Turis Asal China Meninggal di Pink Beach Labuan Bajo, Begini Kronologinya
Korban diketahui snorkeling sendirian dan tanpa dilengkapi pelampung
Turis Asal China Meninggal di Pink Beach Labuan Bajo, Begini Kronologinya
Seorang turis asal China bernama Zhang Yanyang (41) meninggal di Pink Beach Kawasan Taman Nasional Komodo TNK), Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Sabtu (10/2).
Kepala Satuan Polisi Air dan Udara (Satpol Airud) Polres Manggarai Barat AKP I Wayan Merta mengatakan, korban meninggal karena kelelahan saat snorkeling.
"Kami sudah lidik, sudak periksa dari kapal dan guide (pemandu wisata) lalu kami antar korban ke rumah sakit, sekarang tunggu perkembangan dari keluarga korban," kata Wayan Merta. Dikutip dari Antara.
Dia menjelaskan, Zhang berwisata bersama orang tuanya di Labuan Bajo, Jumat (9/2).
Kronologi kejadian, lanjut dia, korban bersama 24 tamu lainnya setelah berwisata di Pulau Padar Kawasan TNK, melakukan kunjungan ke Pink Beach menggunakan Speedboat East Cruise Komodo.
Saat tiba di Pink Beach, para wisatawan diminta hanya menikmati destinasi wisata selama satu jam dan tidak diperkenankan untuk snorkeling.
Namun demikian, setelah lebih dari sejam, pemandu wisata tidak menemukan korban saat semua tamu dikumpulkan. Korban lalu dicari dan ditemukan dalam dalam keadaan terbaring dan pingsan di pinggir pantai.
"Mereka sudah diberitahu oleh guide kalau di Pink Beach tidak ada yang berenang dan kapal stand by di tepi pantai. Dia (korban) snorkeling tidak diketahui oleh guide, dugaan meninggal karena kelelahan dan dia diketahui tidak tahu berenang. Dia pakai baju saja berenang, tidak pakai life jacket," jelasnya.
Selanjutnya, guide dan beberapa kru speedboat melakukan evakuasi dengan melakukan pertolongan pertama, dan membawa korban menuju Labuan Bajo.
Setibanya di Labuan Bajo, korban dibawa ke RS Siloam Labuan Bajo untuk penanganan medis lebih lanjut.
"Agen perjalanan masih berkoordinasi koordinasi dengan mereka, masih tunggu keluarganya datang. Dari mereka tidak mau jenazah sampai ke kampungnya, karena mau kremasi. Karena di sini tidak ada maka akan kremasi di Bali dan kembali ke Tiongkok bawa abunya. Sekarang masih tunggu keluarganya, karena orang tuanya tidak bisa bahasa Inggris," pungkasnya.