Anies Ingin Gratiskan PPB untuk Tanah Sekolah Swasta: Kita Ini Pelit, Padahal Mereka Mendidik Anak Kita
Anies menambahkan, tanah negara yang dipakai oleh swasta tidak akan hilang ketimbang dipakai oleh investor asing karena dapat hilang kapan saja.
Menurut Anies, pemerintah selama ini banyak dibantu lembaga swasta dalam hal pendidikan.
Anies Ingin Gratiskan PPB untuk Tanah Sekolah Swasta: Kita Ini Pelit, Padahal Mereka Mendidik Anak Kita
Calon presiden (capres) nomor urut satu Anies Baswedan, ingin menggratiskan Pajak Bumi Bangunan (PBB) atas tanah bagi sekolah-sekolah swasta yang ada di Indonesia.
Menurut Anies pemerintah selama ini banyak dibantu lembaga swasta dalam hal pendidikan.
Hal ini disampaikan Anies dalam Uji Publik 'Dialog terbuka Muhammadiyah Bersama Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden RI', di Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jawa Tengah, Selasa (22/11).
"Nomor satu, kesetaraan tadi ke depan sekolah-sekolah swasta, universitas-universitas swasta menurut kami harus dibebaskan atas tanah mereka, nol, harus nol. Kenapa? tanpa ada kampus swasta, tanpa ada sekolah swasta, kita nggak cukup untuk menyekolahkan anak-anak Indonesia."
Kata Anies.
Tak hanya itu, Anies menilai fasilitas sosial lainnya milik swasta yang memberikan pelayanan kepada masyarakat juga harus digratiskan PBB atas tanahnya.
"Cara negara membayar balik adalah PBB untuk sekolah, kampus semua yang sifatnya sosial termasuk rumah sakit yang sifatnya sosial itu Rp 0 PBB nya," ujar Anies.
Lebih lanjut, Anies juga ditanyai sikapnya soal kebijakan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) atau pegawai yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu sebagai guru. Terkait hal ini, Anies ingin guru P3K tetap bisa mengajar di sekolah swasta.
"Yang kedua, semua yang diangkat menjadi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja, P3K ini mereka dibiarkan untuk tetap mengajar di swasta karena mereka adalah guru-guru yang mengajar anak Indonesia," kata Anies.
Pemerintah, kata Anies mestinya menghargai para guru yang mengajar di sekolah swasta. Negara, kata dia harus berinvestasi ke lembaga swasta asli Indonesia, wabil khusus kepada lembaga yang sudah memberikan pelayanan ke masyarakat karena membantu tugas pemerintah.
Anies menilai, cara ini juga akan efektif meredam mahalnya akses pendidikan atau akses pelayanan lainnya milik swasta. Sebab, kata Anies mereka harus mengakuisisi tanah yang harganya amat termahal.
"Semua sekolah swasta biaya paling besar apa? Tanah. Jadi kami ke depan ingin tanah-tanah negara bisa dimanfaatkan oleh swasta selama itu dipakai untuk pendidikan, kesehatan, dan kegiatan sosial," ucap Anies.
"Kenapa? Loh apalagi seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah sudah mendidik bangsa Indonesia sebelum negeri ini ada. Kenapa sesudah ada negara justru berbalik? Kita ini pelit sama rakyat kita sendiri, kita nih pelit sama swasta kita sendiri."
Kata Anies.
@merdeka.com
Anies menambahkan, tanah negara yang dipakai oleh swasta tidak akan hilang ketimbang dipakai oleh investor asing karena dapat hilang kapan saja. Oleh sebab itu, Anies ingin negara hadir mengurangi biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh perguruan swasta.
"Bayangkan kalau sekolah pendidikan ke seluruh Indonesia tidak terbebani oleh hak belanja tanah di awal maka SPP-nya akan murah, biaya sekolahnya akan murah, itu dirasakan oleh seluruh keluarga kita di Indonesia," ucap Anies.
Cak Imin: Agama Solusi Bangun Kesehatan Mental Bangsa
Di kesempatan itu, Cak Imin juga menyinggung soal meningkatnya gangguan kesehatan mental di Indonesia. Cak Imin prihatin gangguan mental sebagai masalah baru di tengah masyarakat yang disebabkan oleh tekanan ekonomi, sosial, dan budaya yang terus berubah.
Sebagai upaya mengatasi masalah ini, Cak Imin menyoroti pentingnya peran negara dalam menjaga warganya dari gangguan mental. Ia menyatakan bahwa negara harus dapat mengantisipasi dan mengatasi perubahan yang cepat dalam berbagai aspek kehidupan.
Sebagai solusi konkret, Cak Imin mengusulkan penumbuhan dan pengembangan agama sebagai cara untuk mengatasi gangguan mental.
"Agama harus ditumbuhkembangkan agar seluruh problem gangguan mental yang menjadi penyakit baru bangsa ini, bisa diatasi dengan secepat-cepatnya oleh tokoh tokoh agama, pimpinan agama, ulama, kiai dan seluruh gerakan agama di Tanah Air kita," tegas Cak Imin.
Menurutnya, agama memiliki peran vital dalam menanggapi perubahan sosial dan ekonomi, serta dapat membentuk mental dan karakter bangsa. Dia berharap dengan pendekatan terhadap agama, kesehatan mental masyarakat Indonesia dapat selalu terjaga dengan baik.
"Dengan visi itu saya yakin dan optimis insyaallah agama menjadi berperan seara langsung, secara transmorfatif, maupun pembentukan mental, dan karakter bangsa," harap Cak Imin.