Anies Baswedan : Ordal Membuat Orang Tak Berprestasi Mendapatkan Posisi
Praktik orang dalam juga terjadi di lingkungan pemerintahan.
Praktik orang dalam juga terjadi di lingkungan pemerintahan.
Anies Baswedan : Ordal Membuat Orang Tak Berprestasi Mendapatkan Posisi
Fenomena memanfaatkan kedekatan dengan orang dalam (Ordal) dalam instansi atau organisasi terjadi di berbagai lapisan masyarakat, mulai dari daerah hingga tingkat nasional. Fenomena itu dianggap sebagai penyebab orang berprestasi menjadi tersisih.
"Jadi fenomena ordal ini bukan satu, fenomena ordal ini ada di mana-mana dan itu artinya apa, yang terjadi ordal membuat orang tak berprestasi mendapatkan posisi," kata Calon Presiden Anies Baswedan di Kota Bekasi, Jumat (15/12).
Anies mencontohkan fenomena praktik tersebut, seperti mendapatkan tiket nonton konser dengan mudah karena ada ordal, atau mengganti peraturan pertandingan sepakbola.
"Mau nonton konser biar dapat tiket mudah ordal, pertandingan olahraga di kampung nanti aturannya bisa diganti kalau ada ordal, membentuk sepak bola kesebelasan ada titipan anak siapa ponakan siapa masuk," ungkapnya.
Menurut Anies, praktik serupa juga terjadi di lingkungan pemerintahan. Contohnya, ASN yang menjabat kepala bidang bisa menjadi direktur karena memiliki koneksi ordal.
"Jadi karir misalnya, ASN menjadi kepala bidang, menjadi kepala biro menjadi direktur, kita ingin prosesnya meritokrasi. Meritokrasi artinya apa yang berprestasi mendapat promosi, tapi adanya fenomena ordal ini apa yg terjadi? Yang punya koneksi yang dapat posisi, nah praktik seperti ini tidak pantas terjadi lagi dan harus dihentikan," jelasnya.
Fenomena ordal, lanjut Anies, tidak sesuai dengan kebutuhan di Indonesia. Karena orang yang tidak memiliki koneksi atau kenalan ordal akan tersingkir sekalipun berprestasi.
"Ordal membuat orang-orang yang karena koneksi bisa dapat posisi, sementara yang dibutuhkan di Indonesia adalah yang berprestasi uang dapat posisi," tegasnya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengatakan, praktik memanfaatkan ordal harus dihentikan. Caranya, yakni dengan menghentikan praktik tersebut dari puncak kepemimpinan di tingkat nasional.
"Nah praktik seperti ini tidak pantas terjadi lagi dan harus dihentikan, menghentikannya dari mana? Dari puncak. Kalau yang puncak berhenti mempraktikkan maka ke bawah mereka bilang ya negeri ini diatur pakai prestasi, pakai meritokrasi, tapi kalau yang di puncak itu mempraktikkan ordal, maka yang ke bawah juga," tutup Anies.