Warga Makassar Curhat ke Anies soal Kesulitan Air Bersih dan Listrik Sering Dipadamkan
Calon Presiden Anies Baswedan menerima curhat warga soal air bersih dan pemadaman PLN.
Anies mengapresiasi gerakan relawan yang membagikan air bersih bagi warga yang membutuhkan.
Warga Makassar Curhat ke Anies soal Kesulitan Air Bersih dan Listrik Sering Dipadamkan
Calon Presiden Anies Rasyid Baswedan menerima curhat warga Jalan Sultan Abdullah, Kelurahan Buloa, Kecamatan Tallo, Kota Makassar saat memantau penyaluran bantuan air bersih. Saat ini, Kota Makassar mengalami kekeringan dan pemadaman bergilir dari PLN.
Anies mengapresiasi gerakan relawan yang membagikan air bersih bagi warga yang membutuhkan. Meski demikian, kata Anies, penyaluran bantuan air bersih bukan solusi jangka panjang tapi sifatnya temporer.
"Kita apresiasi atas inisiatif untuk membagikan air bagi warga yang membutuhkan. Tapi ini bukan solusi jangka panjang, ini temporer," ujarnya kepada wartawan, Minggu (5/11).
Anies mengaku pembangunan selama ini pemerintah hanya berkonsentrasi pada infrastruktur makro. Tetapi, pemerintah sering lupa membangun infrastruktur mikro.
"Infrastruktur mikro yang untuk rumah tangga justru sering tidak mendapatkan perhatian cukup,"
kata dia.
Anies menjelaskan infrastruktur mikro yang dimaksud seperti ketersediaan air bersih bagi rumah tangga. Selanjutnya, ketersediaan listrik dan gas bagi rumah tangga."Itu semua adalah contoh-contoh infrastruktur mikro," kata dia.
Anies mengaku pembangunan infrastruktur mikro merupakan program prioritas jika terpilih menjadi Presiden RI. Ia menambahkan pemerintah seharusnya hadir membantu rumah tangga saat kesulitan air, gas, dan listrik.
"Sekarang nih, keluarga perlu air, dia cari sendiri, perlu gas cari sendiri. Nah kalau negara membangun infrastruktur mikro, maka rumah tangga itu dananya bisa digunakan untuk kebutuhan lain dan pelayanan bisa berjalan tanpa interupsi dan hambatan. Jadi prioritasnya di situ,"
tegas Anies.
merdeka.com
Sebelum di Silaknas ICMI, Anies menyinggung soal pembangunan di Indonesia tak merata. Anies menilai, pemerintah pusat hanya fokus pembangunan di wilayah Pulau Jawa. Sementara, wilayah Indonesia Timur seakan di nomor duakan.
Dia menyampaikan, setiap wilayah itu punya karakteristik dan kebutuhan yang berbeda-beda.
"Kami sudah sampaikan bahwa pentingnya kita serius melakukan perubahan paradigma dari pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan, menjadi pertumbuhan dan pemerataan,"
ujar Anies.
Untuk mengatasi itu, ada tiga yang akan menjadi prioritasnya dengan meluruskan paradigma untuk menghadirkan kesetaraan. Pertama, dari fokus utamanya pada pertumbuhan, menuju pertumbuhan dan pemerataan.
Kedua, dari pendekatan sektoral, menuju pendekatan sektoral dan kawasan. Ketika, dari menyelesaikan proyek pemerintah, menuju untuk menuntaskan persoalan warga.
Terkait hal itu, Anies menegaskan bahwa ada ketimpangan antar sektor atau bidang. Sebagai upaya untuk mengatasi masalah ini, Anies menyebut peran semua pihak sangat dibutuhkan. Bukan hanya pemerintah, tetapi para ilmuwan atau ahli di bidangnya masing-masing harus dilibatkan.
"Jangan itu diserahkan kepada pemerintah saja, keputusannya hanya ditandatangani pemerintah. Sehingga menjadi fiskal atau program. Tetapi substansinya sebaiknya libatkan pra ilmuan,"
bebernya.
merdeka.com
Anies memaparkan ada empat yang harus dipikirkan untuk mencari sebuah solusi. Pertama, hal apa yang harus diteruskan dari kebijakan ilmu pengetahuan hari ini.
Kedua, hal apa yang menjadi koreksi dari kebijakan terkait dengan bidang keilmuan. Ketiga, hal apa yang harus dihentikan dari program-program pemerintah pusat.
"Dan keempat, hal baru apa yang harus dikerjakan untuk melakukan reformasi dan perubahan. Empat itu yang kita butuhkan," pungkasnya.