Hasil Survei Cawapres Terbaru jelang Penetapan di KPU, Siapa Paling Tinggi?
Untuk bisa kompetitif, seorang calon wakil maupun calon presiden harus memiliki tingkat kedikenalan yang tinggi.
Untuk bisa kompetitif, seorang calon wakil maupun calon presiden harus memiliki tingkat kedikenalan yang tinggi.
Hasil Survei Cawapres Terbaru jelang Penetapan di KPU, Siapa Paling Tinggi?
Pendaftaran bakal calon presiden dan wakil presiden telah selesai dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Terdapat tiga bakal pasangan calon, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Ganjar Pranowo-Mahfud MD dan Anies Baswedan- Muhaimin Iskandar.
Selain sosok capres sebagai motor pendulang suara, peran Cawapres juga tidak bisa disepelekan. Karena Cawapres harus bisa mengisi ruang kosong yang ada di Capres. Lalu bagaimana elektabilitas ketiga bakal Cawapres dalam kaca mata lembaga survei.
Merdeka.com mencoba untuk merangkum survei yang dipublish pada November 2023 terkait dengan elektabilitas ketiga cawapres.
Pertama, Charta Politika Indonesia menggelar survei periode Oktober 2023.
Survei digelar saat tiga pasangan capres dan cawapres telah resmi terbentuk.
Charta meyatakan, elektabilitas Cawapres, Mahfud MD paling tinggi dengan 34,8 persen. Disusul oleh Gibran Rakabuming Raka yang melesat hingga 32 persen. Di posisi terakhir, ada Muhaimin Iskandar (Cak Imin), dengan tingkat elektabilitas 20,9 persen.
Survei Charta Politika juga merekam respon publik terhadap pencalonan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka. 48,9 persen responden menilai Gibran Rakabuming Raka tidak pantas menjadi bakal calon wakil presiden di Pemilu 2024.
Sebanyak 38,2 persen menilai pantas dan 12,9 persen responden tidak menjawab atau tidak tahu.
"Sebanyak 48,9 persen responden menilai Gibran Rakabuming Raka tidak pantas menjadi calon Wakil Presiden 2024," ujar Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya saat rilis survei secara daring, Senin (6/11).
Charta Politika menggelar survei tatap muka pada 25-31 Oktober 2023. Jumlah sampel diambil sebesar 2400 responden dengan metode multistage random sampling. Survei memiliki margin of error 2 persen
Kedua, Survei SMRC. Kesukaan publik terhadap Mahfud MD lebih tinggi dibanding kepada Gibran Rakabuming Raka dan Muhaimin Iskandar untuk Pilpres 2024. Bahkan hal itu terlihat pada kalangan generasi milenial dan Gen-Z.
“Tingkat kedisukaan atau likeability Mahfud MD lebih tinggi dibanding Gibran Rakabuming Raka dan Muhaimin Iskandar, termasuk di kalangan generasi millenial dan generasi Z,” kata Peneliti Saiful Mujani Research And Consulting (SMRC), Saiful Mujani, Kamis (2/11).
Namun meski demikian, kata Saiful, tingkat kedisukaan itu tidak serta merta membuat elektabilitas pasangannya di Pilpres 2024 ikut naik.Bukan hanya Mahfud MD, tapi juga Gibran Rakabuming Raka dan juga Muhaimin Iskandar.
“Gibran, misalnya, belum membantu peningkatan suara Prabowo. Ketika dipasangkan, elektabilitas Prabowo-Gibran tidak lebih baik dari elektabilitas Prabowo secara individual,” ucap Saiful.
“Hal yang sama terjadi pada kasus Ganjar-Mahfud. Ketika dipasangkan, elektabilitas Ganjar-Mahfud tidak lebih tinggi dari elektabilitas Ganjar sendiri. Demikian pula kasus pasangan Anies-Muhaimin yang tidak lebih baik elektabilitasnya dibanding suara Anies secara individual.”
Saiful menyatakan, untuk bisa kompetitif, seorang calon wakil maupun calon presiden harus memiliki tingkat kedikenalan yang tinggi.
Data survei seperti dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada 2-8 Oktober 2023 menunjukkan kedikenalan Prabowo sudah sekitar 96 persen. Ganjar dan Anies sudah sekitar 87 dan 88 persen.
Sementara awareness publik untuk para calon wakil presiden jauh di bawah para calon presiden tersebut. Pada survei LSI tersebut, awareness publik pada Gibran sekitar 71 persen, Mahfud 62 persen, dan Muhaimin 50 persen.
“Gibran memang terlihat lebih dikenal dibanding Mahfud dan Muhaimin. Namun, dibandingkan dengan Prabowo yang sudah mencapai 96 persen, kedikenalan Gibran jauh di bawah. Karena itu, Gibran tersubordinasi oleh Prabowo dari aspek kedikenalan,” jelas Saiful.
“Kalau dia (Gibran) ingin memberi sumbangan (suara), kedikenalannya minimal harus sama dengan Prabowo agar tidak tersubordinasi," tutup Saiful.