dinosaurus, meskipun ini dianggap sebagai faktor yang kurang signifikan.
Penelitian terhadap fosil menunjukkan bahwa beragam spesies dinosaurus, seperti Tyrannosaurus rex dan Triceratops, mengalami kepunahan dalam periode geologis yang sangat singkat. Penemuan fosil di dekat lapisan iridium memperkuat hipotesis bahwa peristiwa ini berhubungan dengan bencana yang mendadak dan bersifat global.
Dinosaurus adalah makhluk yang kurang mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan, termasuk perubahan iklim. Mereka sangat tergantung pada iklim yang hangat untuk kelangsungan hidupnya. Namun, seiring waktu, iklim Bumi berubah menjadi lebih dingin dan permukaan laut mengalami fluktuasi.
Sementara itu, mamalia dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di Bumi, dinosaurus tidak memiliki kemampuan yang sama. Hal ini menyebabkan populasi dinosaurus mengalami penurunan yang signifikan. Selain itu, telur dinosaurus yang tersisa pasca bencana memerlukan waktu yang lama untuk menetas dan tumbuh menjadi dinosaurus dewasa.
Proses inkubasi yang lama ini membuat dinosaurus sangat rentan terhadap ancaman predator. Seiring berjalannya waktu, inilah yang akhirnya menyebabkan kepunahan dinosaurus dari permukaan Bumi.