Isu Pilkada DKI bergeser dari soal macet, gusur menjadi kitab suci
Merdeka.com - Pengamat politik Hikmat Budiman menilai ada pergeseran isu politik pada Pilkada DKI 2017. Yang seharusnya membahas isu permasalahan ibu kota malah menjadi isu bernuansa suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA).
"Ini sudah bergeser dari soal kemacetan dan penggusuran ke diskusi soal kitab suci," kata Hikmat pada diskusi Jakarta, Etalase Demokrasi Tanpa SARA di Ruang Seminar Besar lantai 11, Puslit Politik, Gedung Widyagraha LIPI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (27/10).
Menurut Hikmat isu seputar kemacetan di Jakarta lebih utama daripada persaingan yang mengandung SARA. "Kalau kita lihat Jakarta, yang lebih menghantui hidup kita itu macet atau persaingan antar agama. Ingat, kita bangun pagi sudah disajikan macet," tandasnya.
-
Mengapa Pilkada DKI 2017 menarik perhatian? Pilkada DKI 2017 menjadi salah satu pemilihan kepala daerah yang menarik perhatian. Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Bagaimana cara Pilkada DKI 2017? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Bagaimana Pilkada DKI 2017 dijalankan? Pilkada DKI Jakarta 2017 merupakan salah satu pemilihan kepala daerah yang paling menonjol dalam sejarah Indonesia karena berbagai dinamika politik dan sosial yang terjadi.
-
Apa yang menjadi fokus debat pertama Pilgub Jakarta? Tiga pasangan calon akan berpartisipasi dalam debat ini, yaitu Ridwan Kamil-Suswono (nomor urut 1), Dharma Pongrekun-Kun Wardana (nomor urut 2), dan Pramono Anung-Rano Karno (nomor urut 3), dengan tema yang diangkat adalah sumber daya manusia dan transformasi Jakarta sebagai kota global.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Pada putaran pertama, ada tiga pasangan calon: Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) - Djarot Saiful Hidayat; Anies Baswedan - Sandiaga Uno; dan Agus Harimurti Yudhoyono - Sylviana Murni.
-
Apa itu Pilkada? Pilkada atau Pemilihan Kepala Daerah adalah proses demokratisasi di Indonesia yang memungkinkan rakyat untuk memilih kepala daerah mereka secara langsung.
Di tempat yang sama, peneliti LIPI Adriana Elizabeth meminta setiap masyarakat dan pendukung calon yang mengikuti Pilkada untuk melakukan demokrasi yang sehat.
"Dalam demokrasi ini kan ada partisipasi masyarakat. Bagi saya pribadi demokrasi itu perlu logika sehat. Kita perlu paham, bicara pertarungan politik itu tidak ada unsur 'membunuh' secara verbal atau opini publik," pinta Adriana. (mdk/eko)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Almuzzamil Yusuf menilai, revisi itu bisa berdampak pada mekanisme Pilkada Jakarta menjadi 1 putaran.
Baca SelengkapnyaHeru berujar, dia belum membaca RUU yang dimaksud.
Baca SelengkapnyaBawaslu DKI telah memetakan tiga kategori kerawanan yang terjadi di Pilgub DKI Jakarta yaitu tinggi, sedang, dan rendah.
Baca Selengkapnya"Ini benar-benar memberikan kesimpulan yang sangat kuat, bahwa demokrasi mundur dan ini tidak boleh terjadi," kata Hamdan Zoelva.
Baca SelengkapnyaNasDem mewanti-wanti perlahan demokrasi tergerus oleh kesesatan pikir dalam mengelola negara.
Baca SelengkapnyaPartai politik sudah mulai menjaring sejumlah tokoh yang dipertimbangkan diusung menjadi bakal calon Gubernur DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaNasDem menilai sosoklah yang harus lebih menonjol dibanding partai di Pilkada.
Baca SelengkapnyaMardani ingin agar debat berikutnya pasangan Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) bisa lebih tajam lagi.
Baca SelengkapnyaPadahal, kata Titi, demokrasi sejatinya sistem nilai yang harus ditegakkan dengan prinsip kebebasan dan kesetaraan untuk semua.
Baca SelengkapnyaPerubahan ini, kata Dasco tidak hanya memberi dampak kepada Koalisi Indonesia Maju, namun terhadap koalisi-koalisi lain
Baca SelengkapnyaPilkada DKI tahun 2017 berlangsung sangat menarik dan penuh dinamika. Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama dan etnis.
Baca SelengkapnyaSituasi panas yang terjadi di ruang publik berpotensi disusupi agenda politik tertentu
Baca Selengkapnya