PDIP Ungkap Kader di Semarang Jadi Korban Pemukulan Ketua DPC Gerindra, Begini Duduk Perkaranya
PDI Perjuangan mengingatkan supaya jangan mengedepankan emosi dalam menerapkan demokrasi.
Peristiwa pemukulan terjadi pada Jumat (8/9) malam.
PDIP Ungkap Kader di Semarang Jadi Korban Pemukulan Ketua DPC Gerindra, Begini Duduk Perkaranya
Kader PDI Perjuangan di Semarang, Jawa Tengah, Suparjianto menjadi korban pemukulan oleh Ketua DPC Partai Gerindra. Penyebabnya adalah kader PDI Perjuangan tersebut memasang bendera partai yang kebetulan dekat di kediaman ketua DPC Gerindra tersebut.
Peristiwa pemukulan terjadi pada Jumat (8/9) malam. PDI Perjuangan menjelaskan kronologi pemukulan dialami kadernya tersebut.
"Tadi malam ada kawan kami Pak Suparjianto warga Jalan Cumi-cumi, Kelurahan Bandarharjo, Semarang Utara, yang didatangi ketua DPC Gerindra. Kemudian tanpa babibu Ketua Gerindra yang juga anggota DPRD, Kota Semarang itu memukul kader kami," kata Ketua DPC PDI Perjuangan Hendrar Prihadi di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (9/9).
Insiden itu telah dilaporkan kepada Ketua PDI Perjuangan Jawa Tengah Bambang Wuryanto dan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto.
"Dan perintah dari Pak Sekjen pagi hari ini pertama, kami diminta untuk meredam emosi kawan-kawan supaya di Semarang itu tidak terjadi sebuah pertikaian yang keras antara dua partai ini, partai kami dan Gerindra," ujar Hendrar.
Rencananya PDI Perjuangan Kota Semarang akan membuat laporan ke polisi dalam waktu dekat. Hendrar juga mengingatkan kader PDI Perjuangan untuk tenang dan tidak tersulut emosi.
"Pak Sekjen juga sudah menyampaikan kepada kami untuk melaporkan persoalan ini ke ranah hukum, jadi kami akan segera laksanakan segera setelah acara ini kita lakukan dua perintah Pak Sekjen itu. Meredam emosi kawan-kawan dan juga melaporkan kasus ini ke kepolisian," ujar Hendar.
PDIP Tempuh Jalur Hukum
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto telah memerintahkan supaya kader PDI Perjuangan untuk meredam emosi dan untuk menempuh jalur hukum. PDI Perjuangan akan melaporkan peristiwa tersebut ke polisi.
"Demokrasi yang tidak boleh mengedepankan suatu emosi, apalagi memaksakan kehendak. Dari hal yang sederhana, melempar handphone saja itu tidak diizinkan dalam alam demokrasi yang baik, apalagi melakukan suatu tindak kekerasan," kata Hasto.
"Karena itulah kami sangat menyesalkan terhadap suatu-suatu tindakan arogansi apalagi menggunakan intimidasi menggunakan kekerasan, itu tidak boleh di dalam alam demokrasi kita," tegas Hasto.