TKN Tantang BPN Tak Hanya Klaim Kemenangan Prabowo Tapi Buka Dapur Penghitungan Suara
Merdeka.com - Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto menantang Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Uno untuk membuka dapur penghitungan suara yang menyatakan kemenangan pasangan capres-cawapres nomor urut 02.
Hasto menjelaskan, gambaran perolehan suara baik melalui exit poll, quick count, maupun real count secara konsisten menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda. Dari situ dia mengajak semua pihak untuk meyakini bahwa konsistensi berbagai metode hitung kian menegaskan quick count menjadi instrumen kontrol perolehan hasil akhir.
"Saat ini masih ada upaya untuk melakukan delegitimasi terhadap penyelenggara pemilu. Para elit politik sebaiknya ikut menjaga suasana kondusif. Klaim terhadap hasil perolehan suara boleh saja, namun harus disertai data, dan keberanian untuk menampilkan dapur pusat perhitungannya," ungkap Hasto, Minggu (21/4).
-
Siapa yang memimpin tim Prabowo? Menanggapi survei tersebut, Koordinator Nasional Penerus Negeri Prabowo-Gibran, Muhammad Pradana Indraputra mengatakan bahwa program yang selama ini digadang-gadang dan disosialisasikan oleh Prabowo-Gibran sangat berdampak sesuai dengan kebutuhan anak muda Indonesia.
-
Apa yang dilakukan TKN untuk memenangkan Prabowo-Gibran? Gozali mengatakan, berdasarkan sigi sejumlah lembaga survei, hingga saat ini elektabilitas Prabowo-Gibran berada di posisi teratas. LSI menyebutkan elektabilitas Prabowo-Gibran sudah mencapai 50,7%. Dengan begitu, peluang paslon nomor urut 02 memenangkan pemilu dalam sekali putaran terbuka lebar. Karena itu, Gozali mengajak para relawan bersama-sama turun ke masyarakat untuk mensosialisasikan program kerja dan visi misi Prabowo Gibran.
-
Siapa yang ikut kampanye Prabowo? Pasangan capres-cawapres nomor 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka hari ini Sabtu 9 Desember 2023 berkampanye di sejumlah daerah.
-
Siapa Cawapres Prabowo di Pilpres 2024? Pada Pilpres 2024 mendatang, Prabowo menggandeng Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka sebagai Cawapresnya.
-
Apa yang membuat Prabowo unggul? Survei yang selesai mereka lakukan pada 6 Februari atau delapan hari jelang pemungutan suara itu menemukan bahwa elektabilitas Prabowo-Gibran sebesar 53,5 persen. Pasangan tersebut unggul telak dibanding dua kompetitornya, Anies-Muhaimin yang elektabilitasnya 21,7 persen dan Ganjar-Mahfud dengan tingkat keterpilihan 19,2 persen.
Hasto menegaskan, partainya, sudah menunjukkan di depan publik soal sistem penghitungan suara, kamar hitung, dan infrastruktur sistem penghitungan. Menurutnya ini sebagai bagian dari transparansi dan akuntabilitas publik.
"BPN dan Partai Gerindra hingga saat ini belum menunjukkan hal itu," singgung Hasto.
Dia melanjutkan, berdasarkan rekapitulasi secara berjenjang yang dilakukan dengan menyamakan dokumen C1, pihaknya semakin yakin pasangan calon nomor urut 01 menang.
"Dengan total data C1 yang masuk sebanyak 119.141, dan dengan basis itu, dibobot berdasarkan proporsi pemilihnya maka hasil akhirnya, Jokowi-Amin 56,74 persen dan Prabowo - Sandi 43,26 persen," tegas Hasto.
Sekjen PDIP ini juga menambahkan, hasil yang diperoleh pasangan capres-cawapres berbanding lurus dengan capaian suara partainya. "Demikian halnya PDI Perjuangan, hasil sementara berkisar dari 21,3 persen sampai 22,8 persen di tingkat nasional," tambah Hasto.
Menurutnya, yang tercermin dari kemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin dan PDIP, menunjukkan bahwa kekuatan nurani rakyatlah yang terbukti hadir sebagai benteng politik putih, politik kebenaran
"Artinya suara rakyat mengekspresikan kebenaran dalam politik. Berbagai jurus fitnah, hoaks dan bicara tidak santun, tidak diterima oleh publik. Pemilu pada dasarnya adalah cermin kehendak rakyat yang didasari oleh kehendak baik," tutupnya.
Berita terkait Prabowo Subianto bisa diakses di Liputan6.com
Untuk diketahui, Capres-Cawapres nomor urut 01 Joko Widodo- Ma'ruf Amin sampai saat ini masih unggul atas Capres-Cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto- Sandiaga Uno. Hal ini berdasarkan real count yang dimuat dalam Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) Komisi Pemilihan Umum (KPU), Minggu (21/4) pagi.
Berdasarkan situs resmi pemilu2019.kpu.go.id pada Minggu (21/4) pukul 10.00 WIB, suara real count yang masuk baru 8,26 persen atau baru memuat 67.214 dari 813.350 total Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang dibuat oleh KPU.
Dari data yang terkumpul sementara, Jokowi-Ma'ruf unggul dengan perolehan 54,29 persen suara atau 6.976.119 suara. Sementara itu, pasangan Prabowo-Sandi meraih 45,71 persen atau sebanyak 5.874.294 suara.
Reporter: Putu Merta Surya Putra
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Arief optimistis hasil hitung cepat Pilpres 2024 yang dilakukan sejumlah lembaga survei tidak akan banyak berbeda.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto berkumpul bersama elite Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran di kediaman Kertanegara IV.
Baca SelengkapnyaKetua TKN Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani menyerahkan surat berita acara hasil rekapitulasi KPU yang menetapkan Prabowo-Gibran sebagai pemenang
Baca SelengkapnyaTPN Ganjar-Mahfu mengajak masyarakat mengawal penghitungan suara di seluruh Tempat Pemungutan Suara (TPS) se-Indonesia.
Baca SelengkapnyaTim Kemenangan Nasional (TKN) Prabowo Gibran blak-blakan potensi kecurangan besar pemungutan suara di Malaysia
Baca SelengkapnyaPecinta Jokowi di NTT melihat bahwa penerus program kerja Jokowi itu ada pada pasangan Prabowo - Gibran.
Baca SelengkapnyaSekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto, menilai pemilihan umum (Pemilu) 2024 bukan sekedar Jokowi effect.
Baca SelengkapnyaAdapun jumlah suara sah sendiri sebanyak 164.227.475, dan jumlah suara tidak sah sebanyak 4.198.536.
Baca SelengkapnyaPasangan Capres dan Cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, dinyatakan unggul telak dengan perolehan 1.542.346 suara.
Baca SelengkapnyaMuzani mengatakan, pihaknya berkumpul sekaligus buka puasa bersama dan ramah tamah.
Baca Selengkapnya“Ada pencoblosan di siang hari di rumah warga," kata Chico
Baca SelengkapnyaJokowi berujar, jika betul ada kecurangan maka bisa melaporkan ke Bawaslu atau nantinya bisa menggugat ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Baca Selengkapnya