Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Rommy tegaskan pemilihan Ma'ruf Amin tak ada ancaman ke Jokowi

Rommy tegaskan pemilihan Ma'ruf Amin tak ada ancaman ke Jokowi Ketua Umum PPP Romahurmuziy. ©2018 Merdeka.com/Hari Ariyanti

Merdeka.com - Ketum PPP Muhammad Romahurmuziy (Rommy) menegaskan tak ada ancaman ke bakal capres Jokowi dalam memilih ketum MUI Ma'ruf Amin sebagai cawapres. Menurut Rommy, tak ada tekanan dari pihak mana pun kepada Jokowi dalam menentukan pendamping dalam Pilpres 2019 mendatang.

"Presiden dalam posisi menegaskan beliau tidak ada perasaan terintimidasi oleh siapapun, tidak dalam perasaan tertekan siapapun di dalam proses pengambilan keputusan tentang calon wakil presiden," kata Rommy di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (15/8).

Dia mengatakan, penggodokan nama cawapres Jokowi sudah dilakukan jauh-jauh hari bersama seluruh ketum parpol koalisi, tepatnya pada 23 Juli 2018 lalu.

Dalam rapat itu, kata Rommy, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri menegaskan kepada seluruh ketum parpol agar menghormati keputusan Jokowi dalam memilih calon pendampingnya.

"Karena dia pembantu presiden, maka hak prerogatif tentang pemilihan siapa wakil presiden, itu sepenuhnya ada di tangan presiden dan kami para ketum menghormati," kata dia.

Rommy juga membantah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengancam Jokowi apabila menolak kader NU menjadi cawapresnya. Menurutnya, pemilihan Ma'ruf Amin sudah sesuai dengan hitung-hitungan politik yang didiskusikan oleh seluruh ketum parpol koalisi.

"PBNU tidak pernah melakukan ancaman kepada pak Jokowi terkait siapa calon wakil presiden yang diambil. Kemarin kalau para ketua umum itu berhitung menerima kiai Ma'ruf Amin, sekali lagi menerima, artinya keputusan itu oleh presiden, itu karena kemarin kita menghitung konstelasi politik. Maka selalu saya sampaikan bahwa kiai Ma'ruf adalah titik temu yang dapat diterima seluruh pimpinan partai koalisi Indonesia kerja," kata Rommy.

Rommy pun meluruskan pernyataan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD yang mengaku tersinggung dengannya terkait nama cawapres Jokowi. Sebagaimana diketahui, sehari sebelum pengumuman nama pendamping Jokowi, menurut Mahfud, Rommy mengatakan namanya sudah final dipilih jadi cawapres. Namun, Rommy menyebut Mahfud MD dan tim yang telah mempersiapkan sendiri menjadi cawapres. Ucapan itulah membuat Mahfud MD tersinggung.

"Oh iya, pak Mahfud tersinggung itu karena apa yang saya sampaikan ke media kemudian, setelah pengambilan keputusan, berbeda dengan yang saya sampaikan ke pak Mahfud. Lho, namanya politik itu berubah setiap saat," kata Rommy.

Dia membantah bahwa nama Mahfud sudah final dipilih jadi cawapres. "Seperti yang saya katakan bahwa sejak awal belum pernah ada keputusan soal siapa calon wakil presiden," ucap Rommy.

Namun, Rommy tak menampik bahwa nama Mahfud masuk dalam daftar calon wakil presiden pendamping Jokowi. Bahkan ia mengatakan bahwa ada beberapa skenario cawapres Jokowi yang telah dibuat para pimpinan partai koalisi. Skenario itu dibuat sebelum Jokowi menentukan nama cawapresnya, yakni Ma'ruf Amin.

"Ada beberapa skenario di sana, ada skenario pak Mahfud, ada skenario Kiai Ma'ruf Amin, ada skenario pak Chairul Tanjung, ada skenario yang lain lagi. Bahkan pak JK pun berada di skenario yang disiapkan jika atau kalau MK memberikan putusan dalam waktu sebelum penutupan pendaftaran," tandasnya.

Sebelumnya, Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD tak mempersoalkan batalnya ia menjadi pendamping Jokowi pada Pilpres 2019. Meski demikian, ia mengaku tersinggung dengan ucapan Ketum PPP Romahurmuziy.

"Dia bilang, 'Pak Mahfud tuh kan maunya sendiri katanya bikin baju sendiri, siapa yang nyuruh itu'. Saya agak tersinggung," kata Mahfud menirukan pernyataan Romi dalam acara Indonesia Lawyers Club di TvOne, Selasa 14 Agustus 2018 malam.

Baju yang dimaksud adalah kemeja putih yang dikenakan Mahfud jelang Jokowi mendeklarasikan cawapres yang akan mendampinginya. Padahal, Mahfud mengenakan pakaian itu berdasarkan instruksi dari pihak Istana.

Yang bikin Mahfud jengkel, sehari sebelum pengumuman nama pendamping Jokowi, Romi mengatakan bahwa namanya sudah final dipilih jadi cawapres.

Hal itu dikatakan Romi saat bertemu di kediaman Mahfud. Pertemuan itu dirancang melalui Sekjen PPP Arsul Sani.

