Wisata halal turut kuatkan ekonomi Indonesia
Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) menilai peran wisata halal di Indonesia cukup strategis. Sebab, wisata halal mendukung pengembangan ekonomi Indonesia. Khususnya ekonomi syariah. BI pun menilai peningkatan sektor pariwisata menjadi kunci penguatan ekonomi Indonesia.
Penilaian tersebut disampaikan Executive Director Bank Indonesia Wiwiek Sisto Widayat. Ia menyampaikan itu dalam konferensi internasional di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Senin (15/10).
Pertemuan ini dihadiri delegasi Annual Meeting IMF-World Bank Group yang berasal dari berbagai negara. Tema yang diangkat dalam konferensi adalah Strengthening Islamic Economy Through Halal Tourism: Challenges, Opportunities and Prospects.
-
Bagaimana Lombok jadi wisata halal? Sejumlah destinasi dan akomodasi wisata di wilayah ini telah mengutamakan kehalalan pada setiap layanannya.
-
Siapa yang mengembangkan wisata halal di Indonesia? Kemenparekraf mulai mengembangkan konsep wisata halal di sejumlah daerah di Indonesia.
-
Apa yang dimaksud dengan wisata halal? Wisata halal adalah layanan amenitas, atraksi, dan aksesibilitas yang ditujukan dan diberikan untuk memenuhi pengalaman, kebutuhan, dan keinginan wisatawan muslim.
-
Kenapa ekonomi hijau penting bagi Indonesia? Airlangga menekankan ekonomi hijau tidak hanya penting untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi. Melainkan sebagai langkah strategis untuk keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah (middle-income trap) dan menuju negara berpendapatan tinggi setara dengan negara maju.
-
Apa daya tarik utama kota wisata di Indonesia? Indonesia dengan keanekaragaman budaya, alam, dan sejarahnya, menawarkan keindahan wisata yang memukau bagi para pengunjung.
-
Bagaimana cara Workshop membantu pariwisata Indonesia? 'Saya kira keberadaan Workshop ini tidak hanya akan mendukung program pembangunan di Surakarta, karena ini UPTP Pemerintah Pusat, maka tentu kita bisa mendongkrak sektor pariwisata secara keseluruhan,' Sesditjen Binalavotas, Syamsi Hari, menambahkan, Workshop Pariwisata dibangun di atas lahan seluas 4500 m² dan luas bangunan 3150 m² dengan tinggi 6 lantai.
Panel diskusi berisi pembicara-pembicara ahli di bidang ekonomi syariah. Di antaranya Direktur Jenderal Islamic Research and Training Institute (IRTI), Islamic Development Bank (IDB) Prof. Dr. Humayon Dar yang berasal dari Saudi Arabia dan CEO GMTI Mastercard Crescent Rating, Singapura, Fazal Bahardeen.
Wiwiek menyatakan, ekonomi dan keuangan syariah merupakan salah satu tema yang didorong Indonesia dalam Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018. Sebab, pariwisata halal sangat berpotensi untuk dikembangkan.
"Hal ini mengingat banyaknya jumlah umat muslim di dunia. Di sisi lain, wisata halal juga menghadapi berbagai tantangan. Terutama dari sisi budaya, demografi, tujuan maupun alokasi biaya yang dikeluarkan untuk berwisata," terang Wiwiek.
Dijelaskannya, wisata halal tidak dapat berdiri sendiri. Namun juga menjadi bagian dari keseluruhan industri halal, yang juga mencakup sektor finansial dan pembiayaan. Untuk itu, dari sisi Indonesia, sangat disadari pentingnya kerja sama dengan berbagai negara, pemerintah dan pemangku kepentingan untuk mendorong pengembangan wisata halal.
"Kerja sama juga perlu dilakukan dengan pemangku kepentingan di daerah-daerah wisata halal. Untuk itu diperlukan pemahaman lebih dalam dari berbagai pihak dalam pengembangannya," jelasnya.
Wiwiek menyebut, banyak daerah di Indonesia yang berpotensi dikembangkan sebagai tujuan wisata halal. Salah satunya Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Pemerintah daerah NTB berhasil menunjukkan potensinya di bidang pariwisata. Di sana ada resor, makanan tradisional, tempat-tempat bersejarah Islam dan tentu saja indah pantai. Wisatawan juga bisa datang ke sini dengan kapal pesiar dan menikmati keindahan selat lombok di sore hari," tutur Wiwiek.
Mayoritas wisatawan yang datang ke NTB berasal dari Australia, Malaysia, Singapura dan dari beberapa wilayah di Indonesia. Lombok telah dicanangkan sebagai The Best Destination for Halal Tourism Resort di dunia dari CNBC Indonesia di tahun 2017 dan Mastercard-CrescentRating Global Muslim Travel Index (GMTI) tahun 2018.
