PDIP: Megawati Tidak Memaksakan Anaknya Dapat Karpet Merah untuk Jadi Pemimpin Nasional
PDIP memandang kekuasaan harus diperjuangkan bersama rakyat.
Hal tersebut menanggapi MK yang memberikan putusan batas usia Capres Cawapres.
PDIP: Megawati Tidak Memaksakan Anaknya Dapat Karpet Merah untuk Jadi Pemimpin Nasional
Ketua DPP PDI Perjuangan Said Abdullah mengatakan, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tidak pernah memaksakan anak-anaknya mendapatkan karpet merah menjadi calon pemimpin nasional.
Megawati menempuh jalan sunyi untuk memberi tempat para kadernya yang patut menjadi calon pemimpin.
Hal tersebut menanggapi Mahkamah Konstitusi yang memberikan putusan terkait batas usia calon presiden dan calon wakil presiden.
"Ibu Mega mengajari kita arti kekuasaan, beliau tidak memaksakan anak-anaknya untuk mendapat karpet merah, dan menyingkirkan halangan apapun demi hal itu. Ia menempuh 'jalan sunyi' demi memberi tempat bagi kader kader bangsa yang memang sepatutnya menjadi calon pemimpin nasional yang hebat," kata Said dalam keterangannya, Senin (16/10).
merdeka.com
PDIP merasa terhormat banyak kadernya yang telah berproses dan tumbuh besar di PDIP. Makna kebesaran itu adalah saling bahu membahu membesarkan partai.
"Bukan membesarkan diri sendiri, sebab itu watak individualis yang berlawanan dengan ideologi dan ajaran partai," sambung Said.
merdeka.com
Kata dia, kalau ada kader yang memilih jalan sendiri karena tergiur kekuasaan, PDIP menghormati jalan politik tersebut.
"Bila dalam perjalanannya ada satu dua kader yang memilih jalan sendiri karena tergiur kedudukan, atau hal lainnya, PDI Perjuangan menghormati jalan politik yang ditempuhnya. PDI Perjuangan tidak akan menghitung jasa, karena setiap kader sesungguhnya sudah di asah jiwa pengorbanan sejak ia menjalani kaderisasi pratama, madya hingga utama," kata Said.
PDIP memandang kekuasaan harus diperjuangkan bersama rakyat. Setiap kader yang mendapat tugas merebut kekuasaan melalui pertarungan elektoral harus gotong royong.
"Pejuang pejuang partai inilah yang menggerakkan rakyat dalam pemenangan Ganjar Pranowo di Jawa Tengah, Joko Widodo di DKI Jakarta dan Pilpres, Basuki Tjahaya Purnama di DKI Jakarta, dan masih banyak tempat lainnya," kata Said.
Megawati mengajari kader PDIP loyalitas pada partai, bangsa dan negara. PDIP mengajak setiap kadernya jangan mabuk kekuasaan.
"Ibu Mega mengajari kita arti loyalitas pada partai, bangsa dan negara. Pada masa orba, kesetiaan kader terhadap Partai teruji militansinya menghadapi ancaman dan teror aparatur orde baru. Masa reformasi, kesetiaan kader teruji pada saat yang bersangkutan memegang kekuasaan. Apakah kekuasaan digunakannya untuk membesarkan partai, menjalankan cita cita, ideologi dan garis perjuangan partai? Melayani rakyat? Ataukah digunakan untuk kepentingan pribadi dan keluarganya? Dan kekuasaan seringkali membuat beberapa kader lupa diri. Kami mengajak setiap kader untuk selalu mawas diri, jangan mabuk kekuasaan," papar Said.