Profil
Rudini
Penampilannya yang banyak senyum dan tutur katanya yang lembut, serta kedisiplinannya yang sudah terasah dan teruji telah menopang kepemimpinannya. Ia mengendalikan KPU yang beranggotakan unsur pemerintah dan partai-partai dengan berbagai tingkah dan kepentingan.
Pada saat menjabat Mendagri, dia menggagas dan mendirikan STPDN (Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri) di Jatinangor, Jawa Barat. Sekolah tinggi yang disetting dengan kedisiplinan tinggi, namun sayang kemudian di sana sering terjadi kekerasan oleh kakak kelas kepada adik kelas.
Rudini adalah seorang pejabat Orde Baru yang tergolong bersih. Maka tak heran, pada awal bergulirnya reformasi dia tidak tergolong pejabat Orba yang dihujat. Bahkan dia dipercaya memimpin bergulirnya pesta demokrasi sebagai ketua KPU. Di luar jalur militer dan birokrasi, dia pernah menjabat Ketua Umum Federasi Olah Raga Karate Indonesia (FORKI), 1984- 1989, walaupun dia bukan seorang karateka. Dia juga seorang penggemar tenis dan sepeda argo.
Mantan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) dan Ketua Umum KPU Jenderal (Purn) Rudini meninggal dunia pada usia 77 tahun di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan, Sabtu 21 Januari 2006 malam sekitar pukul 23.00 WIB. Rudini dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta, Minggu (22/1) pukul 13.30 WIB.
Sebelumnya, Presiden SBY berserta Ibu Ani Bambang Yudhoyono melayat di rumah duka. Presiden yang menggunakan batik gelap mengatakan turut berduka cita atas meninggalnya Rudini. Presiden mengatakan bahwa almarhum adalah tokoh tentara yang baik serta patut diteladani.
Atas jasanya, Rudini menerima beberapa penghargaan di antaranya tanda jasa Bintang Mahaputra, Satya Lencana Operasi Militer V, Bintang Lencana Santi Dharma, Bintang Lencana Seroja, Bintang Lencana Unicef, Bintang Lencana Kesetiaan 8 Tahun, 16 tahun dan 24 tahun.
Riset dan analisa oleh Galih Setya P.