Meski di Luar Angkasa, Astronot Masih Bisa Nyoblos, Begini Caranya
Para astronot sudah memberikan suara mereka dari luar angkasa melalui perwakilannya sejak tahun 1971.
Setiap suara warga negara dalam pemungutan surat amatlah penting. Tetapi, apakah terbayang jika orang-orang yang berada di luar angkasa tetap bisa memilih wakil mereka dalam politik?
Mengutip dari IFLscience, Senin (4/11), para astronot sudah memberikan suara mereka dari luar angkasa melalui perwakilannya sejak tahun 1971. Namun, biasanya tidak dengan pemungutan suara secara rahasia, melainkan memberitahu kontrol darat bagaimana mereka bermaksud ingin memberikan suara.
-
Bagaimana cara menjadi astronot? Astronot adalah pekerjaan yang banyak menjadi mimpi banyak orang. Kesempatan untuk menjelajahi luar angkasa, terlibat dalam pengembangan dan pengujian teknologi canggih, hingga pengalaman untuk hidup di lingkungan baru yang penuh tantangan juga menjadi alasan-alasan mengapa pekerjaan sebagai astronot banyak diminati orang.
-
Apa tugas astronot saat berada di luar angkasa? Ketika astronot pergi ke luar angkasa, mereka akan dilibatkan oleh sejumlah tugas penting dengan tanggung jawab yang cukup besar dan berdampak bagi kehidupan orang banyak.
-
Apa tugas astronot? Astronot adalah pekerjaan yang banyak menjadi mimpi banyak orang. Kesempatan untuk menjelajahi luar angkasa, terlibat dalam pengembangan dan pengujian teknologi canggih, hingga pengalaman untuk hidup di lingkungan baru yang penuh tantangan juga menjadi alasan-alasan mengapa pekerjaan sebagai astronot banyak diminati orang.
-
Apa yang Astronot NASA lakukan di luar angkasa? Seorang astronot biasanya bekerja di luar angkasa dalam jangka waktu 6 bulan lamanya. Mengutip Starlust, Selasa, (19/9), durasi seorang astronot bekerja di luar angkasa biasanya dipengaruhi oleh jenis misi dan tujuan seperti penelitian atau pemeliharaan alat.
-
Di mana astronot bekerja? Dilansir dari indeed, gaji rata-rata astronot di NASA di tahun 2023 bergantung kepada posisi dan pengalaman kerjanya, dan dimulai dari USD 104,898 sampai USD 161,141 per tahunnya atau setara dengan Rp.1,6 milyar sampai Rp.2,4 milyar per tahunnya.
-
Bagaimana astronot dites? Saat ini, Sheena Dev dari Pusat Antariksa Johnson NASA di Houston, Texas, bersama timnya mempelajari kinerja kognitif 25 astronot selama mereka bertugas di ISS. Melansir dari ara astronot menjalani 10 tes kognitif yang dirancang untuk mengukur kemampuan seperti penalaran abstrak, pengambilan risiko, memori kerja, dan perhatian. Melansir dari NewScientist, Jumat (22/11), beberapa tes itu dilakukan di Bumi, sekali sebelum misi dan dua kali setelahnya. Sementara sisanya, dilakukan selama mereka berada di ISS, baik di awal maupun akhir misi.
Salah satunya astronot asal Prancis, Thomas Pesquet, dirinya memberikan suara dari luar angkasa pada tahun 2017 dengan cara, dia memberikan wewenang kepada seorang kolega di Prancis untuk memberikan suara atas namanya.
Namun, lain pada astronot Amerika Serikat, astronot ini memberikan suara mereka secara langsung dan tentu dengan cara yang sedikit sulit. Pertama, para astronot perlu mengisi Aplikasi Kartu Pos Federal untuk meminta surat suara tidak hadir. Dengan begitu, mereka akan diizinkan untuk mengisi surat suara elektronik dari Stasiun Luar Angkasa.
Surat suara tersebut dienkripsi dan diunggah ke komputer stasiun, baru setelahnya dikirim ke Sistem Satelit Pelacakan dan Relay Data NASA, yang akan mengirimkan data ke Bumi ke antena darat di Fasilitas Uji White Sands. Barulah setelahnya, data dari antena dikirim ke Johnson Space Center di Houston, Texas.
Dari sana, surat suara dikirimkan secara elektronik ke petugas daerah untuk diajukan. Memang caranya sedikit rumit, tetapi justru lebih mudah dan murah daripada harus mengirim surat suara ke luar angkasa lalu kembali ke Bumi menggunakan pesawat antariksa.
Orang yang pertama kali memulai semua proses ini adalah Astronot John Blaha, orang yang berada di stasiun luar angkasa Rusia Mir pada tahun 1996. Ketika dirinya ingin memberikan suara dalam pemilihan presiden tahun 1996. Saat itu, NASA sudah mempunyai rencana, tetapi dihentikan oleh Sekretaris Negara Bagian Texas karena negara bagian tersebut belum memiliki ketentuan untuk pemungutan suara elektronik.
Di tahun 1997, munculah RUU yang mengizinkan hal tersebut dan astronot David Wolf adalah orang Amerika pertama yang memberikan suaranya dalam pemilihan dari luar angkasa. Sejak tahun 2004, para astronot Amerika mulai konsisten untuk memberikan suara dari ISS.
Namun, tahun 2012 menjadi pengecualian, dua astronot Amerika, Sunita Williams dan Kevin Ford, telah menyerahkan surat suara mereka sebelum melakukan penerbangan. Williams yang kini tengah berada di ISS, kemungkinan tidak memiliki kesempatan untuk melakukan penyerahan suara secara langsung tahun ini.
Hal ini dikarenakan misinya diperpanjang dari satu minggu menjadi delapan bulan karena permasalahan wahana antariksa Starliner milik Boeing. Dan satu-satunya astronot yang berkali-kali memberikan suara dari luar angkasa adalah Kathleen Rubins, dirinya memberikan suara pada tahun 2016 dan 2020.
Reporter magang: Nadya Nur Aulia