Anies Bilang Pemimpin Harus Punya Kestabilan Emosi, TKN Prabowo: Mungkin Intopeksi Diri Sendiri
Arief malah menyindir balik Anies yang justru menyerang saat debat capres. Maka dari itu, perkataan Anies adalah bentuk refleksi dirinya sendiri.
Arief malah menyindir balik Anies yang justru menyerang saat debat capres.
Anies Bilang Pemimpin Harus Punya Kestabilan Emosi, TKN Prabowo: Mungkin Intopeksi Diri Sendiri
Capres nomor urut 1 Anies Baswedan menyebut, bahwa pemimpin harus memiliki kestabilan emosional.
Komandan Tim Fanta (Pemiliy Muda) TKN Prabowo-Gibran, Arief Rosyid Hasan tidak merasa pernyataan Anies menyindir Prabowo Subianto. Justru, dia menilai Anies sedang introspeksi diri.
"Pokoknya, enggak baper lah. Ya mungkin beliau sedang introspeksi diri," kata Arief kepada di Medcen TKN Prabowo-Gibran, Jl Sriwijaya 16, Jakarta Selatan, Kamis (21/12).
Arief malah menyindir balik Anies yang justru menyerang saat debat capres. Maka dari itu, perkataan Anies adalah bentuk refleksi dirinya sendiri.
"Ya justru yang awal ngegas kan Mas Anies kan, ya kan? Jadi, ya kita sih tadi ya no hard feeling ya. Jadi, mungkin sedang introspeksi. Sebagai manusia saya kira wajar itu ada satu titik dimana kita harus berhenti dan introspeksi diri, bercermin," ucapnya.
Calon presiden (capres) nomor urut satu Anies Baswedan membeberkan, cara mengontrol emosi di tengah berbagai situasi politik saat ini. Menurut Anies, stabilitas emosi yang ia miliki telah terlatih sejak lama.
Hal ini disampaikan Anies dalam uji gagasan di Universitas Bina Bangsa Serang, Banten, Kamis (21/12). Mulanya, Anies ditanyai moderator terkait caranya mengatur emosi.
"Saya bersyukur ikut organisasi kemahasiswaan, berprestasi sejak SMA, SMP dan itu semua memberikan bekal karena kita ketemu dengan situasi yang nyaman, tidak nyaman, terus gonta-ganti," kata Anies.
"Sehingga setiap kali kita ketemu suasana yang tidak nyaman maka kita juga bisa mengendalikannya," sambung Anies.
Oleh sebab itu, Anies menegaskan pentingnya seorang pemimpin memiliki kestabilan, terutama dalam hal stabilitas emosi bukan kesantunan.
Pasalnya, dia menyebut sosok yang terlihat santun belum tentu mampu mengendalikan emosi.
"Pemimpin itu bukan dibutuhkan kesantunannya, pemimpin itu dibutuhkan stabilitasnya, karena stabilitasnya ada dalam dirinya, jiwanya, bukan di dalam tampilan luar, tampilan luarnya santun, sopan ini tampilan luar, tapi yang dibutuhkan bukan tampilan luarnya. Yang dibutuhkan adalah stabilitas emosi," jelas Anies.
Dia menjelaskan, kestabilan emosi diperoleh dari berbagai proses dan tantangan. Sebab, kata dia, seseorang yang tidak terbiasa menghadapi tantangan akan menunjukkan emosi yang tidak stabil.
"Tapi kalau tidak terbiasa dalam suasana tidak nyaman maka maunya serba nyaman. Ketika tidak nyaman dia akan bereaksi," ujarnya.