Pesan Megawati ke Anggota Dewan PDIP: Jangan Lupa Diri dan Mabuk Kekuasaan
Merdeka.com - Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengingatkan para pimpinan dewan dari partainya untuk tidak mabuk dengan kekuasaan. Megawati meminta untuk terus melatih diri dan mempraktikkan prinsip kedisiplinan, kemanusiaan, dekat dengan rakyat, dan 'satu kata dengan perbuatan' dalam berpolitik.
Hal itu diungkapnya di hadapan ratusan pimpinan dewan dari PDIP yang mengikuti Sekolah Pimpinan Dewan tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota gelombang kedua di Wisma Kinasih, Depok, Jawa Barat, Jumat (6/12/2019).
Mengawali sambutannya, Megawati mengatakan dirinya tak akan bicara soal AD/ART, namun soal kehidupan dan kemanusiaan.
-
Apa yang disampaikan Megawati kepada Prabowo? 'Bu Mega tadi menyampaikan salam hormat untuk Pak Prabowo dan Pak Prabowo juga menyampaikan salam hormat untuk Bu Mega,' kata Muzani.
-
Apa gaya Megawati sehari-hari? Gaya Megawati sehari-hari yang kerap terlihat begitu. Mengenakan kaus dengan lengan panjang yang dilipat. Simpel dan santai.
-
Kenapa Megawati terkenal? Performa gemilang dan kecantikan di Korea, jadi perbincangan! Bikin Bangga Indonesia Pasalnya pevoli putri asal Jember yang saat ini bergabung dengan tim Red Sparks, Korea Selatan ini, menunjukan performanya dalam mencetak poin di lapangan menuai banyak pujian Pada dua permainan sebelumnya, Megawati mendapatkan MPV usai mencetak 31 poin dan membawa kemenangan untuk timnya.
-
Kenapa Megawati meminta Bali tidak fokus hanya pada pariwisata? 'Boleh (memikirkan sektor pariwisata), tapi kan terukur dengan kecil pulaunya. Ini nggak, ayo diantem beeemm. Lalu rakyatnya nanti kan kasihan, tidak menikmati,' tutur Megawati.
-
Dimana Megawati lahir? Lahir di Jember Megawati, seorang atlet berbakat, lahir di Jember, Jawa Timur.
-
Apa yang penting dari pembukaan pidato? Pembukaan pidato rasanya menjadi bagian yang penting untuk diperhatikan. Sebab pada bagian ini menentukan perhatian para pendengar saat Anda menyampaikan pidato di hadapan banyak orang.
Dia menuturkan, partai berlambang banteng bermoncong putih ini, memang menempatkan kadernya, yakni Joko Widodo atau Jokowi sebagai presiden untuk periode kedua. Di legislatif, untuk pertama kalinya, PDIP juga mendudukkan kadernya sebagai Ketua DPR.
"Memang benar itu semua. Terus kita jadi lupa diri dan mabuk kuasa?" kata Megawati.
Mabuk kuasa yang dimaksud Megawati adalah karena berkuasa, maka sesukanya menggunakan anggaran negara untuk hal seperti jalan-jalan ke luar negeri. Atau menghabiskan anggaran di akhir tahun untuk kegiatan yang tak berguna.
Rakyat pun kerap dijadikan alasan untuk perilaku koruptif. Hal-hal demikian membuat Megawati mengajak para kader yang duduk di kursi pimpinan legislatif itu untuk bertanya kepada dirinya sendiri soal tujuan berpartai.
Menurutnya, berpartai memang berarti mengorganisasi rakyat. Namun, mengorganisasi rakyat bukan berarti segala sesuatunya dilihat transaksional.
Hal itu penting karena saat ini hampir tak ada yang tak dilihat secara transaksional. Sementara di sisi lain, aparat penegakan hukum khususnya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga bekerja.
"Tolong dengan segala hormat, anda pasti punya keluarga. Kalau beragama, tolong ingat anda adalah kepala keluarga. Apa anda tak mikir ya, kalau mulai ditangkap, muka mulai dicoreng. Ya istri lah, anak lah. Aduh, anaknya pergi bareng temannya, dibilang bapak lu korupsi ya? Mau teriak ke siapa kalau sudah begitu? Kalau sudah terbukti korupsi, tetap saja masuk penjara," ungkap Megawati.
Dia mengingatkan semua kader PDIP harus menghidupi bahwa pengetahuan harus digunakan untuk kebaikan. Dan tugas mereka bukanlah menggunakan pengetahuan mereka untuk korupsi.
