Tim Prabowo-Gibran Klaim Belum Pernah Bicara dengan Ekonom Soal Anggaran Makan Bergizi Gratis jadi Rp7.500
Ekonom Verdhana Sekuritas, Heriyanto Irawan sebelumnya anggaran program makan siang gratis ada kemungkinan dipangkas menjadi Rp7.500 per porsi.
Anggota Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran Bidang Komunikasi Hasan Nasbi membantah pihaknya sudah bicara dengan Ekonom Verdhana Sekuritas, Heriyanto Irawan mengenai program makan bergizi gratis.
Menurut Hasan Nasbi, tim sinkronisasi Prabowo-Gibran tidak pernah bicara anggaran program makan gratis dipangkas menjadi Rp7.500 per porsi yang sebelumnya direncanakan Rp15.000 per porsi selama kampanye.
"Saya ingin menyampaikan bahwa tidak ada pembahasan itu sama sekali di tim dan tim sinkronisasi," ucap Hasan Nasbi di Media Center Prabowo-Gibran, Jalan Sriwijaya Nomor 16, Jakarta Selatan, Jumat (19/7).
Sebelumnya, anggaran kebutuhan biaya per porsi makan siang gratis milik presiden terpilih Prabowo Subianto sempat jadi sorotan Ekonom Verdhana Sekuritas, Heriyanto Irawan.
Heriyanto menyebut telah menjalin komunikasi dengan tim ekonomi Prabowo Subianto.
Hasilnya, anggaran program makan siang gratis ada kemungkinan dipangkas menjadi Rp7.500 per porsi dari yang sebelumnya direncanakan Rp15.000 per porsi selama kampanye.
"Tapi menurut saya yang menarik buat saya adalah ini, setelah dikomunikasikan angka itu Rp71 triliun, kemudian tugasnya pak Presiden elected ke tim ekonominya ini tentu memikirkan apakah biaya makanan per hari itu bisa enggak diturunin dari Rp 15.000 mungkin ke Rp 9.000, ke Rp 7.500 kan kira-kira begitu," ujar Heriyanto dalam Mandiri Market Outlook 2024, Selasa, (16/7).
Heriyanto mewajarkan kemungkinan tersebut. Lantaran, jika dipandang dari sisi politisi, ada keinginan untuk memperluas cakupan penerima program makan bergizi gratis itu.
"Kita bisa pahami, kalau sebagai politisi dia ingin programnya itu menyentuh sebanyak mungkin rakyat, yang saya ambil sebagai hal yang penting adalah pemikiran beliau adalah mendorong programnya di dalam keterbatasan itu, di dalam keterbatasan Rp71 triliun itu," urai Heriyanto.