Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ternak Sapi Bali Jadi Andalan Petani Siak di Masa Peremajaan Sawit

Ternak Sapi Bali Jadi Andalan Petani Siak di Masa Peremajaan Sawit Sapi Bali. ©istimewa

Merdeka.com - Peremajaan perkebunan sawit merupakan masa-masa galau bagi petani. Mereka harus menunggu beberapa tahun untuk menikmati pundi-pundi uang dari sawit sementara pekerjaan lain belum tentu ada.

Namun lain halnya bagi petani di Kabupaten Siak, Riau, khususnya anggota Koperasi Unit Desa (KUD) Tunas Muda. Karena ikut program peremajaan sawit rakyat (PSR), mereka mendapat bantuan Rp1 miliar dari PT Perkebunan Nusantara atau PTPN V sebagai modal usaha peternakan sapi.

Chief Executive Officer PTPN V Jatmiko K Santosa mengatakan, bantuan kepada petani plasma perusahaan ini bertujuan mendongkrak kemandirian ekonomi petani yang pendapatannya menurun karena peremajaan perkebunan sawit.

"Dengan demikian diharapkan partisipasi petani dalam percepatan peremajaan kebun juga meningkat," kata Jatmiko di Pekanbaru. Dikutip dari Liputan6.com, Senin (25/1).

Jatmiko menerangkan, salah satu kendala percepatan PSR, selain permasalahan legalitas dan birokrasi, adalah kekhawatiran petani kehilangan penghasilan menjelang panen. Sebagai solusi, PTPN V juga memberikan kesempatan kepada petani bekerja langsung di areal perusahaan.

"Petani bisa mendapatkan gaji melalui pola padat karya tersebut, kemudian ada bantuan usaha sampingan melalui pendanaan UMK bergilir bergulir tadi," terang Jatmiko.

Jatmiko mengatakan, modal peternakan sapi di KUD tersebut juga program jangka panjang karena bisa mengintegrasikan sawit dengan sapi. Dari kebun sawit, petani bisa mencari pakan sementara sapi bisa menjadi pupuk.

Tidak hanya modal, petani penerima bantuan juga didampingi mengembangkan peternakan. Sehingga ke depannya, Siak tidak hanya jadi sentra sawit tapi juga sentra peternakan sapi.

"Saya berharap program ini berhasil sehingga menjadi nilai tambah ekonomi bagi para petani," kata pria yang juga menjabat Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Cabang Provinsi Riau ini.

Sementara itu, Ketua KUD Tunas Muda, Setyono, menyebut anggotanya juga sudah beternak sapi secara mandiri. Kemudian dengan program ini, ekonomi petani lebih terjaga selama replanting dan para petani mendapatkan tambahan sapi berupa jenis sapi bali.

"Sapi Bali dipilih karena memiliki sejumlah keunggulan seperti tingkat adaptasi dan fertilitas tinggi serta daging yang lebih tebal," katanya.

Setyono merinci, dana Rp1 miliar yang didapat tidak seluruhnya digunakan untuk membeli sapi, melainkan juga digunakan untuk mendirikan kandang, serta perawatan perkebunan sawit milik para petani yang melaksanakan peremajaan.

"Saat ini sudah ada 50 ekor sapi bali yang kita beli. Sapi-sapi tersebut kita bagikan kepada para petani anggota," ujarnya.

Setyono mengatakan bahwa kelompok tani yang dia pimpin telah memiliki pengalaman beternak sapi secara mandiri sejak 2005 silam. Dia memastikan pengalaman itu akan menjadi modal berharga dalam penerapan praktik peternakan sapi bali yang tepat dengan integrasi perkebunan sawit.

Dia juga menyebut kebutuhan daging sapi di Kabupaten Siak cukup besar sehingga dirinya tidak khawatir dengan pemasaran daging sapi di kemudian hari.

"Terima kasih banyak kepada PTPN V yang mendukung kami secara penuh karena tidak hanya membantu dalam peremajaan sawit melalui jaminan pembiayaan, jaminan bibit unggul, dan jaminan kultur teknis, saat ini usaha sapi kami juga mendapat pendanaan," terangnya.

Setyono berkomitmen agar program ini berhasil dan menjadi pilot project pengembangan sapi di perkebunan sawit. Dia pun berdoa ke depannya Kabupaten Siak bisa menjadi sentra peternakan sapi.

