Kasus Kardus Durian yang Timbul Tenggelam
Merdeka.com - Kasus kardus durian selalu kembali muncul tiap jelang pemilu. Terlebih, kasus korupsi di Kemenaker tahun 2011 itu menyeret nama Muhaimin Iskandar.
Saat kasus itu terjadi, Muhaimin atau Cak Imin menjabat Menakertrans. Anak buahnya yang menerima suap. Uangnya dimasukkan ke dalam kardus durian.
Saban jelang pemilu, kasus ini selalu muncul. Misalnya saja jelang Pemilu 2019. Di saat Cak Imin tengah gencar berniat maju sebagai Capres. Sejumlah massa menggelar aksi demonstrasi.
-
Siapa saja tersangka dalam kasus suap ini? Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron mengatakan pihaknya juga menetapkan anggota DPRD Kabupaten Labuhanbatu Rudi Syahputra Ritonga, serta dua pihak swasta bernama Efendy Sahputra dan Fajar Syahputra sebagai tersangka.
-
Siapa yang menerima suap? Gratifikasi yang diterima Iswaran dalam rangka penyelenggaraan Grand Prix Formula 1 di Singapura.
-
Apa yang dilakukan Cak Imin menurut Zulhas? 'Nanti PAN ke sini, PKB ke sini, Demokrat ke sini, haknya masing-masing. Cuma kemarin tuh kita kan satu rombongan sama PKB Cak Imin, ini belok, kalau rombongan mobil bareng-bareng ini beloknya nggak ngasih sein. Ya kalau lampunya mati mbok ngasih tangan, ini belok nggak ngasih-ngasih sein,'
-
Kenapa Cak Imin awalnya ikut acara potong tumpeng IKN? 'Cak Imin dulu belum tahu dan dalam situasi belum kontestasi terpaksa harus ikut seremonial bersama pemerintah,' ujar Jubir Timnas AMIN Angga Putra Fidrian dikutip Sabtu (23/12).
-
Mengapa Cak Imin suka rujak cingur Tanggulangin? Menurut Cak Imin, rujak cingur di sini enak karena menggunakan cingur segar dalam jumlah banyak serta kualitas petis yang bagus.
-
Apa jabatan Cak Imin di PKB? Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menjadi Ketua Dewan Syura dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin kembali menjabat Ketua Umum PKB.
Massa demo menuntut KPK mengusut kembali kasus kardus durian tersebut. Cak Imin, dalam persidangan dan di berbagai kesempatan selalu membantah bahwa dirinya terlibat dalam korupsi yang dilakukan anak buahnya.
Kini jelang Pemilu 2024, kasus itu kembali muncul. Bukan demonstrasi. Tapi langsung keterangan disampaikan oleh Ketua KPK Firli Bahuri.
"Perkara lama yang disebut kardus durian ini juga menjadi perhatian kita bersama," ujar Firli dalam keterangannya, Jumat (28/10).
Reaksi Cak Imin
Cak Imin belum mau berkomentar tentang niatan KPK yang ingin kembali membuka kasus ini. Cak Imin kini tengah membangun komunikasi intens dengan Gerindra jelang pertarungan Pemilu 2024. Bahkan, ada wacana koalisi Gerindra-PKB bakal mengusung Prabowo-Cak Imin.
Media sempat ingin meminta tanggapan Cak Imin usai menghadiri acara di Ciputra Artpreneur, Jakarta, Sabtu (29/10). Namun, tak ada tanggapan.
Cak Imin tampak sedang menerima telepon dari seseorang. Media menghampiri Cak Imin. Meminta waktu sejenak untuk wawancara. Namun, salah satu stafnya mengatakan, Cak Imin sedang menerima telepon dari Mensesneg Pratikno.
Cak Imin terus berjalan menuruni eskalator. Meski diberondong sejumlah pertanyaan, tak seperti biasanya, Cak Imin cuek.
Media tetap berusaha bertanya. Salah satunya terkait kasus Kardus Durian. Kemudian bertanya tentang rencana pertemuan Cak Imin dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang digelar besok, Minggu (29/10).
Cak Imin tak menggubris. Dia tetap jalan sambil menelepon. Hingga akhirnya, dia masuk ke dalam lift.
Kasus Kardus Durian
Kasus kardus durian ini berawal dari operasi tangkap tangan (OTT) KPK, pada 25 Agustus 2011.
Saat itu, penyidik KPK menangkap dua anak buah Cak Imin, yakni Sekretaris Direktorat Jenderal Pembinaan Pengembangan Kawasan Transmigrasi I Nyoman Suisnaya dan Kepala Bagian Perencanaan dan Evaluasi Program Kemenakertrans Dadong Irbarelawan.
Selain menangkap dua anak buah Cak Imin saat itu, penyidik KPK juga menciduk Kuasa Direksi PT Alam Jaya Papua Dharnawati yang baru saja mengantarkan uang Rp1,5 miliar ke kantor Kemenakertrans.
Uang itu dibungkus menggunakan kardus durian. Uang tersebut merupakan tanda terima kasih karena PT Alam Jaya Papua telah diloloskan sebagai kontraktor DPPID di Kabupaten Keerom, Teluk Wondama, Manokwari, dan Mimika, dengan nilai proyek Rp73 miliar.
Pada persidangan di 2012, Dharnawati mengatakan, uang Rp1,5 miliar dalam kardus durian itu ditujukan untuk Cak Imin. Namun, Cak Imin berkali-kali membantah, baik di dalam atau luar persidangan. (mdk/rnd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Syahrul dan Hatta rencananya akan ditahan di rumah tahanan KPK.
Baca SelengkapnyaSyahrul dan Hatta rencananya akan ditahan di rumah tahanan KPK selama 20 hari ke depan.
Baca SelengkapnyaMenteri Jokowi yang baru terjerat kasus korupsi adalah Syahrul Yasin Limpo.
Baca SelengkapnyaNayunda Nabila akan dimintai keterangan oleh tim penyidik untuk melengkapi berkas penyidikan mantan Mentan Syahrul Yasin Limpo alias SYL.
Baca SelengkapnyaGhufron menyebut, Syarif ditangkap di kawasan Banten kemarin, Selasa (16/7) sekitar pukul 18.45 WIB.
Baca SelengkapnyaKPK mengatakan, keluarga Syahrul Yasin Limpo diduga terlibat dalam menentukan kontraktor yang akan menggarap proyek di Kementan RI.
Baca SelengkapnyaSudin mengaku sudah menjelaskan yang dia ketahui soal kasus yang menyeret Syahrul Yasin Limpo.
Baca SelengkapnyaUang-uang tersebut digunakan untuk kepentingan para tersangka seperti membayar pemeriksa BPK RI sejumlah sekitar Rp1,035 M dan dana taktis untuk operasional.
Baca SelengkapnyaAnak buah Mentan Syahrul Yasin Limpo itu ditahan usai diperiksa sebagai tersangka.
Baca SelengkapnyaDalam dakwaan Jaksa, kedua eks pejabat Kemenhub tersebut menerima suap secara bertahap.
Baca SelengkapnyaSurat pembantaran SYL di RSPAD Gatot Subroto sudah ditandatangani oleh Deputi Penindakan KPK.
Baca SelengkapnyaMenteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mencopot 3 orang anak buahnya yang terbukti melanggar hukum.
Baca Selengkapnya