Wajibkan Pelajar SMA Masuk Pukul 5 Pagi, Pemprov NTT: Untuk Bangun Jiwa Korsa

Merdeka.com - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Nusa Tenggara Timur (NTT) mewajibkan pelajar SMA dan SMK masuk sekolah pada pukul 05.00 WITA. Kebijakan ini telah diterapkan sejak Senin (27/2) kemarin, dan sudah mulai dilaksanakan beberapa SMA dan SMK di Kota Kupang.

"Program ini sudah berjalan sejak Senin kemarin pagi di SMAN 6 Kupang," kata Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT, Linus Lusi kepada wartawan, Selasa (28/2).

Menurutnya, kebijakan yang diterapkan ini merupakan sebuah langkah baru dan tepat untuk menata wajah pendidikan, sekaligus menggelorakan restorasi pendidikan di NTT.

"Kami ingin menata wajah baru pendidikan di NTT melalui program ini, yakni dengan kedisiplinan, habitat belajat baru serta program baru," ungkap Linus Lusi.

Dia mengapresiasi kesadaran individu. Seperti yang sudah berjalan di SMAN 6, yang terletak di pinggiran Kota Kupang karena telah menerapkan kebijakan itu.

Program ini diyakini merupakan langkah inovasi dalam percepatan pembaharuan pendidikan dengan target pembinaan watak, karakter serta penanaman nilai-nilai akademik serta sosial tumbuh dan berkembang pada ekosistem persekolahan di pagi hari.

Dia menegaskan, keputusan ini diambil atas berbagai pertimbangan yakni, kedisiplinan, mutu pendidikan akademik maupun nonakademik, serta pertimbangan dari aspek astronomi (dalam pertimbangan guru gerografi).

"Berdasarkan pertimbangan ini, maka kami putuskan bersama kepala sekolah se-Kota Kupang untuk jam 5 pagi masuk sekolah," tuturnya.

Berdasarkan kesepakatan itu, kata Linus Lusi pihak sekolah pun melakukan sosialisasi terhadap para guru, orang tua terutama peserta didik.

"Saya kira siswa-siswi dalam masanya dengan aspek psikologi, mereka senang, serta pada masa pertumbuhan mereka dilatih untuk bangun pagi dan belajar sehingga peroleh banyak aktivitas di sekolah untuk bangun jiwa korsa yang tangguh dalam aspek pendidikan dan menumbuhkan sebuah mutu budaya pendidikan baru," jelasnya.

Dia mengakui kebijakan ini dijalankan tidak terlepas dengan banyaknya tantangan yang akan dihadapi. Sehingga dia meminta dukungan dan pengertian mendalam dari orang tua dan siswa.

Menurut Linus, permasalahan seperti kendaraan di pagi hari akan dikoordinasikan dengan Penjabat Wali Kota Kupang. "Kendaraan itu telah disiapkan dan armada-armada itu bisa diturunkan," ujarnya.

Linus Lusi menambahkan, dampak positif dari kebijakan ini adalah menimbulkan pertumbuhan ekonomi baru di waktu pagi hari. "Kebijakan ini hanya berlaku untuk peserta didik kelas XII, ke depan kami akan berlakukan untuk umum," bebernya.

Kebijakan ini diakui pertama kali di Indonesia, yang digagas oleh Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, saat melakukan pertemuan resmi dengan semua kepala sekolah SMA di Kota Kupang.

"Seluruh sekolah setuju atas kebijakan ini dan siap laksanakan," tutup Linus Lusi.