Hadiri Apel Akbar, Steven Kandouw Puji Keberagaman yang Harmonis di Kota Bitung
Steven Kandouw menyoroti keunikan Indonesia sebagai negara yang beragam tetapi tetap bersatu dalam satu tujuan.
Ribuan warga dari etnis Nusa Utara yang tergabung dalam berbagai Organisasi Masyarakat (Ormas) memadati Lapangan Kantor Wali Kota Bitung. Ribuan orang tersebut berkumpul dalam acara Apel Akbar yang digelar dengan tema 'Mesombang Gighile Mehengken Banua'. Tema yang berarti Sepakat Mengangkat Derajat Masyarakat Nusa Utara ini menjadi refleksi nyata dari komitmen bersama untuk memperjuangkan kesejahteraan dan keutuhan dalam bingkai kebangsaan.
Acara yang berlangsung, Kamis (16/11) ini dihadiri langsung oleh Calon Gubernur Sulawesi Utara, Steven Kandouw, yang memberikan pidato penuh makna mengenai pentingnya menjaga persatuan dan keutuhan sebagai bangsa.
Dalam sambutannya, Steven Kandouw menyoroti keunikan Indonesia sebagai negara yang beragam tetapi tetap bersatu dalam satu tujuan. "Indonesia adalah negara kesatuan. Cara memandangnya adalah dengan prinsip boleh. Kita semua boleh memiliki latar belakang etnis yang berbeda. Ada orang Jawa, Sunda, Bugis, Minahasa, Sangihe, Siau, dan Talaud. Namun, kita tidak boleh mengkotak-kotakkan tempat tinggalnya. Semua suku bangsa di Republik ini boleh tinggal di mana saja, di tanah air yang kita cintai ini. Termasuk di Kota Bitung, siapa saja bisa tinggal di sini, karena kita adalah negara kesatuan Republik Indonesia," tegasnya.
Steven Kandouw juga menekankan bahwa keberagaman budaya dan etnis di Sulawesi Utara adalah kekuatan besar yang harus terus dipelihara. Menurutnya, Kota Bitung sebagai salah satu kota strategis di Sulut adalah bukti nyata bahwa harmoni dalam keberagaman dapat menciptakan perkembangan yang pesat.
"Kota Bitung menjadi contoh bagaimana keberagaman bisa menjadi motor penggerak pembangunan. Di sini, semua etnis hidup berdampingan dan bekerja sama untuk kemajuan bersama. Ini adalah wujud nyata semangat kebangsaan kita," ujar Steven Kandouw.
Ia juga mengapresiasi tema apel akbar kali ini yang dinilai sangat relevan dengan semangat zaman. "Tema Mesombang Gighile Mehengken Banua sangat inspiratif. Ini mencerminkan tekad masyarakat Nusa Utara untuk tidak hanya menjaga budaya mereka, tetapi juga aktif mengangkat derajat hidup melalui kerja keras dan kebersamaan," tambahnya.
Steven Kandouw menyampaikan optimismenya terhadap peran strategis masyarakat Nusa Utara dalam pembangunan Sulawesi Utara. Ia juga mengajak semua pihak untuk terus menjaga nilai-nilai persatuan dan toleransi.
"Kita semua memiliki peran penting dalam membangun daerah ini. Jangan hanya berfokus pada perbedaan, tetapi mari kita jadikan perbedaan itu sebagai kekuatan untuk bersatu dan maju bersama," tutup Steven Kandouw.