Tunas Muda merupakan salah satu dari empat KUD petani plasma PTPN V yang tengah melaksanakan peremajaan sawit. Program peremajaan sawit rakyat itu dilaksanakan sepenuhnya oleh perusahaan perkebunan milik negara tersebut dengan total luas lahan mencapai 720 hektare.

Hingga kini, PTPN V terus mengakselerasi PSR sesuai dengan target perusahaan seluas 18.000 hektare hingga tahun 2023 mendatang.

(mdk/cob)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menilik Kehidupan Petani Blitar pada Masa Jawa Kuno, Pajak Sawah Naik karena Korupsi Dinas Agraria
Menilik Kehidupan Petani Blitar pada Masa Jawa Kuno, Pajak Sawah Naik karena Korupsi Dinas Agraria

Korupsi ternyata sudah ada di negeri ini sejak zaman dulu kala.

Baca Selengkapnya
Sempat Merantau ke Jakarta untuk Mengadu Nasib, Ini Kisah Sukses Petani Lereng Sumbing
Sempat Merantau ke Jakarta untuk Mengadu Nasib, Ini Kisah Sukses Petani Lereng Sumbing

Walaupun warga asli Sukomakmur, namun Lihun merasakan betul bagaimana sulitnya merintis pekerjaan sebagai petani.

Baca Selengkapnya
Cerita Petani Kendeng dan Dilema yang Dihadapi, Sering Kena Apes Walau Sudah Gelar Sedekah Bumi
Cerita Petani Kendeng dan Dilema yang Dihadapi, Sering Kena Apes Walau Sudah Gelar Sedekah Bumi

Berbagai tantangan mereka hadapi, mulai dari proyek penambangan hingga serangan hama tikus

Baca Selengkapnya
Awal Mula Tradisi Sapi Gerumbungan yang Kini Nyaris Punah
Awal Mula Tradisi Sapi Gerumbungan yang Kini Nyaris Punah

Jika bibit sapi biasanya dibandrol sekitar Rp 9.000.000 per ekor, bibit Sapi Gerumbungan bisa sampai Rp 11.000.000 per ekor.

Baca Selengkapnya
Kisah Para Petani di Yogyakarta yang Terjebak Kemiskinan Ekstrem, Kini Sudah Bisa Kelola Lahan dan Beli Sapi Sendiri
Kisah Para Petani di Yogyakarta yang Terjebak Kemiskinan Ekstrem, Kini Sudah Bisa Kelola Lahan dan Beli Sapi Sendiri

Perekonomian mereka terangkat berkat Bantuan Keistimewaan Khusus (BKK) yang dianggarkan dari Dana Keistimewaan

Baca Selengkapnya
Pengusaha Kecewa Kinerja Industri Sawit Menurun Tahun Ini
Pengusaha Kecewa Kinerja Industri Sawit Menurun Tahun Ini

Kinerja industri kelapa sawit di Indonesia tak sebaik dari tahun kemarin.

Baca Selengkapnya
FOTO: Penampakan Sawah di Bekasi Kering Kerontang dan Tak Bisa Ditanami, Banyak Petani Nganggur
FOTO: Penampakan Sawah di Bekasi Kering Kerontang dan Tak Bisa Ditanami, Banyak Petani Nganggur

Mengeringnya areal persawahan ini disebabkan oleh fenomena El Nino yang memicu musim kemarau panjang dan terlambatnya awal musim hujan.

Baca Selengkapnya
Tak Banyak Orang Tahu, Metode Ini Bisa Jadi Salah Satu Cara Capai Swasembada Daging Sapi di Indonesia
Tak Banyak Orang Tahu, Metode Ini Bisa Jadi Salah Satu Cara Capai Swasembada Daging Sapi di Indonesia

Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit (Siska) merupakan suatu program yang mengintegrasikan ternak dengan kelapa sawit.

Baca Selengkapnya
Kehidupan Para Petani Bawang Putih di Jateng, Masih Dikelola Tradisional Demi Hasil Panen Berkualitas
Kehidupan Para Petani Bawang Putih di Jateng, Masih Dikelola Tradisional Demi Hasil Panen Berkualitas

Pada tahun 1980-an, komoditas bawang putih di Jateng memasuki masa jaya. Kini petani berharap campur tangan pemerintah agar komoditas itu bisa bersaing di pasar

Baca Selengkapnya
Elegi Petani Padi Jakarta
Elegi Petani Padi Jakarta

Area persawahan di Jakarta tersebut terdampak kekeringan panjang

Baca Selengkapnya