Prabowo Soal Zulhas Bagi-Bagi Uang ke Nelayan: Terima Saja, Tapi Pilih Ikuti Nurani
Menurut Prabowo, Zulhas adalah orang yang suka sedekah.
Pembicaraan ini dibahas dalam acara Bacapres Bicara Gagasan dalam tayangan YouTube Najwa, Selasa (19/9).
Prabowo Soal Zulhas Bagi-Bagi Uang ke Nelayan: Terima Saja, Tapi Pilih Ikuti Nurani
Bakal capres Partai Gerindra Prabowo Subianto mengutarakan pendapatnya mengenai fenomena politik uang. Prabowo pun ditanya mengenai Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan membagikan uang Rp50.000 kepada nelayan.
Pembicaraan ini dibahas dalam acara Bacapres Bicara Gagasan dalam tayangan YouTube Najwa, Selasa (19/9).
Pembawa acara Najwa Shihab awalnya mengungkit pernyataan Prabowo bahwa rakyat silakan menerima uang diberikan politisi.
"Menyikapi politik uang, jadi Anda sempat bilang kalau ada yang mau bagi-bagi uang terima saja itu juga uang dari rakyat kok, kalau dibagi terima saja, tapi ikuti kata hatimu pilih yang kau yakin akan berbuat baik untuk bangsa dan anak-anak," tanya Najwa.
"Saya mau mengklarifikasi pak, apakah itu artinya Anda mewajarkan politik uang Pak Prabowo?" tambah Najwa.
Prabowo tidak bermaksud membenarkan politik uang.
Dia menjelaskan, uang itu boleh diterima asalkan rakyat tidak terpengaruh oleh tujuan si politisi.
Dalam arti, menurut Prabowo, rakyat tetap memilih sesuai hati nurani tanpa di intervensi.
"Sama sekali tidak, Anda harus tahu maksud saya tidak boleh ada politik uang, tapi kenyataannya kan orang yang istilahnya menghalalkan segala cara akan melakukan. Nah ini kita harus mendidik rakyat untuk tidak terpengaruh," tutur Prabowo.
"Kalau dia mau bagi-bagi uang ya kan terima aja jangan ikuti, berarti akan patah sendiri lama-lama enggak mau dibagi lagi, itu maksud saya ya pendidikan politik," sambung Prabowo.
Najwa kembali bertanya apakah hal itu sebagai pendidikan politik yang tidak tepat.
Prabowo menjawab memang sebaiknya uang itu tidak diterima, tapi dia tidak menutup mata bahwa masih banyak rakyat yang hidupnya susah.
Penjelasan Prabowo
"Sebaiknya jangan diterima, tapi kalau banyak rakyat kita yang sangat sulit hidupnya ya kan, ya uang penting dia tidak terpengaruh, jangan dia terpengaruh itu akan patah, benar enggak," ucap Prabowo.
"Maksudnya itu Beri uang kan untuk membeli membeli dukungan, membeli kesetiaan, membeli itu kan sama dengan menyogok. Nah kalau dikasih uang tapi tidak mau diikuti dia patah tujuannya," terang Prabowo.
Najwa lalu masuk ke pertanyaan soal Ketum PAN Zulkifli Hasan yang bagi-bagi uang 'gocapan' kepada nelayan.
Menanggapi itu, Prabowo menyebut bahwa Zulhas tidak sedang dalam mengikuti kontestasi pemilu atau pilkada.
"Tapi pak Zulkifli tidak nyapres, tidak nyagup tidak nyaleg tidak nyabup, Dia tidak mau jadi kepala desa pun," ucap Ketum Gerindra ini.
Menurut Prabowo, Zulhas adalah orang yang suka sedekah.
Kata dia, Menteri Perdagangan itu membangun sekolah unggulan yang dibangun dengan uang pribadi.
Prabowo Nilai Zulhas Tidak Melakukan Politik Uang
"Dia sendiri dia seorang pengusaha, sebelum masuk politik dia pengusaha dia bersetia kepada rakyat, dia suka sedekah dan dia sekali lagi, tidak nyaleg, tidak nyagub tidak nyabup tidak menjadi wali kota tidak mau jadi presiden," tuturnya.
Prabowo menegaskan, jika tidak suka dengan PAN maka tidak perlu dicoblos. Tetapi jika diberikan uang maka diterima saja.
"Saya katakan terima uangnya ikuti hatimu, kalau hatimu tidak suka PAN jangan pilih, ikuti hatimu, ikuti hati nuranimu apa yang kurang jelas," ujar Prabowo.
Klarifikasi PAN
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan alias Zulhas terekam membagikan uang gocapan kepada beberapa warga, yang diunggah di akun tiktok @amanat_nasional.
Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga memberikan klarifikasi atas video tersebut. Dia menegaskan, saat Zulhas membagikan uang tidak ada narasi untuk memilih atau mencoblos PAN. Sehingga, dia menilai tidak tepat jika dikatakan hal yang dilakukan Zulhas mengarah ke politik uang.
"Hal itu tidak ada kaitannya dengan kampanye PAN. Tidak ada narasi untuk memilih atau mencoblos PAN. Makanya tidak tepat jika dikatakan menjurus ke politik uang," kata Viva Yoga, kepada wartawan, Rabu (13/9).