Survei LSI sebut Ahok potensi kalah di putaran kedua Pilgub DKI 2017
Merdeka.com - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) membeberkan lima alasan Calon Gubernur DKI petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok bakal kalah jika lolos di putaran kedua Pilkada. Peneliti LSI Adrian Sopa mengatakan, Ahok kuat dalam putaran pertama, namun kalah jika melawan Agus Yudhoyono dan Anies Baswedan dalam putaran kedua.
"Putaran kedua, mayoritas pemilih Anies memilih Agus jika gagal di putaran pertama. Mayoritas pemilih Agus memilih Anies jika Agus gagal di putaran pertama," kata Adrian Sopa di wilayah Rawamangun, Jakarta, Selasa (20/12).
"Pemilih Agus dan Anies relatif dari segmen yang sama, terpecah di putaran pertama namun bersatu di putaran kedua," imbuhnya.
-
Siapa yang kalah saat Anies melawan Ahok? Pertama, saat Pilkada DKI Jakarta 2017 ketika Anies Baswedan mengalahkan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
-
Apa hasil LSI soal Prabowo-Gibran di putaran 2? Dari hasil survei tetap mengungguli pasangan nomor urut dua tersebut. Dengan perolehan, Prabowo-Gibran 56,5 persen unggul atas Anies-Muhaimin 26,4 persen, sementara tidak menjawab 17,1 persen.
-
Kenapa PKS usung Anies-Sohibul di Pilgub Jakarta? 'Selanjutnya, rencana pertemuan dengan PKB juga sudah dirancang dan akan dilaksanakan. Kami optimis, insya Allah sosok Bapak Anies Rasyid Baswedan dan Bapak Mohamad Sohibul Iman adalah kandidat yang memiliki peluang menang besar,' pungkasnya.
-
Apa yang dikritik Golkar dari Anies soal Pilgub DKI? Dia mempertanyakan, apakah ada partai yang mau mengusung Anies di Pilgub Jakarta.
-
Kenapa Golkar pertanyakan Anies maju di Pilgub DKI? 'Tapi tentu kan kita tahu bahwa majunya seseorangan menjadi kepala daerah itu kan harus mendapatkan dukungan dari partai politik, pertanyaannya adalah tentu dari partai mana gitu ya,' kata Ace, saat diwawancarai di Gedung Nusantara II DPR, Senayan, Jakarta, Senin (20/5).
-
Siapa yang diyakini Surya Paloh akan menang jika Pilpres dua putaran? Paloh yakin Anies-Cak Imin akan menang jika dua putaran.
Jika Agus melawan Ahok, kata dia, suara diperoleh pasangan Anies-Sandi sebanyak 23,6 persen akan terpecah. Mayoritas suara beralih ke pasangan Agus-Sylvi sebanyak 13,9 persen. Sedangkan suara beralih kepada Ahok-Djaro cuma 9,5 persen, dan swing voters sebanyak 7,46 persen.
Selain itu, lanjut dia, jika Anies melawan Ahok di putaran kedua maka suara didapatkan Agus-Sylvi 33,6 persen juga terpecah. Kebanyakan suara akan beralih suara ke Anies-Sandi hingga 20,9 persen. Sedangkan suara beralih ke paslon Ahok-Djarot 3,5 persen dan swing voters 9,2 persen.
Alasan kedua, kata dia, kantong pemilih besar di putaran akan pindah ke Agus atau Anies jika melawan Ahok karena pemilih muslim populasi 85 persen. Sementara itu, pendidikan SMA ke bawah populasi 80 persen, etnis betawi dan jawa populasi 70 persen.
"Gender laki-laki 50 persen dan perempuan 50 persen. Sedangkan penghasilan 3,5 juta sebulan ke bawah 65 persen populasinya," kata dia.
Ketiga, menurutnya, dalam survei juga terlihat banyak pemilih tidak rela gubernur DKI Jakarta terpilih adalah seorang penista agama mencapai 65 persen. "Rela gubernur DKI terpilih seorang penista agama 11,8 persen dan tidak tahu atau tidak jawab 23,2 persen. Sentimen ini menyulitkan Ahok untuk menang di putaran kedua," ujar dia.
Sementara alasan ke empat, lanjut dia, pemilih menilai Ahok melakukan penistaan agama sebanyak 65,7 persen dan tidak bukan sebuah penistaan agama 13,5 persen. Pemilih tidak tahu masal ini sebanyak 20,8 persen. "Alasan ke lima pemilih ingin gubernur DKI baru 60,3 persen, tetap ingin gubernur lama 22,1 persen dan yang tidak tahu 17,6 persen," tukasnya.
Metodologi survei dilakukan LSI menggunakan metode sampling multistage random sampling, dengan jumlah 440 responden. Sementara wawancara tatap muka responden menggunakan kuesioner dan margin of eror plus minus 4,8 persen.
Semua pemilih di DKI Jakarta mempunyai kesempatan sama untuk terpilih menjadi responden. Dana digunakan survei hasil dari internal LSI. Pengumpulan data dilakukan pada 3 Desember hingga 8 Desember 2016. (mdk/ang)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pilkada DKI tahun 2017 berlangsung sangat menarik dan penuh dinamika. Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama dan etnis.
Baca SelengkapnyaAhok di mata Said Abdullah adalah sosok pemimpin yang bekerja dengan sangat baik selama memimpin Jakarta.
Baca SelengkapnyaDengan asumsi metode simple random sampling ukuran sampel 800 responden
Baca SelengkapnyaAhok melihat keberadaan Kang Emil akan membuat kader Gerindra sulit untuk menangan di Tanah Pasundan
Baca SelengkapnyaElektabilitas tiga nama besar di Pilkada Jakarta saling berkejaran
Baca SelengkapnyaPilkada Jakarta bakal digelar November 2024. Tiga calon kuat digadang memiliki potensi menang jika maju sebagai cagub.
Baca SelengkapnyaKetua DPP PDIP Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyatakan siap maju Pilkada
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan bercerita pernah diminta untuk membuat pidato kekalahan pada Pilkada DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaAhok menyatakan kubu KIM plus yang mengusung Ridwan Kamil akan malu jika kalah melawan kotak kosong.
Baca SelengkapnyaAhok juga mengalami penambahan suara. Dari 32 persen menjadi 42 persen.
Baca SelengkapnyaWalaupun keputusan akhirnya tetap akan berada di Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator merilis hasil survei terkait Pilkada Jakarta 2024.
Baca Selengkapnya