Politisi PDIP sebut Ratna Sarumpaet tak pantas ada di kubu Prabowo maupun Jokowi
Merdeka.com - Direktur Program Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Aria Bima ikut berang dengan kebohongan yang dilakukan oleh aktivis Ratna Sarumpaet. Menurut anggota DPR RI asal Kota Solo ini, perbuatan semacam itu hanya bisa dilakukan oleh orang yang tidak sehat jiwanya.
"Kebohongan semacam itu, hanya dilakukan oleh orang yang tidak sehat jiwanya. Maka dari itu, saya mengajak semua pihak untuk menghilangkan adanya kebohongan-kebohongan seperti itu," ujar Bima seusai menghadiri acara konsolidasi relawan Pro Jokowi (Projo) di Karanganyar, Sabtu (6/10).
Bima berpesan kepada times Jokowi-Ma'ruf, agar jangan sampai orang yang tidak sehat jiwanya menggunakan media politik. Khususnya kampanye untuk membuat kontestasi menjadi karut marut, hoaks dan fitnah.
-
Apa profesi Ratna Sarumpaet di tahun 70an? Di tahun 70-an, Ratna Sarumpaet aktif dalam pentas teater. Saat itu, ia dikenal sebagai sutradara sekaligus pemain teater wanita terkenal di zamannya.
-
Dimana Ratna Sarumpaet lahir? Ratna Sarumpaet lahir di Tarutung, Tapanuli Utara, pada 16 Juli 1949.
-
Siapa suami Ratna Sarumpaet? Menikah di tahun 1972, Ratna Sarumpaet dikaruniai empat orang anak.
-
Siapa yang mengkritik pernyataan Kartika Putri? Pernyataan kontroversialnya tentang mengaji menyebabkan dia menjadi sasaran cibiran netizen.
-
Siapa yang mengkritik Kartika Putri? Kartika dan Habib Usman langsung mendapat kritik pedas dari netizen yang menyatakan mereka terlalu banyak mengeluarkan komentar tidak pantas saat sedang beribadah.
-
Kenapa Ratna Sarumpaet ditangkap tahun 1998? Sebelumnya, ia bahkan sempat ditangkap pada 11 Maret 1998 di Ancol dan ditahan selama beberapa bulan karena tuduhan makar.
Aria Bima menilai, kebohongan yang dilakukan oleh Ratna Sarumpaet, membuat orang tidak cerdas. Ia mengajak seluruh pihak untuk tidak menjadi seperti Ratna Sarumpaet dan menyebarkan kebohongan.
"Saya tidak ingin ada Ratna Sarumpaet di lingkaran pak Prabowo dan di lingkaran pak Jokowi. Orang-orang yang sehat jiwanya sehat pikirannya harus ada di lingkaran pak Prabowo dan di lingkaran pak Jokowi," tandasnya.
Seperti diketahui, Ratna mengaku dipukuli di Bandung dengan bukti wajah penuh lebam. Setelah diselidiki polisi, rupanya luka lebam bukan karena dipukuli, tetap akibat operasi plastik. Ratna pun akhirnya mengakui berbohong.
Ratna mengakui wajahnya nampak babak belur karena usai menjalani operasi sedot lemak pipi kiri di RS Bina Estetika pada 21 September 2018 lalu. Kemudian saat keluar dari RS sehari setelahnya, 22 September 2018, Ratna kaget melihat wajahnya bengkak-bengkak seperti babak belur.
Ratna mengaku bingung karena harus memiliki alasan kepada anak-anaknya jika ditanya soal mukanya babak belur. Kemudian saat pulang ke rumah, dia pun mengaku kepada anak-anaknya habis dipukuli orang.
Dia membantah kebohongan yang telah dilakukan itu ada hubungannya dengan politik. "Saya enggak tahu bagaimana memaafkan diri saya, jangan dikira saya mau mencari pembenaran, ini salah apa yang saya lakukan ini salah," katanya.
Akibatnya dia ditetapkan tersangka oleh polisi. Dini hari tadi. polisi resmi menahan Ratna.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Projo Sentil Keras Kader PDIP Ribka Tjiptaning: Dulu Dukung Jokowi, Sekarang Ajak Orang Melawan
Baca SelengkapnyaKubu Tia menilai tudingan menggelembungkan suara saat Pemilu 2024 yang menjadi dalih pemecatan janggal.
Baca SelengkapnyaTia Rahmania batal melenggang ke senayan. Tak tanggung-tanggung, Tia dituduh melakukan penggelembungan suara.
Baca Selengkapnyaomarudin menjelaskan, kasus pemecatan terjadi tak hanya kepada mereka berdua. Akan tetapi, terjadi pula di berbagai wilayah kabupaten/kota.
Baca SelengkapnyaIrma mengatakan semua partai politik saat pemilu tidak ada yang tak melakukan kecurangan.
Baca SelengkapnyaPDIP siap untuk menghadapi jika memang Tia mengajukan gugatan hukum
Baca SelengkapnyaHasto mengaku PDIP tidak akan melakukan kampanye hitam atau black campaign.
Baca SelengkapnyaPernyataan Rocky Gerung, kata Hasto, sangat tidak dipantas diucapkan. Sehingga wajar direspons oleh kader PDIP.
Baca SelengkapnyaAnggota Satpol PP di Garut yang viral mendeklarasikan dukungannya kepada Cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, dilaporkan ke Bawaslu Jabar, Rabu (3/1).
Baca SelengkapnyaTia merasa sangat kecewa dengan keputusan KPU RI yang mengakomodir Putusan Mahkamah Partai PDIP yang secara sepihak menuduhnya melakukan penggelembungan suara.
Baca SelengkapnyaDia berkeyakinan Jokowi masih akan tetap mendukung Ganjar-Mahfud MD.
Baca SelengkapnyaKomaruddin mengatakan mahkamah partai tidak hanya memecat Tia Rahmania, tetapi juga Rahmad Handoyo.
Baca Selengkapnya