TGB Zainul Majdi kutuk serangan teroris: Itu tindakan sangat barbar
Merdeka.com - Tuan Guru Bajang (TGB), M Zainul Majdi, mengutuk serangkaian serangan teroris yang terjadi dalam sepekan terakhir. Menurutnya, aksi para teroris itu merupakan perilaku barbar yang harus diperangi bersama-sama.
Hal ini disampaikan TGB di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (18/5) sore.
"Tentu kami mengutuk ya karena itu tindakan yang sangat barbar menurut saya. Bertentangan dengan semua nilai-nilai baik. Termasuk tentunya dengan Islam," jelas Gubernur NTB ini.
-
Apa yang bisa digunakan untuk mengajarkan agama Islam? Pantun lucu islami dapat menjadi salah satu sarana untuk mengajarkan tentang agama Islam.
-
Siapa tokoh utama penyebar Islam di Jawa? Maulana Malik Ibrahim: Dikenal sebagai penyebar Islam pertama di Pulau Jawa, Maulana Malik Ibrahim juga dikenal dengan nama Kakek Bantal.
-
Apa yang Gus Baha tegaskan tentang Islam di Jawa? 'Wali Songo memang memulai penyebaran Islam yang meluas, tetapi secara keseluruhan, Islam sudah ada sebelumnya,' jelasnya.
-
Siapa yang biasa memberikan dakwah? Kegiatan dalam agama Islam tersebut dilakukan oleh mereka yang kemudian disebut dengan pendakwah.
-
Apa pesan utama dari kata-kata islami? Kata-kata Islami bijak dan memotivasi memiliki kekuatan untuk menyentuh hati dan memberikan inspirasi dalam menjalani kehidupan. Ungkapan-ungkapan ini tidak hanya membawa pesan spiritual, tetapi juga memberikan panduan moral yang bisa diterapkan dalam berbagai situasi.
-
Kenapa kata-kata islami penting? Dengan memadukan nilai-nilai kebaikan, kesabaran, dan ketawakalan, kata-kata tersebut dapat membangkitkan semangat seseorang untuk menghadapi tantangan hidup dengan penuh keyakinan.
Menghadapi ancaman teroris ini, TGB mengatakan bukan hanya membutuhkan kerja aparat atau perangkat negara tapi juga semua elemen bangsa. "Kita semua harus bekerja bersama-sama untuk menghadapi itu," ujarnya.
Terorisme, kata TGB, berakar dari pemikiran ekstrem dan kesalahan dalam memahami agama. Hal ini tak bisa ditangani polisi. Karena itu harus ditangani tokoh agama atau tokoh umat.
Tokoh agama harus menyampaikan pesan dan konsep Islam moderat atau jalan tengah. Karena pemikiran tak mungkin dilawan dengan senjata.
"Bahwa pemikiran yang salah itu kan tidak takut sama senjata, karena dia mencari kematian malah. Ini menurut saya selain negara bekerja sesuai aturan UU yang ada, harus ada kerja kultural dan keumatan, untuk menjelaskan dan menyampaikan ke seluruh umat tentang konsep keislaman yang rahmatan lil alamin," paparnya.
Menurutnya penting juga revisi UU Terorisme segera dirampungkan sehingga aparat memiliki payung hukum dalam menindak kejahatan luar biasa ini. Dengan demikian upaya pencegahan dapat dikedepankan. Pasalnya selama ini aparat baru bisa melakukan tindakan setelah aksi teror terjadi.
"Kalau sudah terjadi seperti ini terus-terusan repot juga kita. Islam juga yang rusak namanya. Santri-santri ada yang kena ekses, kardus dibongkar segala macam. Jadi ada phobia juga pada akhirnya," terangnya.
"Jadi titik temunya di situ. Bagaimana perumusannya, silakan rumuskan pada rancangan yang ada. Tapi titik temunya adalah, penindakan kepada terorisme itu tak boleh menunggu terjadinya aksi terorisme itu. Kalau sudah terjadi, kerugiannya terlalu besar," jelas dia.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Narasi intoleran dan radikal dari kelompok teror ini perlu diimbangi dengan narasi tandingan berupa moderasi beragama dan seruan toleransi.
Baca SelengkapnyaKehidupan beragama tentu tidak bisa dilepaskan dari urgensi menjaga keutuhan persatuan bangsa
Baca SelengkapnyaDi tengah upaya membumikan toleransi pada keberagaman, kelompok radikal melakukan framing terhadap moderasi beragama.
Baca SelengkapnyaUntuk membentuk ketahanan ideologi masyarakat, salah satunya dengan mendekati dan memberi arahan kepada para takmir masjid.
Baca SelengkapnyaSetiap individu selayaknya bisa menjadi sosok yang menyebarkan kebaikan dan menjaga harmonisasi.
Baca SelengkapnyaPerdebatan tentang urgensi mendirikan negara Islam sudah selesai ketika pendiri bangsa sepakat dengan format Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Baca SelengkapnyaAgama harus mejadi perekat, maka tempat ibadah bukan menjadi tempat pemecah belah.
Baca SelengkapnyaWapres Ma'ruf menegaskan Islam bukanlah agama kekerasan, melainkan agama yang penuh kasih,
Baca SelengkapnyaJemaah Masjid di Gunung Kidul Lebaran Kemarin dengan Dalih "Sudah Telepon Allah", Begini Reaksi PBNU
Baca SelengkapnyaIslamophobia juga bisa disebabkan oleh propaganda media yang bertujuan membuat kerusakan.
Baca SelengkapnyaPerlu adanya upaya penyuluhan kepada para pengurus terkait hal tersebut.
Baca Selengkapnya