Usai Diperiksa KPK 8 Jam, Kusnadi Staf Hasto Akui Pernah Bertemu Harun Masiku
Kusnadi berkata jujur dirinya pernah berjumpa dengan Harun Masiku
Usai Diperiksa KPK 8 Jam, Kusnadi Staf Hasto Akui Pernah Bertemu Harun Masiku
Kusnadi, Staf dari Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, selesai menjalani pemeriksaan oleh penyidik KPK sebagai saksi dalam kasus pencarian buronan Harun Masiku (HM). Dia mengatakan, pemeriksaan berjalan seputar isi dari ponselnya yang disita oleh penyidik KPK beberapa waktu lalu.
“Ya masih (soal isi hape),” kata Kusnadi kepada awak media di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Rabu (19/6/2024).
Namun Kusnadi menegaskan, tidak ada isi dalam ponselnya percakapan terkait Harun Masiku dengan Hasto. Menurut dia, isi ponselnya hanya sebatas administrasi pembayaran pertunjukan wayang.
“Tidak ada percakapan HM, pembayaran wayang kemarin itu aja kok,” jelas dari anak petani bawang ini.
Meski tidak pernah ada pembicaraan soal Harun Masiku, Kusnadi berkata jujur dirinya pernah berjumpa dengan sosok buronan KPK yang sudah hampir lima tahun tersebut.
“Ya pernah,” singkat dia.
Saat ditegaskan kapan kali terakhir Kusnadi bertemu Harun dan dimana lokasinya, dia enggan menjawab dan menyudahi sesi wawancaranya dengan masuk ke dalam kendaraan.
Sebagai informasi, keterlibatan Kusnadi berawal dari pemeriksaan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto sebagai saksi dalam kasus pencarian buron Harun Masiku.
Saat Hasto diperiksa, Kusnadi dipanggil penyidik KPK untuk memenuhi panggilan Hasto. Kusandi yang menunggu saat Hasto diperiksa menuruti apa yang diperintahkan penyidik. Dia pun diminta masuk ke dalam gedung KPK dengan tanpa membawa apa pun, termasuk barang pribadinya.
Namun sesampainya di dalam, Kusnadi mengaku Hasto tidak memanggilnya. Kendati demikian, barang pribadi Kusnadi yang sudah dititipkan sebelum masuk ke ruangan tidak lagi boleh diambil olehnya dengan alasan disita penyidik.
Kusnadi merasa apa yang dilakukan penyidik adalah tindakan melanggar standar prosedur kerja dan tidak beretika. Karena sengaja menipu untuk melucuti barang pribadinya tanpa persetujuan.