Cerita Mahfud MD Diutus Gus Dur Naik Helikopter Demi Sampaikan Salam Penting ke Kiai Langitan
Gus Dur memang merasa perlu mendapat apa yang disebutnya sebagai pesan dari langit, yang itu artinya pesan dari Ponpes Langitan.
Gus Dur selalu taat kepada Kiai Langitan.
Cerita Mahfud MD Diutus Gus Dur Naik Helikopter Demi Sampaikan Salam Penting ke Kiai Langitan
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD berkesempatan untuk bernostalgia dan mengenang suasana indah ketidak dulu dirinya sering bersama almarhum Gus Dur di Pondok Pesantren Langitan.Mahfud MD berkunjung ke Pondok Pesantren Langitan di Tuban, Jawa Timur pada Minggu malam (15/10). Mahfud mengenang masa ketika Ponpes Langitan masih diasuh oleh ulama yang sangat kharismatik, KH. Abdullah Faqih atau yang juga sering disapa oleh Gus Dur dengan Kiai Langitan.
“Dulu saat menjabat Presiden, KH. Abdurrahman Wahid memang tidak hanya menuruti aturan-aturan atau keputusan resmi hasil rapat di istana, tapi juga selalu mendengar para ulama. Nah, ulama yang tergolong sering beliau kontak adalah Kiai Langitan, KH. Abdullah Faqih," kata Mahfud MD.
Biasanya, lanjut Mahfud, selepas salat subuh, Gus Dur menelpon Kiai Faqih dan meminta pendapat tentang suatu masalah.
“Bahkan, saking seringnya berkomunikasi dengan Kiai Faqih, saya pernah diutus Gur Dur ke Ponpes Langitan dengan menggunakan helikopter untuk menyampaikan sebuah pesan penting kepada Kiai Faqih,”
ujar Mahfud.
Dalam kondisi tertentu, Gus Dur memang merasa perlu mendapat apa yang disebutnya sebagai pesan dari langit, yang itu artinya pesan dari Ponpes Langitan.
Selain kenangan yang ia alami dengan almarhum Gus Dur dan almarhum Kiai Abdullah Faqih, Mahfud menceritakan bahwa Kiai Faqih pernah memberikan sebuah sajadah berwarna abu-abu untuknya dan berpesan agar digunakannya untuk sholat.
MERDEKA.COM
“Alhamdulillah, sajadah pemberian itu masih terawat dengan baik,”
kenang Mahfud.
Di Ponpes Langitan, Menko Mahfud juga mendapat kejutan. Ia diberi foto kenangan saat di Langitan dulu bersama Kiai Faqih, Gus Dur, Hasyim Muzadi, dan Alwi Shihab.