Anies: Kita Tidak Ingin Lagi Ada Ketimpangan Kemakmuran di Indonesia
Calon Presiden (Capres) Anies Baswedan menyampaikan visinya di pemilihan presiden (pilpres) adalah agar terwujud pembangunan yang adil makmur untuk semua.
Calon Presiden (Capres) Anies Baswedan menyampaikan visinya di pemilihan presiden (pilpres) adalah agar terwujud pembangunan yang adil makmur untuk semua.
Anies: Kita Tidak Ingin Lagi Ada Ketimpangan Kemakmuran di Indonesia
Karena dirasakan ketika menyatakan adil makmur seakan ketika angka makronya tercapai maka seolah sudah makmur.
"Tapi kalau dipotong siapa yang mendapatkan apa, maka di situ ada ketimpangan," katanya dalam pidato Kick Off Kampanye Nasional Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Depok, Minggu (26/11).
Anies menyatakan dirinya dan Muhaimin Iskandar sebagai pasangan calon yang membawa gagasan tentang perjalanan bangsa Indonesia yang semula berada di dalam fase yang sangat mendasar. Indonesia telah berhasil menjadi suatu bangsa di tahun 1928 dan ini tidak bisa dianggap sepele.
"Karena kita menyepakati satu bangsa, satu bahasa persatuan yang membuat pertemuan seperti ini tidak perlu penerjemah. Membuat rapat tidak perlu penerjemah dan membuat semua keputusan yang dibuat pemerintah tidak perlu diterjemahkan dalam dokumen lintas bahasa," ujarnya.
Hal ini nampaknya kecil. Tapi karena kita menganggap itu sebagai sesuatu yang sudah lama terjadi dan semua orang bisa berbahasa Indonesia maka menjadi sesuatu yang tidak penting.
Dulu tahun 1930-an di Pasar Senen menjadi pusat kursus Bahasa Indonesia. Banyak anak muda dari berbagai wilayah belajar Indonesia.
"Karena untuk menjadi Indonesia, bukan ditandai dengan hal lain tapi cukup dengan bisa berbahasa Indonesia maka anda menjadi Indonesia," ungkapnya.
Kemudian di tahun 1945, Indonesia sempat mengalami satu fase federasi dan baru di tahun 1950 setelah mosi integral Natsir maka Indonesia menjadi satu negara kesatuan. Kemudian Anies menceritakan di tahun 1957 di mana Indonesia hanya disebut sebagai tanahnya saja. Air dan laut Indonesia belum dianggap sebagai bagian dari Indonesia.
"Dimulailah Laut Nusantara melalui Deklarasi Juanda tahun 1982 tapi baru diakui dunia 25 tahun perjuangan. Tahun 1982 kita baru diakui dunia sebagai satu Tanah Air," ceritanya.
Sekarang yang menjadi pekerjaan rumah (PR) adalah Indonesia adil makmur untuk semua. Karena dia ingin menghadirkan adanya satu kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia.
"Kita tidak menginginkan lagi Indonesia yang ada ketimpangan, yang kemakmurannya jomplang antarwilayah. Ini bukan perjuangan yang sederhana tapi kita harus memiliki keteguhan untuk mau menjalani perjuangan ini," katanya.
Perjalanan selama 17 tahun sejak tahun 1928 hingga 1945 adalah sebuah perjalanan panjang. Kemudian dari tahun 1945 hingga 1982 juga sebuah perjalanan panjang. Demikian dari tahun 1928 hingga 2023 juga sebagai perjalanan yang panjang dan memerlukan stamina yang kuat.
"Ketika kita menyebut tahun 1945 maka kita siap-siap perjalanan 22 tahun ke depan bila kita kerjakan serius insyaallah bisa tercapai. Ini membutuhkan stamina perjuangan. Perjalanan ini dari tahun 1928 hingga 2023 adalah perjalanan panjang dan diperlukan stamina kuat. Untuk itu kita memiliki PR," pungkasnya.