"Pengetahuan itu ada dua. Pengetahuan bisa digunakan untuk kebaikan, bisa juga digunakan untuk kejahatan," kata Megawati.
"Kalian itu penentu politik dan budgetting. Maka kalian harus mengontrol diri. Kunci utamanya adalah di pengendalian diri dan hati," lanjut dia.
Megawati lalu menceritakan pengalamannya sendiri, untuk membuktikan bahwa mengorganisasi rakyat lewat partai politik bukan melulu soal transaksi dan uang. Namun dengan hati, turun ke rakyat secara langsung dan selalu membawa nilai kemanusiaan.
Dirinya menjadi anggota DPR untuk 3 periode ketika Orde Baru masih berkuasa. Di tengah himpitan politik, Megawati selalu turun ke bawah secara langsung.
"Menurut saya gampang itu, tanpa main-main duit. Yang jelas saya selalu kulo nuwun. Datang. Tentu saya bawa kopi dan gula, supaya tak menyusahkan karena rakyat sudah memberikan tempat. Tak perlu ada bakar-bakar duit," kata Megawati.
"Ngomong ke rakyat itu sangat mudah. Rakyat itu hanya ingin di-uwongke (bahasa Jawa artinya dimanusiakan). Merasakan dianggap sebagai manusia. Jadi kalau bicara memperjuangkan APBD, ya puaskan dulu rakyatmu, apa kebutuhannya dipenuhi," tambahnya.
Secara khusus untuk kader yang baru pertama kali menduduki kursi pimpinan dewan di daerah, Megawati mengingatkan tak ada ampun untuk mereka yang tak mampu mewujudkan prinsip-prinsip itu. Tak ada kata ampun untuk pelaku korupsi karena akan segera dipecat dari partai.
"Begitu ada diindikasikan, apalagi kalau sudah ditangkap, saya tak mau pikir panjang. Saya minta Sekjen agar segera dipecat. Jangan sampai nila setitik rusak susu sebelanga," tukasnya.
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto dan Ketua DPP PDIP Sri Rahayu mendampingi Megawati memberikan pengarahan.
Hasto menjelaskan bahwa pesan utama dari sang ketua umum adalah agar para pimpinan dewan itu lebih berdisiplin. Dan mampu mengubah diri agar masyarakat juga menjadi baik.
"Kita harus mengubah diri kita menjadi lebih baik sebelum kita ingin mengubah masyarakat menjadi lebih baik, mengubah Indonesia menjadi lebih baik. Maka kader PDI Perjuangan harus meningkatkan kualitas diri," kata Hasto.
Para pimpinan dewan juga harus bertanggung jawab dengan menyediakan waktunya untuk turun ke masyarakat. "Inti kemenangan di dua pemilu ini berarti PDI Perjuangan memiliki tanggung jawab untuk kemajuan masa depan Indonesia," tandasnya.
Di acara itu, sebanyak 221 pimpinan DPRD tingkat propinsi dan kabupaten/kota dari berbagai wilayah di Indonesia hadir. Pelaksanaan Sekolah Partai gelombang II itu hanya berselang belasan hari dari gelombang I.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri mengingatkan untuk tidak menjadi sosok yang egois.
Baca SelengkapnyaMegawati menegaskan bahwa kekuasaan tidaklah abadi.
Baca SelengkapnyaKetum PDIP Megawati bebrapi-api saat pidato menyinggung soal penguasa saat ini.
Baca SelengkapnyaSaat menyampaikan pidato, Mega curhat dirinya dibully soal pernyataannya soal petugas partai.
Baca SelengkapnyaMenjelang pemilu 2024, Megawati mengajak seluruh rakyat Indonesia bahwa pemilu itu adalah untuk rakyat sendiri.
Baca SelengkapnyaMega memperingatkan aparat untuk tidak mengintimidasi rakyat.
Baca SelengkapnyaMega memperingatkan aparat untuk tidak mengintimidasi rakyat.
Baca SelengkapnyaMegawati Soekarnoputri menegaskan kepada Airin Rachmi Diany agar bersuara keras jika bergabung dengan PDIP dan menemukan kecurangan TSM.
Baca SelengkapnyaMegawati menilai, saat ini politik hanya digunakan untuk penggalangan kekuatan untuk kekuasaan belaka.
Baca SelengkapnyaMegawati justru meminta semua kader berjuang untuk memenangkan Pilkada 2024.
Baca SelengkapnyaMegawati mengingatkan pemerintah agar rakyat jangan diintimidasi seperti zaman dulu.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri berpidato dalam Rakernas IV PDIP dengan tema 'Kedaulatan Pangan untuk Kesejahteraan Rakyat'.
Baca Selengkapnya