Astronot yang sedang Berada di Stasiun Luar Angkasa dapat Pengumuman Berbahaya dari Bumi
Pengumuman ini disampaikan oleh NASA bahwa ada 50 area yang jangan dilewati astronot saat di stasiun luar angkasa.
Peringatan risiko keselamatan tinggi diumumkan kepada para astronot di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Ini disampaikan setelah ditemukannya 50 area yang harus diwaspadai oleh astronot.
Sejak pertama kali diluncurkan pada 20 November 1998, Stasiun luar angkasa terus mengorbit dan selalu ditempati oleh para astronot mulai tahun 2000. Saat ini, para astronot yang tengah berada di Stasiun luar angkasa telah diberikan pencegahan keselamatan atas ditemukannya area yang bisa dibilang "tidak aman".
-
Apa bahaya yang dihadapi astronot di luar angkasa? Mereka akan mengalami suhu ekstrem, mulai dari minus 240 hingga 250 derajat Fahrenheit atau minus 120 derajat Celcius di orbit rendah Bumi (LEO). Kondisi ini akan menyebabkan luka bakar atau pembekuan.
-
Apa tugas astronot saat berada di luar angkasa? Ketika astronot pergi ke luar angkasa, mereka akan dilibatkan oleh sejumlah tugas penting dengan tanggung jawab yang cukup besar dan berdampak bagi kehidupan orang banyak.
-
Siapa yang memperingatkan NASA untuk berhati-hati? 'Kita perlu bertindak sekarang demi masa depan,' ujar ilmuwan astronomi. NASA sedang bersiap untuk meningkatkan upaya eksplorasi bulan dengan peluncuran misi komersial Peregrine minggu ini, namun organisasi tersebut telah diperingatkan bahwa sumber daya Bulan berada dalam bahaya.
-
Bagaimana NASA memberi peringatan jika asteroid menghantam Bumi? Planetary Defense Coordination Office akan memberikan pemberitahuan peringatan kepada NASA untuk menyampaikan pesan itu ke Gedung Putih, Kongres, dan lembaga pemerintah.
-
Apa yang Astronot NASA lakukan di luar angkasa? Seorang astronot biasanya bekerja di luar angkasa dalam jangka waktu 6 bulan lamanya. Mengutip Starlust, Selasa, (19/9), durasi seorang astronot bekerja di luar angkasa biasanya dipengaruhi oleh jenis misi dan tujuan seperti penelitian atau pemeliharaan alat.
-
Di mana astronot bekerja? Dilansir dari indeed, gaji rata-rata astronot di NASA di tahun 2023 bergantung kepada posisi dan pengalaman kerjanya, dan dimulai dari USD 104,898 sampai USD 161,141 per tahunnya atau setara dengan Rp.1,6 milyar sampai Rp.2,4 milyar per tahunnya.
Melansir dari Indy100, Jumat (1/11), NASA dan Roscomos sebenarnya sudah mengetahui kebocoran yang terjadi di wahana tersebut dari tahun 2019, dan menurut laporan terbaru, mereka mengungkapkan bahwa kebocoran tersebut menyebabkan risiko keselamat bagi para astronotnya.
Tak hanya kebocoran, ditemukan juga empat retakan dan 50 area tambahan yang jadi perhatian di tengah perbaikan yang sedang dilakukan. Dalam wawancara dengan Washington Post, NASA menjelaskan bahwa Roscosmos telah menggunakan "kombinasi sealant dan tambalan" untuk menutupi retakan dan juga mengklaim bahwa penilaian risiko internal memberi nilai perbaikan lima dari lima.
Jim Free selaku Administrator Asosiasi NASA, mengatakan, "Kami telah menyampaikan keseriusan kebocoran tersebut beberapa kali, termasuk ketika saya berada di Rusia awal tahun ini." Akibat dari kebocoran yang terjadi, udara terus keluar dari stasiun antariksa, tetapi para ahli belum juga yakin letak persis kebocoran itu terjadi.
Namun, badan antariksa sudah berkompromi satu sama lain untik menutup sebagian kecil dan membiarkan palka tetap terbuka selama operasi kritis saja. Ketika pintu sedang terbuka, karyawan NASA diminta untuk tetap berada di sisi AS dari stasiun luar angkasa sehingga mereka berada dekat dengan pesawat ruang angkasa, antisipasi terjadinya evakuasi darurat.
Menurut Free, tingkat kebocoran saat ini audah menurun sejak perbaikan dilakukan. "Kami telah meminta mereka (para astronot) untuk memperpendek durasi palka itu terbuka, dan mereka memperpendeknya," kata Free.
"Kami telah mencapai kesepakatan bahwa mereka akan menutupnya di malam hari," tambah Free. Meskipun begitu, tetap aja dengan "kerusakan" yang mengkhawatirkan, NASA bersikeras bahwa ISS tetap aman bagi 11 astrononaut yang berada di dalamnya.
Reporter magang: Nadya Nur Aulia