Tidak Dapat Menteri, PAN Sadar Bukan Partai Pendukung Presiden Jokowi
Merdeka.com - Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno menegaskan tidak pernah minta-minta jatah kursi Kabinet Indonesia Maju. Eddy menyadari tak dilibatkannya PAN menjadi anggota kabinet Jokowi-Ma'ruf dengan pertimbangan kontestasi Pilpres 2019.
Eddy menyadari tidak etis jika meminta jatah dalam kabinet kepada Presiden Jokowi. Terlebih lagi, dalam Pilpres 2019, PAN tidak berkoalisi dengan partai pendukung Jokowi-Ma'ruf. Partai berlambang matahari putih itu justru berkoalisi dengan Partai Demokrat, PKS, dan Partai Gerindra yang mengusung Prabowo-Sandi.
"PAN dari awal tidak pernah mengharapkan apapun, tidak pernah meminta, apalagi menekan. Kita menyadari sepenuhnya bahwa Pilpres itu kita tidak mendukung pasangan 01 dan kita sampaikan saat kita mendukung Pak Jokowi kita lakukan secara konsisten tidak ada imbal balik atau harapan imbal balik apapun," ujar Eddy di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (23/10).
-
Kenapa Jokowi tidak ikut campur dalam kabinet? 'Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024,' kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Bagaimana tanggapan Jokowi soal Kabinet Prabowo? Jokowi mengaku tak memberi masukan kepada Prabowo soal penambahan kementerian. 'Kabinet yang akan datang ditanyakan dong kepada presiden terpilih. Tanyakan kepada presiden terpilih. Tanyakan pada presiden terpilih,' kata Jokowi kepada wartawan di Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi, Depok, Jawa Barat, Selasa (7/5).
-
Apa usulan PKS untuk Jokowi? Sekjen PKS Aboe Bakar Alhabsyi atau Habib Aboe mengusulkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang bakal capres Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto untuk makan siang di Istana Kepresidenan.
-
Kenapa Jokowi tidak diundang ke Rakernas PDIP? Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak diundang dalam rapat kerja nasional (rakernas) ke-5 PDIP pada pekan ini. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyebut, partainya tidak ada refleksi khusus dalam rakernas karena ketidakhadiran Jokowi.'Tidak ada refleksi khusus atas tidak adanya Pak Jokowi,' kata Hasto di DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (22/5).
-
Siapa yang akan menjembatani Jokowi dan PDIP? 'Pak Prabowo yang akan bisa menjembatani kembali, merajut kembali hubungan Pak Jokowi dengan PDIP. Kita tahulah, dalam hati mereka masing-masing sebenarnya sih sangat mungkin ketemu. Kenapa? Ya Pak Jokowi juga kan besar di PDI-P dan PDI-P juga kan pernah ikut dibesarkan Pak Jokowi,' kata Habiburokhman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/3).
-
Bagaimana PDIP menjelaskan tentang tidak diundangnya Jokowi? 'Tidak ada refleksi khusus atas tidak adanya Pak Jokowi,' kata Hasto di DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (22/5). Hasto mengatakan, PDIP didasarkan pada kekuatan kolektif seluruh anggota mulai dari tingkat anak ranting hingga Satgas Partai. Menurutnya, kekuatan itu menyatu dengan akar rumput.'Karena partai ini didasarkan kepada kekuatan kolektif dari seluruh anggota, dari tingkat anak ranting, ranting, PAC, satgas partai. Dan itu adalah sumber kekuatan partai yang menyatu dengan akar rumput,' tuturnya.
Terpenting saat ini menurut Edy adalah saling melaksanakan tugas dan fungsi jabatan masing-masing. Sebagai anggota legislatif, Eddy menegaskan pihaknya turut serta melaksanakan demokrasi sebagai penyeimbang.
Ia juga berharap agar tidak ada dikotomi partai politik koalisi pemerintah ataupun sebaliknya. Menurutnya, sejak rangkaian Pilpres 2019 telah selesai, dan koalisi telah dibubarkan, tidak ada lagi polarisasi masyarakat dengan identitas pendukung pasangan calon 01 atau 02.
"Kita tidak mengenal koalisi lagi, semuanya sudah campur baur, merah putih tidak ada dikotomi lagi," tandasnya.
Diketahui Presiden Joko Widodo melantik seluruhnya 34 menteri yang tergabung dalam kabinet kerja Indonesia Maju di Istana Presiden. Dari tokoh-tokoh yang dilantik sebagian besar dari kalangan profesional.
Sementara itu beberapa menteri yang berasal dari partai politik adalah PDIP, Golkar, PKB, Nasdem, Gerindra, dan PPP.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Zulkifli menyatakan bahwa partainya bagian dari Koalisi Indonesia Maju yang dalam Pilpres mendukung pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Baca SelengkapnyaJokowi membantah berkomunikasi dengan Golkar dan PAN sebelum kedua partai itu mendeklarasikan dukungan untuk Prabowo.
Baca SelengkapnyaPuan menegaskan Jokowi bukan ketua umum partai politik dan ketua koalisi.
Baca SelengkapnyaDi DPP PAN, bersama Jokowi partai-partai pemerintah minus PDIP dan NasDem bicara wacana pembentukan koalisi besar.
Baca SelengkapnyaWalaupun belum keluar dari PDIP, Jokowi dinilai sudah sangat erat dengan PSI.
Baca SelengkapnyaJokowi menegaskan, presiden tidak mengurusi soal pencalonan presiden atau wakil presiden.
Baca SelengkapnyaGanjar mengaku, selalu menghormati seluruh keputusan masing-masing partai politik.
Baca SelengkapnyaMaman mengatakan, Golkar dan PAN saja masuk tanpa pamit. Tiba-tiba datang dan malah mengumumkan Koalisi Indonesia Maju.
Baca SelengkapnyaNasDem mengungkapkan, Pernyataan Jokowi soal pilpres menjadi urusan partai berbeda dengan kenyataan
Baca SelengkapnyaJokowi tak menjelaskan apakah dirinya sudah menjadi kader PAN.
Baca SelengkapnyaCak Imin mengaku belum melihat Jokowi memihak kepada salah satu pasangan calon.
Baca SelengkapnyaAlih-alih didukung rakyat, suaranya malah turun di Pemilu.
Baca Selengkapnya