Ucapan Perpisahan Maruarar Sirait ke Megawati dan Elite PDIP, Ungkap Keyakinan pada Jokowi
Maruarar Sirait mengundurkan diri dari PDIP setelah bergabung sejak 1999.
Maruarar Sirait mengundurkan diri dari PDIP setelah bergabung sejak 1999.
Ucapan Perpisahan Maruarat Sirait ke Megawati dan Elite PDIP, Ungkap Keyakinan pada Jokowi
Maruarar Sirait mengundurkan diri dari PDIP setelah bergabung sejak 1999. Maruarar beralasan cabut dari PDIP karena mengikuti jejak Presiden Jokowi.
Pria yang akrab disapa Ara ini mengaku berkontemplasi diri cukup lama sebelum memutuskan diri keluar dari partai yang membesarkan namanya. Ara mengunggah video saat dirinya menyerahkan KTA PDIP kepada Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Utut Adianto.Dalam akun instagramnya @maruararsirait, Ara menyampaikan salam perpisahan kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan koleganya di partai. Dia menuliskan pesan mendalam berisi ucapan terima kasih dan harapan untuk PDIP.
Anak dari senior PDIP Sabam Sirait itu juga menyampaikan alasannya keluar dari PDIP untuk mengikuti jejak politik Jokowi. Meskipun tidak disampaikan secara detail langkah politik Ara ke depan.
Berikuti isi pesan perpisahan mendalam Ara kepada Megawati dan elite PDIP:
Yang terhormat Ketua Umum PDI Perjuangan Ibu Megawati Soekarnoputri dan Sekjen Mas Hasto, saya berterima kasih selama ini untuk bisa berbakti dan mengabdi di bidang politik melalui PDI Perjuangan. Tentu cukup banyak suka-duka yang kita lalui bersama.
Beberapa waktu ini, saya mengambil waktu cukup lama untuk berkontemplasi, berintropeksi dan berdoa, juga berkonsultasi dengan keluarga serta teman terdekat, baik di PDI Perjuangan maupun di eksternal.
Izinkahlah hari ini, saya pamit dari PDI Perjuangan. Saya juga mengucapkan permohonan maaf, kalau selama ini ada banyak kekurangan yang saya lakukan selama di PDI Perjuangan.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada sahabat Mas Rudy di Solo, Mas Bambang DH di Surabaya, Om Rahmat di NTB, Mas Soeryo di Kepri, Alex di Sumbar dan Kang Rudy Harsa, Andre Pareira, dan adek saya Ono di Jabar. Juga sahabat yang di DPP, yang selama ini banyak berdiskusi, Bang Komaruddin dan Mbak Ning yang lama berjuang bersama, Om Mindo dan Pak Rudianto Tjen.
Juga kepada sahabat saya di TMP, yang sejak 2008 s/d 2023 kita bersama. Generasi pertama Mas Utut, Lae Sukur, Teh Rieke, Bang Efendi Sianipar, Basar, Agung Rai, Indah, Vanda, dan Asdy. Kemudian generasi kedua (TMP) Nico Siahaan dari Bandung, Charles Honoris dari Jakarta, juga Marinus Gea dari Tangerang.
Juga junior-junior saya dari Jawa Barat Niko, Joko, Sabungan, Samuel, Ibu Enie dan Nyumarno dan Kepler. Seno dan Hadre dari Surabaya. Dari Jakarta ada Brando, Bobi, Charles, Ime, Andi, Evan , Renaldo dan Niko. Juga sahabat saya Restu, Denny, Bung Edo Kondologit, Dadang, Egi dan Maya. Selama ini, saya mengajarkan untuk bisa sabar, iklas dan loyal.Hari ini, saya mohon maaf karena saya tidak bisa lagi ada di PDI Perjuangan karena saya punya keyakinan dan percaya dengan Pak Jokowi seperti mayoritas kebanyakan Rakyat Indonesia yang juga percaya pada Pak Jokowi yang adil dan bisa memanusiakan manusia dan bisa memajukan bangsa kita.
Saya tetap doakan PDI Perjuangan. Saya yakin PDI Perjuangan memiliki banyak kader yang lebih loyal dan berkualitas dan mampu dan mau bergotong royong daripada yang saya lakukan selama ini. Maju terus PDI Perjuangan! Terimakasih, salam hormat saya, Merdeka !!