Menunggu Megawati di Pilkada DKI Jakarta
Merdeka.com - Suhu politik di DKI Jakarta kian memanas jelang pendaftaran Pilkada pada Oktober 2016. Tujuh partai politik resmi berkoalisi untuk melawan calon petahana Basuki T Purnama (Ahok) di Pilkada DKI Jakarta 2017. Ahok sendiri didukung tiga parpol (NasDem, Hanura dan Golkar), dan sebelumnya mengaku siap maju secara independen.
Meski sudah bersatu, koalisi yang disebut dengan nama Koalisi Kekeluargaan ini belum berjalan secara pasti. Koalisi ini masih menunggu keputusan final Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk menentukan siapa yang bakal dicalonkan. PDIP, meski sudah mengantongi enam nama hasil penjaringan belum menentukan sikap.
Selain PDIP, keenam parpol lain seperti PKS, Demokrat, PAN, PKB, PPP, dan Gerindra tentunya memiliki jagoan masing-masing. Gerinda misalnya, mencalonkan Sandiaga Uno, PAN dan PPP tertarik kepada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (PDIP), PKS tengah mengupayakan agar PDI-P berkenan mengusung salah satu kadernya, Bupati Batang di Jawa Tengah, yiatu Yoyok Riyo Sudibyo.
-
Bagaimana cara Pilkada DKI 2017? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Mengapa Pilkada DKI 2017 menarik perhatian? Pilkada DKI 2017 menjadi salah satu pemilihan kepala daerah yang menarik perhatian. Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Siapa yang menang Pilkada DKI 2017? Hasil resmi dari Pilkada DKI Jakarta 2017 menunjukkan bahwa pasangan Anies Baswedan - Sandiaga Uno memenangkan pemilihan dengan perolehan suara 57,96%, mengalahkan pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) - Djarot Saiful Hidayat yang memperoleh 42,04%.
-
Bagaimana Pilkada DKI 2017 dijalankan? Pilkada DKI Jakarta 2017 merupakan salah satu pemilihan kepala daerah yang paling menonjol dalam sejarah Indonesia karena berbagai dinamika politik dan sosial yang terjadi.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Pada putaran pertama, ada tiga pasangan calon: Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) - Djarot Saiful Hidayat; Anies Baswedan - Sandiaga Uno; dan Agus Harimurti Yudhoyono - Sylviana Murni.
-
Kapan putaran kedua Pilkada DKI 2017? Putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017 mempertemukan dua pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, serta Basuki Tjahaja Purnama bersama Djarot Saiful Hidayat.
Sementara itu, PKB berencana menduetkan Risma dan Kepala BNN Budi Waseso. Hanya Demokrat belum menentukan calon sejauh ini. Koalisi ini pun tentunya masih belum di katakan final setelah PDIP mengumumkan calonnya. Dan keputusan PDIP bakal mengusung Risma yang juga dijagokan oleh relawan Surabaya dan Jakarta tidak juga dikatakan final. Sebab komunikasi antara Risma dan Megawati belum berlanjut dari pertemuan keduanya pada awal Mei lalu.
"Belum ada lagi komunikasi antara Ketum dengan Risma secara langsung," kata Wakil Sekretaris Jenderal PDIP, Eriko Sutarduga, Kamis (4/8).
Di sisi lain, kepastian Ahok bakal diusung PDIP hampir pasti sudah tertutup. Enam nama yang sudah di meja Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri diduga kuat minus Ahok. Ketika dikonfirmasi, mantan bupati Belitung Timur ini mengaku pasrah. Dia mengatakan sudah mendengar langsung dari Megawati ketika berada satu mobil dalam perjalanan menuju Istora Senayan untuk mengikuti acara penutupan Rapimnas Golkar beberapa waktu lalu.
"Bu Mega bilang, PDIP punya mekanisme dan prosedur sendiri, kata Ahok di Balai Kota, Selasa (9/8).
Namun, Ahok terkesan diam seperti menunggu keputusan PDIP keluar baru menentukan sikap terkait siapa yang akan mendampinginya. Padahal, diakui Ahok, PDIP pernah memberi sinyal hanya jika dia memilih jalur parpol.
"Bu Mega sudah tahu kalau saya mau datang ke PDIP mau ketemu. Tapi kalau PDIP kan enggak mau dukung kalau saya dari jalur perseorangan," tukasnya di Balai kota, Kamis (21/7) lalu.
