PSI Tak Capai 4 Persen di Quick Count, Grace Natalie Tolak Bahas Jokowi Effect
Hasil hitung cepat atau quick count menunjukkan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tidak mencapai ambang batas parlemen 4%.
Hasil hitung cepat atau quick count menunjukkan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tidak mencapai ambang batas parlemen 4%.
PSI Tak Capai 4 Persen di Quick Count, Grace Natalie Tolak Bahas Jokowi Effect
Muncul pertanyaan terkait Joko Widodo (Jokowi) effect alias efek Jokowi terhadap pencapaian partai ini.
Jika hasil hitung cepat tidak berbeda jauh dari penghitungan resmi, Jokowi terbukti tidak berpengaruh signifikan terhadap PSI. Padahal putra bungsunya Kaesang Pangarep sudah dijadikan Ketua Umum, PSI.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie menyatakan partainya masih optimistis bisa lolos parlemen melampaui ambang batas 4%. Mereka memilih untuk menunggu hasil rekapitulasi manual yang dilakukan KPU.
"Kita gak mau menduga-duga (soal Jokowi effect) kita masih menunggu real count. Karena tadi survei internal tadi PSI lolos 4%,” tutur Grace saat ditanya awak media di DPP PSI, Jakarta Pusat, Jumat (16/2).
Selain itu, dalam proses quick count masih ada margin of error sekitar 1-2% suara. PSI masih berpeluang lolos ke Senayan, karena prolehan suara 2,9% dari sejumlah lembaga survei mendekati ambang batas 4%.
“Jangan lupa, quick count itu masih ada margin error 1-2 %. Tergantung lembaganya, dan kemudian ada perbedaan mekanisme data dari desa ke kota, dari pulau ke urban, jadi ada mekanisnya berbeda,” tuturnya.
"Jadi kita analisanya nanti dulu deh. Kita mau kawal perhitungan suara dulu dari Kecamatan, di TPS yang menunjukkan suara tidak sah tinggi sekali itu kenapa,” tambahnya.
Grace juga menyoroti perolehan PSI untuk legislatif tingkat provinsi dan kabupaten/kota yang tinggi, mencapai empat kali lipat dari pemilu 2019. Torehan itu akan menjadi catatan baginya terkait perolehan suara untuk DPR.
“Kalau Mas Ketum (Kaesang) bilang kan, untuk caleg DPRD perolehannya melonjak 4 kali lipat. Nah jadi, kita lebih baik mengawal perolehan suara sampai selesai," tuturnya.
Soal Jokowi Effect
Sementara itu Direktur Eksekutif Indokator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi lewat akun X, sempat memaparkan alasan Jokowi effect yang yang gagal membawa PSI ke Gedung DPR.
"Dugaan saya asosiasi PSI degan Jokowi belum terlalu masuk ke grassroot yang notabene basis pendukung Jokowi,” tutur Burhanuddin lewat akun X @BurhanMuhtadi.
Sementara itu, Burhanuddin mengatakan tingkat keterkenalan PSI juga hanya 54%. Itu pun hanya warga kota. Sementara untuk sampai grassroot pendukung Jokowi di desa, PSI dinilai belum berhasil menyentuh.
"Strategi sosialisasinya juga terkonsentrasi di perkotaan. Banyak pula yang gak tahu Kaesang Ketum PSI," ujarnya.
"Sementara asosiasi Prabowo dengan Jokowi sangat kuat, apalagi setelah berpasangan dengan Gibran. Semua memberitakan sehingga sampai ke basis Jokowi hingga bawah," tambahnya.
Sekadar diketahui, dari beberapa hasil quick count lembaga survei rata-rata hanya menempatkan perolehan suara PSI dalam perebutan legislatif DPR RI di angka 2,9%. Angka itu masih jauh dari ambang batas 4% untuk bisa masuk parlemen.