AHY Balas Surat Pinangan Cawapres Anies, Begini Isinya
Akhirnya, Anies melakukan pertemuan dengan dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh pada 24 Agustus, dan sehari setelahnya itu mengirimkan surat kepada AHY.
Surat itu ditulisnya pada 25 Agustus 2023 lalu.
AHY Balas Surat Pinangan Cawapres Anies, Begini Isinya
Bakal Calon Presiden (Bacapres) Anies Rasyid Baswedan mengirimkan surat kepada Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk menjadi Cawapres.
"Tanggal 25 kemudian Mas Anies menuliskan surat tertulis mungkin surtnya sudah kebagian semua yah, sudah viral. Menuliskan surat untuk mengajak menjadi Cawapres," kata Kepala BPOPKK Partai Demokrat Herman Khaeron kepada wartawan di Gedung Parlemen Jakarta, Jumat (1/9).
Kemudian, surat itu pun dibalas oleh anak bungsu dari Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Dan ini di balas oleh Ketum AHY bahwa Bismillahirahmanirahim, tentu kami siap untuk bersama-sama menangkan Pilpres tahun 2024," kata Herman.
Kemudian, dilakukanlah pertemuan antara SBY, AHY serta Anies bersama dengan Tim 8. Pertemuan ini untuk melaporkan progres serta perkembangan dan untuk memastikan kapan akan dilakukannya deklarasi.
Lalu, saat itu diputuskanlah oleh Tim 8 jika deklarasi akan dilaksanakan antara 1-10 September 2024. Hal ini disebutnya menjadi komitmen yang kesekian kali.
"Karena pada waktu puasa Ramadhan juga dijanjikan akan deklarasi, tidak terwujud. Kemudian setelah lebaran tidam terwujud, kemudian sebelum naik haji, ingat mungkin ya naik haji, tidak juga dijalankan," jelas Herman.
"Kemudian setelah pulang dari naik haji juga tidak dijalankan, nah kemudian diputuskan hari baiknya tanggal 18 Agustus, karena juga sejalan dengan hari konstitusi, enggak juga dijalankan," sambung Herman.
Akhirnya, Anies melakukan pertemuan dengan dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh pada 24 Agustus, dan sehari setelahnya itu mengirimkan surat kepada AHY.
Surat itu kemudian dibalas AHY, dengan menyatakan kesiapannya. Lalu, pada 26 Agustus 2023 melakukan pertemuan dengan Ketua Majelis Syuro Salim Assegaf.
"Tanggal 29 padahal kami sedang mmpersiapkan baiknya seperti apa, kemudian forumnya seperti apa untuk deklarasi. Nah tahu, 29 kami mendapatkan informasi bahwa ada pertemuan NasDem dengan PKB di NasDem tower, kami menganggap itu adalah pertemuan birateral biasa dalam komunikasi politik ini dilakukan," papar Herman.
"Tetapi pada tanggal 30 Agustus Pak Sudirman Said diutus oleh Anies Baswedan untuk menyampaikan informasi kepada Tim 8 utusan Demokrat dan PKS untuk menyampaikan bahwa sudah diputuskan oleh NasDem Capres-Cawapresnya adalah Anies- Pak Muhaimin Iskandar, dari PKB, dan telah dilakukan kerjasama politik," sambung Herman.
Dengan begitu, NasDem telah membuat koalisi baru bersama dengan PKB dan meninggalkan koalisi sebelumnya.
"Artinya bahwa berarti NasDem membuat koalisi baru, koalisi baru antara NasDem dengan PKB, dan artinya pula meninggalkan koalisi perubahan, karena mengambil keputusan kerjasama sepihak tanpa kami ketahui, juga memutuskan Capres dan Cawapresnya sepihak gitu," ungkapnya.
Lalu, terkait dengan surat yang dikirim Anies pada 25 Agustus itu disebutnya ada dua orang saksi. Namun, ia belum mengungkapkan siapa dua orang saksi tersebut.
"Ada (saksi) bahkan mulai dari apa yang disampaikan di salah satu rumah di Jalan Lembang yang tanggal 13 Februari untuk menjemput hard clear bersama-sama Mas AHY ini juga ini juga ada saksinya dan keterangan saksinya di situ, dan kemudian pada menulis surat ada dua orang saksi di situ," ucapnya.
"Ya nanti dapat kami sampaikan ini juga tidak etis jika kita masuk terlalu dalam tatanan ini terlalu dalam, kami juga belum mengetahui keputusan majelis tinggi partai keputusan majelis sudah ada definitif sudah libur lagi 1 . Nanti kita akan ungkap seluruh dokumen yang pernah menjadi kesepakatan bersama," pungkas Herman.