Selain itu, Lombok juga berhasil mendapatkan penghargaan The World Halal Tourism dua tahun berturut-turut di tahun 2015 dan 2016 di Dubai sekaligus sebagai The World Best Halal Honeymoon Destination.
"Alhamdulillah, sudah kita lihat beberapa perbaikan di sini setelah gempa bumi. Membangun kembali rumah, publik infrastruktur (sekolah, masjid, dll) dan fasilitasnya diproses oleh lokal pemerintah, lembaga sosial, dan organisasi publik. Bahkan internasional di bawah organisasi multinasional dan negara negara tetangga turut membantu," paparnya.
Wiwiek menjelaskan, ekonomi Islam Indonesia sangat prospektif seperti yang ditunjukkan dalam varietas di Indonesia. Seperti makanan halal, busana Islami, pariwisata halal, kosmetika halal dan halal obat-obatan.
"Termasuk Rendang yang Dinobatkan jadi makanan paling lezat berdasarkan 50 dunia makanan terbaik (CNN travel). Mode Islam juga semakin populer di kalangan generasi milenial dan gaya hidup halal menjadi semboyan muslim di Indonesia saat ini," terangnya.
Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata Rizki Handayani, menegaskan jika wisata halal juga mendapat perhatian serius Kemenpar.
“Dengan mayoritas warga adalah muslim, wisata halal jelas mendapat porsi lebih. Apalagi Indonesia memiliki banyak destinasi halal. Salah satunya Lombok yang keindahannya sudah diakui dunia. Untuk itu Kemenpar terus mendorong percepatan perbaikan sarana wisata disana,” katanya.
Menurutnya, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) juga sudah menegaskan ke dunia internasional jika pariwisata Nusa Tenggara Barat (NTB) sudah pulih. Kemenpar tetap mengangkat kembali destinasi wisata NTB pascagempa Lombok.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, pada 2019, wisata halal Indonesia ingin jadi yang terbaik.
"Pada September 2018 kemarin Indonesia akan meluncurkan Indonesia Muslim Travel Index (IMTI). Sehingga ekosistem wisata halal terkondisi Indonesia untuk bisa menyesuaikan standar yang direkognisi global," kata Menpar Arief Yahya.
Dalam IMTI, indikator yang digunakan merupakan bauran apa yang dipunyai Global Muslim Travel Index (GMTI), Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI) yang diterbitkan World Economic Forum (WEF) dan The Halal Travel Indicator (HTI) yang menjadi bagian dalam State of the Global Islamic Economy Report inisiasi Thomson Reuters bersama DinarStandard.
"Kita mempelajari empat indikator dalam GMTI, juga 14 pilar TTCI. Kalau mereka berubah, Indonesia ikut. Ini tidak sempurna, tapi kita ikuti karena ini direkognisi dunia," jelasnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Potensi besar pariwisata ramah muslim di Indonesia terus berkembang pesat, dengan nilai belanja yang melampaui USD 200 miliar.
Baca SelengkapnyaWisata halal adalah salah satu konsep pariwisata menarik yang ditawarkan oleh Indonesia.
Baca SelengkapnyaLiterasi dan inklusi keuangan syariah dapat meningkat lebih pesat dengan Islamic ecosystem (ekosistem halal) yang lebih kuat.
Baca SelengkapnyaWapres Ma'ruf Amin memberi sanjungan kepada BSI karena mampu menggelar pameran ekonomi dan industri syariah terbesar.
Baca SelengkapnyaMenurut Jokowi, angka-angka industri keuangan syariah tumbuh lebih tinggi dibanding bank nasional.
Baca SelengkapnyaSGIE merupakan laporan menyeluruh yang memberikan gambaran mendalam tentang keadaan ekonomi Islam secara global.
Baca SelengkapnyaUMKM didorong untuk mempersiapkan diri dan memanfaatkan momentum tersebut agar siap berdaya saing.
Baca SelengkapnyaSebagai negara dengan penduduk muslim terbesar, Indonesia memiliki tanggung jawab untuk menjadi kiblat bagi inovasi pengembangan ekonomi syariah di masa depan.
Baca SelengkapnyaForum yang berlangsung atas kerja sama dengan BI ini menjadi platform strategis untuk membahas pengelolaan keuangan haji yang lebih efisien dan efektif.
Baca SelengkapnyaMenurut Wapres Maruf Amin, ini bisa menjadi ajang untuk memperkuat jaringan dan kolaborasi antara pelaku usaha di berbagai daerah.
Baca SelengkapnyaSebagai informasi, Indonesia telah meraih peringkat dua dari Global Travel Muslim Index 2022 dengan memperoleh poin sebanyak 70.
Baca SelengkapnyaPosisi tersebut naik satu peringkat dibanding dengan tahun sebelumnya, yang menempati urutan ke-4.
Baca Selengkapnya