Elon Musk Girang Dapat Proyek Rp 13,8 Triliun dari NASA Buat Pesawat Luar Angkasa yang Bisa Hancurkan ISS
SpaceX ditunjuka NASA membuat pesawat luar angkasa yang hancurkan stasiun luar angkasa.
Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) memilih perusahaan milik Elon Musk, yaitu SpaceX, untuk mengembangkan pesawat luar angkasa yang akan digunakan untuk menghancurkan Stasiun Antariksa Internasional (ISS) kembali ke Bumi.
Untuk mengembangkan pesawat tersebut, NASA telah memberikan kontrak senilai USD 843 juta atau sekitar Rp13,8 triliun kepada SpaceX, seperti dikutip dari Ars Technica, SpaceNews, dan BBC, Minggu (30/6).
Pesawat tersebut kemudian akan dimiliki dan dioperasikan oleh NASA, bukan dibeli sebagai sebuah layanan tunggal saja, seperti yang biasanya dilakukan oleh NASA pada operasinya yang lain.
Pesawat yang disebut sebagai “Kendaraan Deorbit AS” (USDV) ini akan berlabuh di ISS pada tahun 2029 dan kemudian akan memastikan bahwa fasilitas raksasa ini masuk kembali secara terkendali ke atmosfer Bumi sebelum jatuh ke lautan pada tahun 2030.
Saat ini, beberapa bagian dari ISS telah berusia seperempat abad. Selain itu, ada retakan di segmen Rusia dari ISS yang menyebar.
Meskipun stasiun ini mungkin dapat dipertahankan setelah tahun 2030, para awak pesawat harus diberikan waktu yang lebih banyak untuk tetap menerbangkan stasiun ini dengan aman.
Alasan lain dari penghentian ISS adalah karena NASA juga berusaha untuk menumbuhkan ekonomi komersial di orbit rendah Bumi (LEO).
NASA bekerja sama dengan beberapa perusahaan swasta untuk mengembangkan stasiun angkasa luar komersial yang dapat menampung astronaut NASA, astronaut negara lain, hingga warga biasa pada atau sebelum tahun 2030.
-
Kenapa NASA ingin mengganti ISS dengan stasiun luar angkasa komersial? NASA telah berencana untuk menggantikan kerja ISS di dekat orbit Bumi dengan stasiun luar angkasa komersial yang lebih murah untuk dioperasikan.
-
Siapa yang membangun pesawat nuklir NASA? Pesawat ruang angkasa, yang sedang dibangun oleh Lockheed Martin akan berfungsi sebagai testbed untuk teknologi inovatif ini.
-
Mengapa NASA menenggelamkan ISS? NASA berencana untuk menenggelamkan International Space Station (ISS) yang sudah tua ke laut pada tahun 2030. Badan antariksa ini berharap perusahaan komersial akan membangun dan mengoperasikan habitat luar angkasa di orbit Bumi.
-
Mengapa Elon Musk tertarik dengan roket nuklir untuk Mars? Elon Musk telah menyatakan minatnya terhadap potensi roket bertenaga nuklir. Menanggapi cerita tentang penggunaan roket nuklir untuk mencapai Mars dalam 100 hari, dia mengatakan itu adalah sesuatu yang harus dieksplorasi oleh NASA, dan menyebutnya sebagai 'ide bagus.'
-
Apa yang dilakukan Pesawat NASA? Pesawat NASA telah mendapat pencapaian luar biasa dengan secara resmi 'menyentuh' matahari, menyelam melalui atmosfer yang belum pernah dijelajahi sebelumnya yang dikenal sebagai corona.
-
Dimana NASA mendaratkan wahana antariksa? Dikutip dari laman NASA, program Viking ini merupakan proyek bersejarah AS yang pertama mendaratkan pesawat luar angkasa dengan aman di permukaan Mars.
NASA menginginkan adanya pesawat lain untuk membantu menurunkan kembali ISS ke Bumi karena stasiun ini terlalu besar untuk kembali tanpa bantuan.
Dengan berat 450 ton dan ukuran sekitar lapangan sepak bola Amerika, ancaman dari jatuhnya ISS terhadap kehidupan di Bumi sangat besar.
NASA sempat mempertimbangkan berbagai alternatif lain untuk memensiunkan ISS selain dengan cara menenggelamkannya.
Salah satu pilihannya adalah memindahkan dan memarkir ISS ke orbit yang stabil di ketinggian 40.000 km di atas Bumi, di atas orbit geostasioner (GEO).
Akan tetapi, metode ini justru membutuhkan sumber daya yang lebih besar ketimbang untuk menenggelamkannya.
NASA juga mempertimbangkan untuk membongkar sebagian stasiun sebelum masuk kembali.
Akan tetapi, ternyata hal ini akan jauh lebih rumit dan berisiko daripada pengiriman ke Bumi terkontrol yang bisa menjaga ISS tetap utuh.
Opsi lain, yaitu menyerahkan ISS kepada operator komersial, juga tidak memungkinkan. Salah satu alasannya adalah karena komponen stasiun ini dimiliki oleh beberapa negara berbeda.