Ketua KPU Bali Jawab Tudingan Kecurangan Pemilu: Tidak Ada Surat Suara Dimakan Leak!
KPU Bali memastikan tidak ada kecurangan dalam Pemilu 2024 di Pulau Dewata
Istilah suara dimakan "Leak" ini terus masuk ke telinga KPU Bali. Sehingga Lidartawan memastikan ilmu pengeleakan tidak sampai ke dalam ranah kepemiluan.
Ketua KPU Bali Jawab Tudingan Kecurangan Pemilu: Tidak Ada Surat Suara Dimakan Leak!
KPU Bali memastikan tidak ada kecurangan dalam Pemilu 2024 di Pulau Dewata, meskipun sejumlah pemungutan suara ulang (PSU) digelar.
Hal ini disampaikan Ketua KPU Provinsi Bali I Dewa Agung Gede Lidartawan untuk menepis isu suara yang naik turun dalam portal InfoPemilu dan sistem Sirekap karena dimakan "Leak". Leak merupakan istilah dalam mitologi Bali untuk jelmaan manusia yang menguasai ilmu hitam. “Jadi tidak ada itu isu dimakan leak itu, semua itu riil di TPS segitu. Jadi saya berharap mohon dibantu, karena narasi-narasi itu mengganggu masyarakat kita,” kata dia dilansir Antara, Jumat (23/2).
Lidartawan mengatakan saat ini mereka sudah sampai tahap rekapitulasi tingkat kecamatan, namun tidak berarti suara pada sistem tidak naik turun karena terus dilakukan pembaruan dan perbaikan jika angka yang terdahulu salah baca.
Istilah suara dimakan "Leak" ini terus masuk ke telinga KPU Bali. Sehingga Lidartawan memastikan ilmu pengeleakan tidak sampai ke dalam ranah kepemiluan.
Menurutnya, jika terjadi kekeliruan merupakan hal yang wajar, namun dipastikan penyelenggara Pemilu di Bali tidak melakukan kecurangan.
“Yang jelas dari pemantauan saya mulai dari pemungutan sampai rekapitulasi sekarang di kecamatan saya punya seluruh video di semua kecamatan di Provinsi Bali bahwa saksi-saksi yang mengatakan di Bali itu tidak ada kecurangan,” ujar Lidartawan.
merdeka.com
Dia menjelaskan, narasi-narasi ini sudah mengusik masyarakat, banyak pertanyaan yang meragukan hasil Pemilu 2024. Hingga akhirnya KPU Bali meminta panitia di tingkat kecamatan membuka kotak suara apabila ada keraguan.
“Saya klarifikasi, masalah Sirekap tidak ada satu pun kesengajaan. Itu karena tidak semua teman-teman di TPS mempunyai pemahaman yang sama dalam penggunaan handphone dalam memfoto hasil,” tegasnya.
Untuk mengantisipasi isu-isu serupa, saat ini Lidartawan meminta seluruh peserta pemilu menunggu hasil rekapitulasi kecamatan yang ditarget selesai sebelum Hari Raya Galungan 28 Februari mendatang, ia tak ingin mengandai-andai jumlah hitung saat ini agar tak menimbulkan kisruh.
“Nanti kalau kecamatan sudah ada, saya bisa kumpulkan hasilnya, karena sudah clear datanya, datanya yang salah-salah sudah diperbaiki. Nanti kalau sekarang saya kasih tahu comot satu, comot satu, nanti bilang dimakan leak lagi. Hilang dari awalnya suara banyak sekarang turun,” kata Lidartawan.