Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tangisan Megawati Dikalahkan SBY saat Pemilu

Tangisan Megawati Dikalahkan SBY saat Pemilu sby mega. rumgapres/abror rizki

Merdeka.com - Kekecewaan dan kemarahan Megawati Soekarnoputri tak bisa disembunyikan saat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ternyata maju menjadi calon presiden di Pemilu 2004. Terlebih, Megawati sebagai calon inkumben kalah oleh SBY.

Megawati memang sosok yang berhati keras, bahkan amat keras sebagaimana digambarkan oleh AM Hendropriyono, salah satu pembantu terdekatnya. Tidak ada seorang pun yang berhasil membujuknya untuk datang ke MPR hari itu.

Seorang informan lain mengatakan, mungkin Mega khawatir bahwa ia tak mampu mengendalikan perasaannya jika harus menyaksikan langsung upacara pelantikan Presiden SBY di gedung DPR/MPR. Meskipun Mega sudah mengatakan pemilu adalah kemenangan rakyat.

Orang lain juga bertanya?

"Siapa pun yang menang pemilu harus diterima, karena ini adalah kemenangan kita semua, kemenangan rakyat Indonesia," kata Megawati pada 5 Oktober 2004. Demikian dikisahkan dalam buku 'Dari Soekarno Sampai SBY, Intrik dan Lobi Politik Para Penguasa' karya Tjipta Lesmana.

Suara Megawati Tersendat-sendat

Semua yang hadir bisa mendengar cukup jelas bahwa Mega mengucapkan dengan suara tersendat-sendat. Mega sedih dan menangis. Sungguh galau hatinya ketika itu sebab ia tahu bahwa hanya dalam hitungan hari, ia dan keluarganya sudah harus meninggalkan Istana Merdeka, simbol supreme power Republik ini.

Tapi yang paling menyakitkan: orang yang bakal menjadi penghuni baru Istana adalah Susilo Bambang Yudhoyono yang notabene adalah eks pembantunya sendiri.

Sore harinya, Mega mengundang warga sekitar dan para kader PDIP untuk menghadiri acara open house serta buka puasa bersama. Tepat pukul 17.30 WIB Mega muncul dengan busana muslim berwarna biru dengan motif bunga-bunga putih. Ia menyempatkan diri untuk berpidato, kendati cuma 10 menit.

Megawati Tabuh Genderang Perang

"Saya katakan, kita bukan kalah (dalam pemilu), tapi kurang suara. Jangan merasa kita kalah, tapi kita hanya kekurangan suara!" kata Mega.

Untuk itu, Mega bertanya kepada para pendukungnya apakah mereka siap untuk merebut kembali 'kursi' yang lepas itu. Hadirin setempat menjawab dengan suara keras. "Siap!." Mega pun kelihatan terhibur.

Maka sejak hari itu, hari ketika SBY dilantik sebagai Presiden RI yang keenam, 'genderang perang' sudah ditabuh Megawati. Secara demonstratif ia menyatakan perang kepada SBY: ia bertekad merebut kembali kursi kepresidenan yang dikatakan 'lepas' ke tangan SBY dalam Pemilu 2004.

(mdk/eko)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Megawati: Saya Sudah Jengkel, Kenapa Kalian yang Baru berkuasa Bertindak Seperti Zaman Orde Baru?
Megawati: Saya Sudah Jengkel, Kenapa Kalian yang Baru berkuasa Bertindak Seperti Zaman Orde Baru?

Megawati merasa jengkel dengan para penguasa yang bertindak seperti zaman orde baru.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Megawati Keras! Perintahkan PDIP Terus Melawan, Pemilu Diduga Curang Sudah di Luar Batas
VIDEO: Megawati Keras! Perintahkan PDIP Terus Melawan, Pemilu Diduga Curang Sudah di Luar Batas

Megawati curiga, telah terjadi mobilisasi kekuasaan sehingga warga Jateng bungkam

Baca Selengkapnya
Gerindra Respons Tudingan Megawati soal Pengerahan Aparat di Pilgub Jateng
Gerindra Respons Tudingan Megawati soal Pengerahan Aparat di Pilgub Jateng

asco menyebut, jika ada kecurangan dibuktikan di Bawaslu.

Baca Selengkapnya
Kalah di Kandang Banteng, Megawati Singgung Mobilisasi Kekuasaan Bikin Rakyat Jateng Bungkam
Kalah di Kandang Banteng, Megawati Singgung Mobilisasi Kekuasaan Bikin Rakyat Jateng Bungkam

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bereaksi keras atas kekalahan partainya di Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya
Megawati Heran PDIP Dicari Kesalahannya: Anak-Anak Saya Banyak Preman, Enggak Ada Takut
Megawati Heran PDIP Dicari Kesalahannya: Anak-Anak Saya Banyak Preman, Enggak Ada Takut

Megawati mengaku meski mampu melawan dan memiliki anak buah yang kuat, namun dia memutuskan tidak melawan.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Panas! Megawati Tabuh 'Genderang Perang': Kalau Hasto Diambil, Aku Ke Kapolri
VIDEO: Panas! Megawati Tabuh 'Genderang Perang': Kalau Hasto Diambil, Aku Ke Kapolri

Ketuk PDIP, Megawati Soekarnoputri meminta Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto tidak takut apabila nanti ditangkap oleh KPK.

Baca Selengkapnya
Megawati Teriak hingga Serak dan Urat Leher Terlihat: Baru Jadi Aparat Sudah Mengintimidasi Rakyat!
Megawati Teriak hingga Serak dan Urat Leher Terlihat: Baru Jadi Aparat Sudah Mengintimidasi Rakyat!

Pidato Megawati berapi-api di depan massa pendukung Ganjar-Mahfud.

Baca Selengkapnya
Benny Harman Demokrat: Ibu Megawati Tidak Pernah Jahat dengan Kami
Benny Harman Demokrat: Ibu Megawati Tidak Pernah Jahat dengan Kami

Demokrat ingin Megawati bisa menerima pertemuan dengan SBY

Baca Selengkapnya
Peringati Hari Lahir Pancasila, Megawati Suarakan Pemimpin Berjuang Demi Bangsa Bukan Pribadi
Peringati Hari Lahir Pancasila, Megawati Suarakan Pemimpin Berjuang Demi Bangsa Bukan Pribadi

Megawati bercerita Presiden pertama RI Soekarno atau Bung Karno menghadapi tantangan berat demi memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Baca Selengkapnya
Hasto Cerita Ditertawai Megawati saat Diperiksa Polisi: Kamu Rasakan Seperti Saya di Zaman Orba
Hasto Cerita Ditertawai Megawati saat Diperiksa Polisi: Kamu Rasakan Seperti Saya di Zaman Orba

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto bercerita ditertawai Megawati karena dipanggil polisi.

Baca Selengkapnya
Andika-Hendi Kalah secara Mengejutkan di Pilkada Jateng, Ini Kata Megawati
Andika-Hendi Kalah secara Mengejutkan di Pilkada Jateng, Ini Kata Megawati

Kekalahan Andika dan Hendi dalam Pilkada Jateng mendorong Megawati untuk mengkritik penerapan etika serta moralitas dalam proses demokrasi.

Baca Selengkapnya
Megawati: Pemimpin Harusnya Mengayomi Rakyat, Bukan Menurunkan Aparat Diam-Diam
Megawati: Pemimpin Harusnya Mengayomi Rakyat, Bukan Menurunkan Aparat Diam-Diam

Megawati mengambil contoh kasus pengeroyokan relawan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD di Boyolali.

Baca Selengkapnya