Elektabilitas Tinggi, Emil Ikuti Mekanisme Partai untuk Maju Cawapres
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengaku bersyukur dirinya disebut memiliki elektabilitas tinggi sebagai calon wakil presiden (cawapres).
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengaku bersyukur dirinya disebut memiliki elektabilitas tinggi sebagai calon wakil presiden (cawapres).
Elektabilitas Tinggi, Emil Ikuti Mekanisme Partai untuk Maju Cawapres
"Alhamdulilah ya, Alhamdulillah mau apa lagi Alhamdulillah," katanya seusai menghadiri acara diskusi di Universitas Indonesia (UI), Depok, Rabu (30/8).
Pria yang akrab disapa Emil ini berharap hasil tersebut merupakan representasi dari pemilih yang ada di Indonesia.
This is "Saya harapkan itu representasi pemilih se-Indonesia," ucapnya.
Disinggung mengenai apakah Emil akan maju dalam bursa cawapres, politisi Partai Golkar itu mengaku akan mengikuti aturan partai.
"Saya ikut dulu mekanisme partai. Ya, kita ikuti mekanismenya aja," akunya.
Ditanya apakah akan maju lagi sebagai Gubernur Jabar, Emil mengatakan, itu akan ditentukan setelah Februari 2024. Dia mengaku survei dirinya bagus untuk Jabar.
"Nanti ditentukan setelah Februari 2024. Kalau Jawa Barat, surveinya bagus mah," pungkasnya.
Sebelumnya, nama Ridwan Kamli kembali mencuat sebagai salah satu kandidat kuat bakal calon wakil presiden. Bagi dia, hasil itu tidak terlalu mengejutkan. Ditambah, ia berkeyakinan bahwa penentuannya tidak bisa dilandaskan pada hitungan survey.
Pria yang saat ini menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat menempati urutan teratas berdasarkan survey litbang Kompas dengan elektabilitas sebesar 8,4 persen. Di bawahnya ada Sandiaga Uno 8,2 dan dan Erick Thohir 8,0 persen.
- Saat diminta tanggapan, pria yang akrab disapa Emil ini tidak terlalu terkejut dengan poin elektabilitas tersebut. Ia mengapresiasi karena hal itu menunjukan bahwa kinerjanya mendapat apresiasi oleh masyarakat. Di sisi lain, ia pun tak ingin terlalu jumawa.
"(Survei berada di urutan teratas) itu mah sama aja, konsisten. Saya apresiasi menunjukan ada konsistensi dari masyarakat," ucap dia, Selasa (22/8).
"Perjodohan politik itu tidak selalu sepenuhnya gimana survei," ia melanjutkan.