Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sekjen PDIP: Intelektual dan Kekuasaan Harus Berada di Jalan Kemanusiaan

Sekjen PDIP: Intelektual dan Kekuasaan Harus Berada di Jalan Kemanusiaan Peluncuran Official Store Atribut PDIP. ©2019 Liputan6.com/Faizal Fanani

Merdeka.com - Akademisi UGM Professor Cornelis Lay, dikukuhkan menjadi guru besar di kampusnya. Dalam kesempatan itu, dia menyampaikan pidato yang berjudul 'Jalan Ketiga Peran Intelektual, Konvergensi Kekuasaan dan Kemanusiaan'.

Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto, yang hadir, mengatakan peran intelektual masih sangat dibutuhkan dalam melaksanakan kekuasaan. Namun, watak dan cara kekuasaan yang terbentuk haruslah berinti pada kemanusiaan.

Menurut Hasto, pemikiran Cornelis itu sangat kontekstual. Pasalnya, memang harus ada jalan ketiga dimana tradisi intelektual masih dibutuhkan di dalam kekuasaan.

"Kami sepakat, antara intelektual dan kekuasaan sangat dibutuhkan. Sehingga terjadi konvergensi untuk saling menemukan bagaimana watak kekuasaan intelektual itu dipertemukan oleh pengabdian kepada kemanusiaan," kata Hasto dalam keterangannya, Rabu (6/2).

Dia menegaskan, selama ini, watak kemanusiaan sebagai jiwa bagi intelektual maupun penguasa, sering dilupakan. Sehingga yang terjadi adalah politik tanpa kemanusiaan dan tanpa peradaban.

Hasto menyontohkan, fenomena saat ini yang disebut sebagai propaganda Rusia. Banyak studi dan pengalaman berbagai negara yang menemukan bahwa propaganda dengan berbasis pada penyebaran hoaks itu sebagai antikemanusiaan.

"Tesis yang terbaik adalah intelektual dan kekuasaan itu terus berada di jalan kemanusiaan," kata Hasto.

Karena itu, yang disampaikan Cornelis tersebut adalah kritik terhadap praktik politik antikemanusiaan. Pada titik itu, penting bagi intelektual dan penguasa untuk selalu mempertemukan tujuan utamanya pada nilai-nilai kemanusiaan.

"Sebab tanpa jalan kemanusiaan, tidak ada politik yang membangun peradaban," tandas Hasto.

Dalam pidatonya, Cornelis menyampaikan bahwa intelektual dan kekuasaan tak mungkin dipisahkan.

"Intelektual harus menyadari beragam kekuatan politik yang berkontribusi dalam membentuk kurikulum dan penelitian, penilaian kualitas akademik, dan relasinya dengan negara," ucap Conerlis.

Aktivis GMNI ini, mengatakan, meski ada kekuasaan. Harus tetap menempatkan kemanusiaan di setiap motifnya.

"Masuk dan keluar kekuasaan secara fleksibel dengan menempatkan kemanusiaan sebagai motif pokok. Ini memang menuntut kematangan, kepekaan dan kapasitas dalam menilai politik. Sesuatu yang tidak bisa dihasilkan secara instan," ungkapnya.

Dengan itu, maka tujuan-tujuan mulia yang melekat dalam kelahiran dan menjadi fondasi dari ilmu pengetahuan dan tujuan yang melekat dalam filsafat kekuasaan, bertumpu pada kehendak yang sama. Yakni cita-cita pembebasan manusia dan pemuliaan kemanusiaan.

"Kesamaan kehendak inilah yang menjadi titik konvergensi di antara keduanya. Dengannya, sekalipun tampak hidup dalam dunia yang terpisah, pada dasarnya keduanya saling menghidupi: intelektual pasti hidup dalam kekuasaan, dan kekuasaan membutuhkan ilmu pengetahuan," pungkasnya.