Adapun dua nama yang pernah disebut bakal menjadi wakil Ahok yakni, Kepala BPKAD DKI Heru Budi Hartono dan politisi PDIP sekaligus Wagub DKI Djarot Syaefullah seolah maju mundur. Sejurus dengan itu, tiga parpol pendukung mengaku menyerahkan sepenuhnya keputusan kepada Ahok. Dan, meski diam-diam, Golkar nyatanya sudah menyiapkan nama calon wagub.
Belum adanya keputusan yang pasti dari pihak Ahok dan PDIP dinilai wajar oleh pengamat politik Lingkar Mardani, Ray Rangkuti. Menurut dia, situasi tersebut membuka peluang bagi kemungkinan-kemungkinan lain seperti PDIP keluar dari Koalisi Kekeluargaan dan tetap mendukung Ahok.
"Sejauh ini kan Heru tapi belum tahu juga. Bisa juga kalau PDIP untuk posisi wagub," kata Ray ketika dihubungi merdeka.com kemarin.
Kondisi adanya Koalisi Kekeluargaan ini menurut dia tentu sangat tergantung Megawati dan menguntungkan PDIP di satu sisi. Keenam partai hanya akan menunggu bagaimana sikap sang ketua umum dan tentu akan merepotkan jika suatu waktu PDIP berubah pikiran keluar dari koalisi tersebut.
"Makanya mau gak mereka juga digantung? Mereka harus punya taktik, jangan sampai PDIP balik ke Ahok. Mereka berharap partai-partai keluar dari Ahok tapi ternyata PDIP yang keluar kan kita tidak tahu," jelas dia.
Di luar keputusan PDIP terkait nasib Koalisi Kekeluargaan, kuatnya andil Megawati untuk menentukan calon pernah dinyatakan Wagub Djarot Syaefullah. Djarot menyebut Megawati punya hak prerogratif untuk menentukan siapa saja yang didukung partai berlambang banteng dengan moncong putih itu.
"Dalam Pilkada memang ketua umum punya hak, apalagi di DKI Jakarta. Hak itu diatur dalam AD/ART," kata Djarot di Mabes Polri, Jakata, Jumat (22/7).
Enam partai harus menunggu keputusan Megawati?
PDIP mungkin menunggu injury time untuk menentukan sikap. Tapi keadaan itu sangat disayangkan Ray atas keenam parpol di Koalisi Kekeluargaan. Menurut dia, dari waktu yang tersisa jelang pendaftaran, keenam partai harus memiliki sikap tegas dan memikirkan tahap sosialisasi dari calon yang mereka usung.
"Kalau sekarang PDIP ogah-ogahan menetapkan calon, posisi Sandiaga juga repot. Kapan sosialisasi kalau semua tergantung PDIP," tukas dia.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pengumuman tersebut rencananya akan dilakukan langsung oleh Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
Baca SelengkapnyaHasto tidak menyebut, siapa nama yang akan diumumkan.
Baca SelengkapnyaNama-nama tersebut baru akan dimunculkan tepat Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan pendaftaran pasangan Calon.
Baca SelengkapnyaCalon gubernur dan wakil gubernur untuk Pilkada Jakarta menunggu keputusan Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum.
Baca SelengkapnyaMegawati Soekarnoputri resmi menyerahkan surat rekomendasi dukungan kepada Airin Rachmi Diany sebagai bakal calon gubernur di Pemilihan Kepala Daerah 2024
Baca SelengkapnyaMegawati dalam pidatonya mengingatkan para kader PDIP jangan melempem.
Baca SelengkapnyaMegawati justru meminta semua kader berjuang untuk memenangkan Pilkada 2024.
Baca SelengkapnyaSaid menegaskan, Megawati sendiri yang bakal mengumumkan. Jadi, kata dia, semua pihak harap bersabar.
Baca SelengkapnyaSoal kapan pengumuman cawapres Ganjar, Megawati menyebut hanya tinggal menunggu waktunya saja.
Baca SelengkapnyaHasto meyakini Pilkada Jakarta 2024 tidak hanya satu pasangan calon gubernur-calon wakil gubernur saja.
Baca SelengkapnyaSejumlah tokoh politik berlomba-lomba ingin bertemu dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Baca SelengkapnyaHasto Kristiyanto memastikan PDIP membuka peluang bekerja sama dengan partai lain
Baca Selengkapnya