Simulasi Putaran Dua Pilpres 2024 versi Indikator Politik Indonesia, Prabowo-Gibran Menang Siapa pun Lawannya
Lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei simulasi putaran kedua pada Pilpres 2024. Survei dilakukan 23 November sampai 1 Desember 2023.
Lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei simulasi putaran kedua pada Pilpres 2024. Survei dilakukan pada 23 November sampai 1 Desember 2023.
Simulasi Putaran Dua Pilpres 2024 versi Indikator Politik Indonesia, Prabowo-Gibran Menang Siapa pun Lawannya
Berdasarkan hasil survei ini, jika paslon nomor urut satu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan paslon nomor urut dua Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang masuk ke putaran kedua, maka Pilpres akan dimenangkan Prabowo-Gibran.
Prabowo-Gibran mendapatkan suara 57,2 persen, Anies-Muhaimin 27,9 persen, dan tidak memilih atau tidak menjawab 15 persen.
"Per hari ini Pak Prabowo masih unggul melawan Anies. Nah dari data kita dapatkan informasi pendukung Mas Ganjar sebagian besar cenderung lari ke Pak Prabowo ketimbang Mas Anies," kata Peneliti Utama Indikator Burhanuddin Muhtadi dalam paparan survei, Sabtu (9/12).
Burhanuddin berujar, elite PDIP memang bersikap antagonis terhadap Prabowo-Gibran. Namun, pendukung Ganjar-Mahfud justru bersikap sebaliknya, sehingga mereka beralih dukungan jika paslonnya itu gagal masuk dalam putaran kedua.
"Apakah nanti kalau misalnya pendukung atau elite PDIP mengambil sikap mendukung Mas Anies? bisa jadi ya. Kita harus lebih sabar menunggu kan belum tentu juga Mas Ganjar tidak lolos putaran kedua," jelas Burhanuddin.
Simulasi kedua adalah jika Anies-Muhaimin melawan Ganjar-Mahfud dalam putaran kedua. Hasilnya, dimenangkan oleh Ganjar-Mahfud dengan angka 42,2 persen.
Anies-Muhaimin sendiri diperkirakan mendapat suara 36,3 persen. Sedangkan, yang memilih tidak tahu atau tidak menjawab cukup banyak, yaitu 21 persen.
"Ini lebih kompetitif nih. Anies-Muhaimin versus Ganjar-Mahfud itu selisihnya lebih tipis seandainya Prabowo-Gibran gagal melaju ke final putaran kedua," kata Burhanuddin.
Indikator pun menyoroti tingginya angka orang yang memutuskan untuk tidak memilih. Menurutnya, banyak pendukung Prabowo-Gibran yang sulit menentukan pilihan lain.
"Yang naik undecided. Jadi ada pemilih Prabowo yang kebingungan kalau misalnya Pak Prabowo enggak masuk putaran kedua," ujar Burhan.
Terakhir, simulasi yang dipaparkan adalah Ganjar-Mahfud versus Prabowo-Gibran. Hasilnya, Prabowo-Gibran menang telak terhadap Ganjar-Mahfud dengan angka 56,3 persen dan 29 persen.
"Keunggulan Prabowo-Gibran melawan Ganjar-Mahfud makin tajam. Jadi di dalam berbagai macam simulasi, Ganjar-Mahfud sepertinya mengalami indikasi penurunan sangat tajam dalam satu bulan terakhir sementara Mas Anies cenderung stabil," jelas Burhanuddin.
Hal itu pun, menurut Burhan, sudah disadari oleh elite PDIP. Hal itu terlihat dari perubahan sikap yang ditunjukkan PDIP.
"Saya mengamati, mengobservasi terjadi perubahan sikap. Sebelumnya sangat ofensif tapi belakangan cenderung lebih halus lagi ya. Saya tidak tahu apakah perubahan strategi menjadi lebih halus itu mampu mengembalikan tren positif elektoral Mas Ganjar," imbuh Burhanuddin.
Survei ini dilakukan pada 23 November sampai 1 Desember 2023 dengan sampel 1.200 orang yang merupakan WNI berusia 17 tahun ke atas di seluruh Indonesia.
Kemudian, dilakukan oversample di 15 provinsi, yaitu Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Narat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Bali, NTT, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, dan Papua sehingga total sampel sebanyak 5.380 responden.
Dengan metode random sampling, survei ini memiliki margin of error sebesar kurang lebih 5 persen.