Cerita Mahfud Dipinang Jadi Cawapres Ganjar: Ditawari Sejak Mei dan Dibujuk Seluruh Partai Koalisi
Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang (OSO) juga berkelakar akan marah jika Mahfud tak maju menjadi bacawapres.
Mulai PDIP hingga PPP kerap menawari Mahfud MD
Cerita Mahfud Dipinang Jadi Cawapres Ganjar: Ditawari Sejak Mei dan Dibujuk Seluruh Partai Koalisi
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD akhirnya diumumkan sebagai bakal calon wakil presiden (Bacawapres) Ganjar Pranowo pada Rabu (18/10).
Mahfud mengungkapkan, proses tawaran menjadi bacawapres sudah mulai terjadi pada Mei 2023 oleh sejumlah elite PDIP.
"Kalau saya perlu nyebut nama yang ketemu itu misalnya Olly Dondokambey, Said Abdullah, Ahmad Basarah, banyaklah menjajaki gimana kalau ini (menjadi bacawapres),"
kata Mahfud dalam wawancara khusus.
merdeka.com
Mulanya, Mahfud menolak tawaran tersebut. Sebab, banyak yang menginginkan menjadi pasangan Ganjar.
Namun, nama Mahfud menjadi sering beredar digadang-gadang menjadi bacawapres Ganjar.
Bahkan, Presiden Joko Widodo pun sering menyebut namanya di dalam beberapa kegiatan.
Meski demikian, Mahfud mengaku selalu menghindar saat bertemu Jokowi. Ia takut dianggap meminta dukungan untuk menjadi Bacawapres Ganjar.
"Saya enggak pernah bicara soal itu dengan Pak Jokowi dan Pak Jokowi setiap ketemu saya ya seperti biasa wajahnya, sopan, ramah, bergurau tapi sama sekali dengan saya tidak nyinggung soal Pilpres, enggak,"
tegas Mahfud.
merdeka.com
Kemudian, tawaran tersebut mulai Mahfud pertimbangkan sekitar dua pekan lalu. Saat itu, banyak orang yang menganggap dirinya dapat menengahi persoalan gugatan usia capres cawapres ke Mahkamah Konstitusi (MK).
"Mereka datang ke saya, 'Ini hanya Pak Mahfud yang bisa muncul kalau begini', terus kenapa? 'Ya ini kan nanti bisa agak ramailah ya tapi kalau Pak Mahfud yang muncul kan selesai tuh masalah', gitu," ucap Mahfud.
Tak hanya itu, pertemuannya dengan beberapa elite PDIP juga membuat hatinya luluh.
Misalnya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang sering memberitahu perkembangan pemilihan Bacawapres Ganjar.
"Kemudian (bacawapres) definitif itu kira-kira lima, empat hari lalu lah. Pak Hasto datang memberitahu ini sudah sekian persen Bapak, Bapak sudah hampir pasti (jadi bacawapres),"
ungkap Mahfud.
merdeka.com
Sebelum Hasto menemuinya, beberapa petinggi partai koalisi pun membujuknya untuk menerima tawaran sebagai Bacawapres.
Sebagai contoh, Plt Ketua Umum PPP Mardiono bertemu dengan Mahfud dan mengaku akan menyodorkan namanya kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri jika Sandiaga Uno dianggap tak layak menjadi bacawapres.
"Pak Mardiono menyebut, Pak kami punya calon namanya Pak Sandiaga Uno tapi kalau Pak Sandiaga Uno nanti dianggap kurang tepat oleh Bu Mega dan oleh forum, saya mengajukan bapak jarena saya mengajukan Sandiaga Uno tugas partai,"
cerita Mahfud.
merdeka.com
Selanjutnya, Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang (OSO) juga berkelakar akan marah jika Mahfud tak maju menjadi bacawapres.
Lalu, Ketua Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo juga menilai Mahfud menjadi sosok yang paling pas mendampingi Ganjar ataupun bacapres Koalisi Indonesia Maju (KIM).
"Iya Pak Hary Tanoe sering juga (bertemu, bilang) nampaknya hitung-hitungannya hanya Bapak yang bisa, Bapak bisa ke Prabowo, bisa ke Ganjar, dia bilang itu kartunya ada di Bapak. Ya silakan saja saya bilang. Pak OSO apalagi, kalau bukan Pak Nahfud saya marah, gayanya Pak OSO lah gitu," jelas Mahfud.
Lebih lanjut, baru kemarin sore Mahfud resmi menjadi orang yang dipinang menjadi bacawapres Ganjar. Hal itu tertuang dalam kontrak yang ia tandatangani bersama Megawati.
"Materi yang dicantumkan dalam kontrak itu saya masih ingat, agak spesifik. Saya itu memimpin pelaksanaan penegakkan hukum dan pemberantasan korupsi,"
kata Mahfud.
merdeka.com
"Lalu ada konsiliasi nasional. Nah itu juga disebutkan di situ agar bangsa ini tidak pecah maka rekonsiliasi nasional. Negara ini harus direkonsialisasikan kembali karena perbedaan masih menjadi masalah untuk sebagian orang sehingga timbul kekerasan, radikalisme, dendam sejarah," sambung Mahfud.
Adapun beberapa peristiwa yang akan direkonsiliasi seperti peristiwa 1965 dan 1997. Sebab, menurut Mahfud, sejarah tersebut masih meninggalkan luka bagi beberapa orang.
"Itu kan sudah mulai kita kerjakan, tinggal lanjutin. Malah enak dapat kontrak seperti ini. Malah ada energi baru untuk saya menyelesaikan apa yang sudah kita gagas dan sudah diketahui oleh publik," tandas Mahfud.