Bamsoet nilai kata-kata politisi 'sontoloyo' ungkapan kegalauan Jokowi
Merdeka.com - Ketua DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) menilai manusiawi Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut politisi sontoloyo karena mengkritik dana kelurahan yang direncanakan masuk R-APBN Tahun 2019. Sebab, menurutnya, Jokowi sudah sangat jengkel sehingga keluar kata-kata itu.
"Saya tidak bisa mengarahkan arahnya kemana karena menurut saya sangat manusiawi dan sudah diakui oleh Pak Jokowi sendiri bahwa dia kelepasan saking jengkelnya," kata Bamsoet di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (25/10).
Menurutnya, Jokowi menggunakan kata sontoloyo hanya sebagai ungkapan kegalauan. Selain itu, lanjutnya, mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga sudah meminta maaf.
-
Apa tanggapan PDIP soal Jokowi di Golkar? 'Dari manuver-manuver ini kan terbaca bahwa series cawe-cawe yang berlangsung selama ini dan kemungkinan ke depan, tidak lebih tidak kurang dari cara bagaimana agar bisa tetap berkuasa baik itu secara langsung maupun tidak langsung,' imbuh dia.
-
Kenapa Jokowi bergabung dengan Golkar? 'Kita perhatikan saat ini, meskipun putaran pileg atau pilpres ini belum selesai Jokowi secara gesit dan tangkas sudah mempersiapkan series cawe-cawe putaran berikut untuk memanfaatkan instrumen parpol mana yang bisa 'ditunggangi' untuk tetap berkuasa,' kata Andreas Hugo, saat dikonfirmasi, Senin (11/3).
-
Apa yang dibilang Jokowi soal kampanye? 'presiden boleh berkampanye.''
-
Bagaimana Jokowi berusaha agar tetap berkuasa? 'Diawali upaya untuk memperpanjang kekuasaan, dimulai dari upaya untuk menambah massa jabatan tiga periode, menambah massa jabatan 2-3 tahun, namun kedua upaya ini tidak berhasil,' ungkap dia.
-
Apa yang bisa dilakukan Jokowi untuk kabinet Prabowo? Tak hanya memberikan pendapat, mantan Wali Kota Solo tersebut juga bisa memberikan usulan nama untuk kabinet mendatang.
-
Siapa saja yang mendampingi Jokowi? Jokowi tampak didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
"Saya kira bukan hanya Pak Jokowi yang pernah mengunakan kata-kata itu sontoloyo itu untuk mengungkapkan rasa kegalauan kegundahan. Saya kira sangat manusiawi dan sudah diakui Pak Jokowi dan minta maaf," ungkapnya.
Politikus Partai Golkar ini mengatakan Jokowi juga selama ini juga sudah bersabar. Dia mengaku akan melakukan hal yang sama jika ada di posisi Jokowi.
"Ya barangkali sebagaimana seseorang sudah menahan diri untuk bersabar lalu kemudian melakukan langkah-langkah yang diyakini sudah benar dengan rakyat dana kelurahan untuk rakyat kemudian dituding macem-macem ya itu manusiawi lah terlontar dan sudah diakui itu," ucapnya.
Sebelumnya, Jokowi geram rencana penganggaran Dana Kelurahan jadi polemik. Dia heran niat baik pemerintah ingin membantu rakyat justru dipolitisasi. Jokowi mengingatkan rakyat agar hati-hati dengan para politikus. Sebab, ada banyak politikus baik di Tanah Air, namun ada juga politikus sontoloyo.
Di lain kesempatan, Jokowi mengaku keceplosan menyinggung soal politikus sontoloyo. "Kemarin saya kelepasan, saya sampaikan politikus sontoloyo. Ya itu, jengkel saya. Saya enggak pernah pakai kata-kata seperti itu. Karena sudah jengkel, ya keluar. Saya biasanya ngerem tapi sudah jengkel ya bagaimana," jelas Jokowi.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hasto menolak menanggapi lebih jauh ucapan Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia soal Jokowi yang nyaman berteduh di bawah Pohon Beringin.
Baca SelengkapnyaWaketum Golkar Bamsoet menegaskan partainya terbuka untuk siapa saja yang ingin bergabung
Baca SelengkapnyaJokowi membantah ikut cawe-cawe soal isu Munaslub Golkar.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid menilai permintaan maaf Presiden Jokowi di akhir masa jabatannya wajar saja
Baca SelengkapnyaLuhut mengungkapkan, bahwa Presiden Jokowi adalah sosok yang sangat mendengarkan pendapat seluruh pihak.
Baca SelengkapnyaJokowi mempertanyakan dirinya yang katanya disebut akan menjadi ketua maupun dewan pembina Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaDia mengungkapkan bahwa Jokowi sempat heran soal namanya ramai masuk Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo menilai, pemerintahan ke depan tidak membutuhkan oposisi.
Baca Selengkapnya