Anies Ajak Mahasiswa Jaga Indonesia dengan Hadirkan Keadilan
Pesan itu disampaikan Anies saat melakukan kunjungan ke sejumlah kampus dan pondok pesantren di Sukabumi.
Anies menyebut, bangsa Indonesia memiliki keunikan dibanding negara lainnya. Salah satu keunikannya adalah menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
Anies Ajak Mahasiswa Jaga Indonesia dengan Hadirkan Keadilan
Bakal Calon Presiden (Bacapres) Anies Rasyid Baswedan mengajak generasi muda menjaga Indonesia dengan menghadirkan keadilan.
Ajakan ini disampaikan Anies di depan berbagai elemen mahasiswa dari berbagai kampus di Sukabumi, Jawa Barat, dalam acara Dialog Kebangsaan dengan tema Mempersiapkan Generasi Muda Menuju Indonesia Emas, di Institut Madani Nusantara (IMN), Rabu (20/9).
"Yuk kita jaga republik ini dengan menghadirkan keadilan. Persatuan Indonesia terjaga dengan hadirnya rasa keadilan," kata Anies.
Anies menyebut bangsa Indonesia memiliki keunikan dibanding negara lainnya.
Salah satu keunikannya adalah menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
"Anak muda kumpul, menyatakan kami Indonesia, ditandai dengan menyepakati bahasa persatuan. Yang dipilih bukan bahasa dengan penggunanya terbanyak, tapi perasaan kebersamaan," kata Anies.
Anies mengungkapkan, Indonesia adalah persenyawaan dari beragam etnis dan budaya, yang melebur menjadi bentuk baru bernama Indonesia. Ada Sunda, Batak, Minang, Manado, dan sebagainya, lalu berinteraksi dan melebur.
"Saat bicara kita bahasa Sunda, Batak, kita tak kehilangan Indonesianya. Begitu juga sebaliknya," kata Anies.
Anies Didoakan Jadi Presiden Kunjungi Ponpes Syamsul ‘Ulum Sukabumi
Anies juga menyempatkan melakukan silaturahmi ke Pondok Pesantren (Ponpes) Syamsul ‘Ulum, Sukabumi, Jawa Barat.
Dalam kunjungan itu, Anies didoakan menjadi presiden terpilih pada Pilpres 2024 oleh Hj. Neni Fauziah, cucu KH. Ahmad Sanusi dan Pimpinan Ponpes Syamsul ‘Ulum.
"Semoga rahmat Allah diturunkan hari ini untuk mengantarkan keinginan kita semua menjadikan Pak Anies sebagai presiden yang akan datang," kata Neni Fauziah disambut pekik takbir para tamu dan undangan, Rabu (20/9).
Saat itu, Ummi Neni sapaan akrab Neni Fauziah mengaku, tak mau memanggil Anies sebagai calon presiden.
"Jangan panggil calon presiden, tapi presiden 2024. Karena dengan doa, ini bisa dikabulkan," ujar Ummi Neni.
Dia menitipkan aspirasinya kepada Anies, dengan harapan dapat memajukan pendidikan pesantren, melakukan perubahan, dan merajut perdamaian.
"Kita titipkan pada Pak Anies harapan dan cita-cita, terutama pendidikan di pesantren lebih baik, ada keikhlasan, adakan perubahan. Ciptakan tanda perdamaian," ungkap Ummi Neni.
Di sela-sela kesempatan itu, Ummi Neni bercerita, Bung Karno sempat mengadakan perundingan dengan Almarhum KH. Ahmad Sanusi, pahlawan nasional Sukabumi. Saat itu, Bung Karno belum menjadi presiden.
"Hari ini Pak Anies berkumpul juga di rumah ini, sebelum ia jadi presiden," ucap dia.
Sementara itu, Anies mengucapkan rasa terima kasih pada keluarga besar Ponpes Syamsul ‘Ulum yang sudah berkenan menerima kehadirannya.
"Kami ucapkan terima kasih pada keluarga besar karena sudah berkenan menerima silaturahmi ini," ujar Anies.
Pertemuan ini, kata Anies, adalah upaya menyambung ikatan silaturahmi antar orang tua. Sebab, kakek Anies dan Ummi Neni merupakan pejuang saat menggulung kolonialisme dulu.
"Kini tanggung jawab kita anak-anaknya meneruskan perjuangan dengan menggelar keadilan dan kesejahteraan," pungkas Anies.
Setelah bersilaturahmi, Anies pun menyempatkan waktunya untuk melakukan ziarah ke makam KH Ahmad Sanusi, di area pesantren.