Reporter: Putu Merta Surya Putra

Sumber: Liputan6.com

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
VIDEO: Ganjar Sebut Pemimpin Bukan Malaikat, Ungkap 6 Pilar Menuju Indonesia Emas
VIDEO: Ganjar Sebut Pemimpin Bukan Malaikat, Ungkap 6 Pilar Menuju Indonesia Emas

Calon presiden dari PDIP Ganjar Pranowo mengisi kuliah kebangsaan di FISIP UI, Senin (18/9)

Baca Selengkapnya
VIDEO: Ganjar Sebut Pemimpin Bukan Malaikat, Ungkap 6 Pilar Menuju Indonesia Emas
VIDEO: Ganjar Sebut Pemimpin Bukan Malaikat, Ungkap 6 Pilar Menuju Indonesia Emas

Dalam paparannya, Ganjar menjelaskan terkait enam pilar menuju Indonesia Emas.

Baca Selengkapnya
Mahfud Ingatkan Sarjana Jadi Intelek Bermoral, Singgung Ahli Hukum Kerap Jual Pasal untuk Menipu Orang
Mahfud Ingatkan Sarjana Jadi Intelek Bermoral, Singgung Ahli Hukum Kerap Jual Pasal untuk Menipu Orang

Menurut Mahfud, mahasiswa yang gagal di tengah-tengah masyarakat cukup sulit untuk memperbaikinya.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Ganjar Sebut Pemimpin Bukan Malaikat, Ungkap 6 Pilar Menuju Indonesia Emas
VIDEO: Ganjar Sebut Pemimpin Bukan Malaikat, Ungkap 6 Pilar Menuju Indonesia Emas

Mantan Gubernur Jawa Tengah itu menegaskan bahwa pemimpin bukan malaikat.

Baca Selengkapnya
‘Pendidikan Kini Menjadi Komoditas yang Diperdagangkan’
‘Pendidikan Kini Menjadi Komoditas yang Diperdagangkan’

Orientasi keuntungan mengabaikan kualitas pendidikan untuk memanusiakan manusia.

Baca Selengkapnya
Dies Natalis  ke 74 UGM: Ganjar Ajak Perguruan Tinggi Ikut Aktif Selesaikan Masalah Sektoral di Indonesia
Dies Natalis ke 74 UGM: Ganjar Ajak Perguruan Tinggi Ikut Aktif Selesaikan Masalah Sektoral di Indonesia

Ganjar juga menyampaikan selamat ulang tahun yang ke-74 untuk Ganjar.

Baca Selengkapnya
PP Pemuda Katolik: IKN Wajib Dilanjutkan
PP Pemuda Katolik: IKN Wajib Dilanjutkan

Pemuda Katolik melibatkan para cendekiawan dan akademisi Katolik untuk memproyeksikan hal-hal yang paling dibutuhkan Indonesia sekarang dan yang akan datang.

Baca Selengkapnya
UNDIP Anugerahi Bambang Susantono Gelar Profesor Kehormatan Bidang Keahlian Kota Layak Huni dan Berkelanjutan
UNDIP Anugerahi Bambang Susantono Gelar Profesor Kehormatan Bidang Keahlian Kota Layak Huni dan Berkelanjutan

UNDIP Anugerahi Bambang Susantono Gelar Profesor Kehormatan Bidang Keahlian Kota Layak Huni dan Berkelanjutan

Baca Selengkapnya
Pidato Menggebu-gebu di Acara Wisuda Mahasiswa, Ternyata Kampus ini Punya Prabowo Subianto
Pidato Menggebu-gebu di Acara Wisuda Mahasiswa, Ternyata Kampus ini Punya Prabowo Subianto

Di hadapan para sarjana baru, Prabowo memberi pesan dengan berapi-api.

Baca Selengkapnya
Di Hadapan Mahasiswa, Mahfud Ungkap Kemampuan yang Harus Dimiliki Manusia Unggul
Di Hadapan Mahasiswa, Mahfud Ungkap Kemampuan yang Harus Dimiliki Manusia Unggul

Mahfud menyampaikan delapan misi untuk menuju Indonesia Unggul di hadapan mahasiswa.

Baca Selengkapnya