"Dia (Romi) ke rumah saya hari Jumat dua minggu lalu. Dia memberi tahu menyebut penyebutan nama 10 itu memang betul Romi dapat dari Pak Jokowi dan itu betul dari Pak Jokowi. Kenapa dia sebut di situ, disebut ada Ma'ruf Amin, ada Din Syamsyudin, kenapa ada nama Din Syamsudin karena titipan dari halalbihal di Muhammadiyah kata Romi agar disebut satu nama. Masa NU semua, lalu ada Pak Mahfud ini gitu," beber Mahfud.

Reporter: Hanz Jimenez Salim

Sumber: Liputan6.com

(mdk/gil)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Beda Sikap dengan Jokowi soal Presiden Boleh Kampanye dan Memihak, Ma'ruf Amin Tegaskan Netral di Pemilu
Beda Sikap dengan Jokowi soal Presiden Boleh Kampanye dan Memihak, Ma'ruf Amin Tegaskan Netral di Pemilu

Ma'ruf Amin merahasiakan pilihannya dan bakal menyoblos pada 14 Februari mendatang.

Baca Selengkapnya
Jokowi soal Kabar Minta PKB Dukung Prabowo-Erick: Itu Urusan Partai, Bukan Presiden
Jokowi soal Kabar Minta PKB Dukung Prabowo-Erick: Itu Urusan Partai, Bukan Presiden

Jokowi menegaskan, presiden tidak mengurusi soal pencalonan presiden atau wakil presiden.

Baca Selengkapnya
Jokowi Pastikan Koalisi Pemerintah Tetap Solid Usai Golkar dan PAN Dukung Prabowo
Jokowi Pastikan Koalisi Pemerintah Tetap Solid Usai Golkar dan PAN Dukung Prabowo

Jokowi membantah berkomunikasi dengan Golkar dan PAN sebelum mendukung Prabowo.

Baca Selengkapnya
Reaksi Jokowi soal Gibran jadi Cawapres Prabowo: Sudah Dewasa, Tak Campuri Urusan Anak-Anak
Reaksi Jokowi soal Gibran jadi Cawapres Prabowo: Sudah Dewasa, Tak Campuri Urusan Anak-Anak

Sebelumnya, Partai Golkar mengusulkan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) untuk Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya
Dito Ariotedjo Nilai Jokowi Bakal Fokus Multi Partai daripada Jadi Ketum Golkar
Dito Ariotedjo Nilai Jokowi Bakal Fokus Multi Partai daripada Jadi Ketum Golkar

Dia mengungkapkan bahwa Jokowi sempat heran soal namanya ramai masuk Partai Golkar.

Baca Selengkapnya
Reaksi Airlangga Hartarto Dengar Isu Jokowi dan Gibran Kandidat Ketum Golkar
Reaksi Airlangga Hartarto Dengar Isu Jokowi dan Gibran Kandidat Ketum Golkar

Airlangga menanggapi muncul nama Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, Agus Gumiwang, hingga Bahlil Lahadalia jadi calon Ketum Golkar.

Baca Selengkapnya
Jokowi Sebut Boleh Kampanye dan Memihak, Timnas AMIN Duga Penggiringan Aparat Sudah Dimulai
Jokowi Sebut Boleh Kampanye dan Memihak, Timnas AMIN Duga Penggiringan Aparat Sudah Dimulai

Timnas AMIN tidak khawatir Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpihak hingga menggiring aparat untuk mendukung salah satu paslon Capres-Cawapres.

Baca Selengkapnya
Ma'ruf Amin Gantikan Jokowi di Kursi Presiden Jika Pemakzulan Terjadi
Ma'ruf Amin Gantikan Jokowi di Kursi Presiden Jika Pemakzulan Terjadi

Ada sejumlah alasan yang membuat isu pemakzulan terhadap Jokowi kembali mencuat.

Baca Selengkapnya
Airlangga: Pak Jokowi Nyaman dengan Golkar
Airlangga: Pak Jokowi Nyaman dengan Golkar

Sebelumnya Jokowi blak-blakan menyebut presiden dan menteri boleh berkampanye, berpihak dalam Pemilu

Baca Selengkapnya
Pilih Gibran Jadi Cawapres, Prabowo Jamin Tak Pakai Sarana Pemerintah untuk Menang
Pilih Gibran Jadi Cawapres, Prabowo Jamin Tak Pakai Sarana Pemerintah untuk Menang

Prabowo mengaku tidak memakai fasilitas negara ketika melakukan kegiatan pribadi.

Baca Selengkapnya
Jokowi: Presiden Boleh Berkampanye, Boleh Memihak!
Jokowi: Presiden Boleh Berkampanye, Boleh Memihak!

Begitu juga dengan menteri disebut Jokowi boleh berkampanye

Baca Selengkapnya
Amien Rais Sebut Hasil Pemilu 2024 Bisa Diterima Rakyat, Ini Syaratnya
Amien Rais Sebut Hasil Pemilu 2024 Bisa Diterima Rakyat, Ini Syaratnya

Amien Rais berharap tidak terjadi kecurangan secara substansial demi memenangkan salah satu pasangan calon (paslon).

Baca Selengkapnya