Perusahaan Jepang Ini Mau Menjaring Sampah Ruang Angkasa Seukuran Bus
Astroscale, perusahaan asal Jepang, telah menandatangani kontrak senilai USD90 juta dengan JAXA untuk misi pembersihan sampah antariksa.
Astroscale, perusahaan asal Jepang menandatangani kontrak senilai USD90 juta atau setara Rp 1,3 triliun dengan Badan Eksplorasi Antariksa Jepang (JAXA). Kontrak ini bertujuan untuk meluncurkan roket seukuran bus dari orbit dan mengembalikannya ke atmosfer Bumi pada akhir dekade ini.
Mengutip Space, Senin (26/8), misi baru yang diberi nama ADRAS-J2, akan menggunakan lengan robotik untuk menangkap roket seberat 3 ton dan sepanjang 36 kaki (11 meter) tersebut dan kemudian menariknya ke atmosfer Bumi untuk dihancurkan.
-
Bagaimana cara TransAstra membersihkan sampah luar angkasa? TransAstra menyetujui kontrak untuk membuat tas pengangkut sampah luar angkasa untuk menangkap puing-puing dan sampah yang mengorbit.
-
Dimana letak sampah luar angkasa? Laporan dari Earth How, Sabtu (21/10) menyatakan bahwa jumlah sampah luar angkasa lebih dari 5500 ton. Jarak sampah luar angkasa ini beragam, dimulai dari 700 hingga 360.000 kilometer di atas permukaan Bumi.
-
Dimana sampah luar angkasa berada? Melansir dari situs BGR, Minggu, (2/9), menurut Badan Antariksa Eropa, Bumi ini dikelilingi oleh 26.500 keping puing dengan lebar 4 inci.
-
Di mana sampah luar angkasa bertebaran? Mengutip Space, Minggu, (17/12), menurut Badan Antariksa Eropa (ESA), pada November lalu terdapat 35.610 keping puing luar angkasa yang berukuran lebih dari 4 inci.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas sampah luar angkasa? NASA mengatakan benda itu adalah bagian dari perangkat keras seberat 2.630 kg (5.800 pon) yang dibuang oleh Stasiun Luar Angkasa Internasional setelah stasiun tersebut memasang baterai lithium-ion baru.
-
Sampah luar angkasa harus dijauhkan dari Bumi, berapa jaraknya? 'Anda harus menjauhkannya dari pengaruh Bumi, setidaknya 35.405,6 kilometer dari permukaan. Jika tidak, sampah akan bertabrakan dengan satelit,' jelasnya.
Roket H-2A, yang telah mengorbit di ketinggian 370 mil (600 kilometer) sejak meluncurkan satelit pada tahun 2009, merupakan salah satu dari ratusan badan roket yang sudah habis masa pakainya yang masih berada di luar angkasa dekat Bumi.
Meski usia dan kondisi roket ini menyulitkan upaya pemindahannya, inspeksi ADRAS-J menunjukkan bahwa adaptor muatan roket yang akan digunakan untuk menangkap roket tersebut masih utuh. Astroscale telah memiliki beberapa misi pembersihan sampah antariksa lainnya yang sedang dikerjakan.
Pada Juli lalu, perusahaan ini menandatangani kontrak dengan operator satelit Eutelsat OneWeb untuk mengeluarkan salah satu satelit OneWeb yang dilengkapi dengan pelat docking magnetik dari orbit pada tahun 2027. Konsep pesawat antariksa Astroscale lainnya—dengan lengan robotik—sedang dipertimbangkan oleh Badan Antariksa Inggris untuk kemungkinan mengeluarkan dua satelit tua asal negara itu.
Misi ADRAS-J2 direncanakan akan diluncurkan paling cepat pada tahun 2027. Astroscale sebelumnya telah menguji beberapa teknologi kunci dalam proyek bernama ELSA-M, yang berhasil berulang kali menangkap simulasi sampah antariksa menggunakan sistem magnetik. Sampah antariksa adalah masalah besar bagi industri antariksa.
Menurut ESA, ada sekitar 40.500 keping sampah antariksa yang ukurannya lebih besar dari 4 inci (10 cm) yang melayang di luar angkasa. Ini termasuk satelit tua, panggung roket yang habis masa pakainya, objek yang dibuang dari Stasiun Luar Angkasa Internasional, dan fragmen yang dihasilkan dari tabrakan dan ledakan.
Selain itu, terdapat 1,1 juta objek yang berukuran antara 0,4 dan 4 inci (1 hingga 10 cm), serta diperkirakan lebih dari 130 juta objek yang ukurannya lebih kecil dari 0,4 inci (1 cm) yang tersebar di luar angkasa dekat Bumi.
Sampah-sampah ini mengorbit Bumi dengan kecepatan yang luar biasa, sehingga berpotensi merusak segala sesuatu yang ada di jalurnya. Dengan meningkatnya jumlah satelit yang operasional, para ahli khawatir bahwa tabrakan tidak dapat dihindari, mengingat radar yang ada di Bumi hanya dapat mendeteksi fragmen sampah antariksa yang lebih besar.