Profil
Pong Harjatmo
Pong Harjatmo adalah seorang aktor senior legendaris dengan segudang karya yang beberapa waktu yang lalu membuat berita dengan tindakan heroiknya di gedung DPR RI. Pria kelahiran Solo ini telah berkecimpung di dunia seni peran, khususnya layar lebar, sejak era '70an. Kiprahnya di dunia perfilman Indonesia diawali dengan film Nji Ronggeng tahun 1969. Di luar film aktif sebagai penari dan sampai sekarang masih mengikuti group tari.
Sebagai aktor senior, Pong telah merasakan asam manis dan pasang surut dunia perfilman Indonesia. Ketika perfilman Indonesia tidak terlihat geliatnya, ia beralih ke dunia sinetron. Karakternya yang kebapakan membuat Pong sering didapuk menjadi sosok ayah atau sesepuh yang penuh kebijaksanaan.
Kebijaksanaan Pong ternyata bukan sekedar peran di layar kaca atau layar lebar, tapi berlanjut ke kehidupan nyata di mana ia ikut memperhatikan keadaan politik bangsa Indonesia yang carut marut walaupun sebenarnya ia bukan politikus. Hal ini terbukti dengan ketika ia tidak hanya prihatin namun mengambil langkah nyata untuk menyampaikan aspirasinya sebagai warga negara dengan menuliskan kata-kata 'Jujur, Adil, Tegas' di dinding luar gedung DPR RI pada akhir Juli 2010. Tindakan Pong tersebut dipicu oleh kekecewaanya terhadap pemerintah yang dinilai lamban dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Namun demikian, aksi heroik Pong malah membuat dirinya diamankan oleh petugas dan dimintai pertanggungjawaban.
Tidak berhenti sampai di situ, Pong kembali melakukan aksi beraninya pada 23 Juli 2011 dengan menerobos Rakornas Partai Demokrat yang sedang membahas isu akan digelarnya Kongres Luar Biasa (KLB). Kader Demokrat dibuat kaget dengan kehadiran Pong yang membawa spanduk bertuliskan 'Berantas Korupsi atau Bubar Saja. Jujur Adil dan Tegas'.
Di depan pintu ia berorasi dengan menyindir Partai Demokrat yang tidak bisa membawa pulang anggotanya yang terlibat kasus suap wisma atlet SEA Games. Bahkan di luar gedung, Pong nyaris terlibat adu jotos dengan salah satu kader Demokrat yang dibuat gerah dengan aksi Pong. Beruntung petugas pengaman Rakornas dibantu oleh kader Demokrat yang lain dengan sigap melerai keduanya hingga keributan dapat terelakkan.
Satu bulan kemudian, Pong kembali menyuarakan aspirasinya dengan mengirim sepucuk surat kepada pembesar Demokrat sekaligus Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, yang berisi enam pesan. Intinya adalah mempertanyakan janji SBY tentang pemberantasan korupsi dan penegakan hukum. Sayangnya surat tersebut tidak mendapatkan tanggapan dari presiden.
Tindakan nekat namun berani Pong ini mengundang komentar baik masyarakat maupun rekan sesama artis. Joko Anwar, sutradara muda yang cukup kontroversial, lewat Twitter mendukung tindakan Pong dan mengajak para Tweeps untuk memberikan dukungan pada Pong yang mereka anggap sebagai figur yang berani dan heroik. Sejalan dengan Joko Anwar, Rieke Dyah Pitaloka mengatakan bahwa apa yang dilakukan Pong merupakan gambaran dari apa yang dirasakan rakyat Indonesia sekarang ini.
Namun, Jenny Rachman menyayangkan cara yang digunakan Pong untuk menyampaikan pemikirannya. Baginya, tindakan Pong adalah ekspresi yang tidak pada tempatnya. Menurut Jenny, sah-sah saja jika seorang seniman berekspresi namun alangkah baiknya jika ia menggunakan cara yang baik dan santun.