Anak Kecanduan Gawai? Jangan Panik, Begini Langkah Jitu Mengontrol Penggunaan Gawai pada Anak
Gawai bisa menjadi alat belajar, tapi jika berlebihan, dampaknya bisa merugikan. Sebagai orang tua, bagaimana cara mengatasinya tanpa harus melarang total?

Di era digital seperti sekarang, gawai sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, termasuk bagi anak-anak. Dari bermain game hingga menonton video, mereka bisa menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar tanpa mengenal batas. Awalnya, mungkin terlihat wajar, tetapi jika dibiarkan, kecanduan gadget bisa berdampak negatif pada kesehatan fisik, mental, dan perkembangan sosial anak.
Sebagai orang tua, tentu kita ingin yang terbaik untuk buah hati. Namun, melarang total penggunaan gadget bukanlah solusi yang realistis. Lalu, bagaimana cara mengatasinya tanpa menimbulkan konflik? Jangan khawatir! Artikel ini akan membahas langkah-langkah efektif yang bisa Anda terapkan untuk membantu anak mengurangi ketergantungan pada gawai, tanpa perlu drama dan perdebatan panjang. Yuk, simak selengkapnya!
Pentingnya Mengurangi Penggunaan Gawai pada Anak
Psikolog Klinis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wangaya Kota Denpasar, Bali, Nena Mawar Sari, menekankan pentingnya mengurangi penggunaan gawai pada anak, terutama saat libur Lebaran. Menurutnya, orang tua perlu menyediakan berbagai aktivitas alternatif yang menarik bagi anak agar mereka tidak bergantung pada perangkat elektronik.
“Kita tidak bisa meminta anak itu tiba-tiba tidak pakai handphone tapi nggak ada aktivitas pengganti lainnya, jadi sebaiknya memang harus ada aktivitas pengganti yang lebih menarik lainnya atau tandingannya,” ujar Nena kepada ANTARA saat dihubungi dari Jakarta, Jumat.
Hal ini menjadi perhatian utama bagi banyak keluarga yang ingin menjaga keharmonisan dan kebersamaan selama momen Lebaran. Jika tidak ditangani dengan baik, penggunaan gawai yang berlebihan dapat mengurangi interaksi sosial anak dan merusak suasana kebersamaan dalam keluarga.
Libur Lebaran sering kali menjadi ajang berkumpul bersama keluarga besar. Namun, kemudahan akses terhadap gawai sering kali membuat anak lebih tertarik bermain dengan perangkat mereka dibanding berinteraksi dengan saudara atau keluarga lainnya. Oleh karena itu, diperlukan strategi khusus agar anak tetap menikmati waktu bersama keluarga tanpa merasa kehilangan hiburan yang mereka dapatkan dari gawai.

Strategi Efektif Mengurangi Ketergantungan Gawai
Salah satu cara yang disarankan oleh Nena adalah dengan mengajak anak melakukan aktivitas fisik bersama teman sebaya atau anggota keluarga lainnya. “Misalnya dengan mengajak anak-anak beraktivitas secara fisik dengan teman sebaya, dengan sepupu atau mungkin dengan orang tuanya,” ungkapnya. Aktivitas seperti bermain di luar ruangan, bersepeda, atau sekadar jalan-jalan dapat menjadi alternatif yang menyenangkan dan menyehatkan
.Selain itu, mengunjungi tempat rekreasi keluarga juga dapat menjadi solusi efektif. Dengan berkunjung ke tempat wisata atau mengadakan acara bersama keluarga, anak akan lebih tertarik untuk berinteraksi secara langsung dibandingkan menghabiskan waktu di depan layar. “Jadi misalnya handphone tiba-tiba diambil atau disita itu kan mungkin akan membuat mood anak jadi berantakan di hari raya dan momentum hari raya menjadi berantakan,” tambahnya.
Upaya ini bertujuan untuk mengalihkan perhatian anak dari gawai dengan cara yang lebih positif dan tanpa paksaan. Dengan demikian, anak tetap merasa senang dan tidak merasa kehilangan sesuatu yang mereka anggap penting.
Dampak Negatif Kecanduan Gawai

Bagi anak yang sudah terlanjur mengalami kecanduan gawai, Nena menjelaskan bahwa hal tersebut sering kali merupakan bentuk pelarian dari ketidaknyamanan yang mereka rasakan. “Kecanduan itu cenderung adalah sesuatu yang sebenarnya untuk mendistraksi hal yang sebenarnya tidak nyaman,” jelasnya.
Orang tua perlu mencari tahu akar permasalahan yang membuat anak bergantung pada gawai. Jika perlu, mereka dapat berkonsultasi dengan terapis atau psikolog untuk membantu mengatasi masalah tersebut.
Penggunaan gawai yang berlebihan dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, baik secara psikologis maupun fisik. Dari segi psikologis, anak yang terlalu sering menggunakan gawai cenderung mengalami kesulitan dalam mengontrol emosi, menjadi lebih mudah marah, serta mengalami kesepian dan menunda pekerjaan. Bahkan, dalam jangka panjang, hal ini dapat menurunkan produktivitas anak.
Dari segi fisik, postur tubuh anak dapat terganggu akibat kebiasaan duduk dalam posisi yang tidak baik saat menggunakan gawai. Selain itu, kemampuan kognitif mereka juga dapat terhambat akibat kurangnya interaksi sosial dan stimulasi dari lingkungan sekitar. Gangguan tidur seperti insomnia juga sering kali terjadi karena pola tidur yang berantakan akibat terlalu lama menatap layar sebelum tidur.
Selain itu, efek samping lain yang bisa muncul adalah gangguan saraf dan mata, yang disebabkan oleh paparan cahaya biru dari layar gawai dalam jangka waktu lama. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk membatasi waktu penggunaan gawai pada anak guna mencegah dampak negatif tersebut.
Peran Orang Tua dalam Membantu Anak

Untuk mengatasi kecanduan gawai pada anak, peran aktif orang tua sangat dibutuhkan. Selain menyediakan aktivitas alternatif, orang tua juga perlu menjadi contoh yang baik dalam penggunaan teknologi. Jika anak melihat bahwa orang tuanya juga sering menggunakan gawai dalam kehidupan sehari-hari, mereka akan lebih sulit menerima aturan yang membatasi penggunaan perangkat tersebut.
Selain itu, komunikasi yang baik antara orang tua dan anak menjadi kunci dalam menangani masalah ini. Orang tua perlu memahami alasan di balik ketergantungan anak pada gawai dan mencari solusi bersama tanpa menimbulkan konflik yang berlebihan.
Pendekatan yang lebih fleksibel namun tetap tegas dalam menerapkan aturan dapat membantu anak memahami pentingnya keseimbangan antara dunia digital dan kehidupan nyata. Dengan demikian, mereka dapat lebih bijak dalam menggunakan teknologi dan tetap menikmati momen kebersamaan bersama keluarga, terutama saat libur Lebaran.
Dengan upaya yang tepat, orang tua dapat membantu anak mengurangi ketergantungan pada gawai tanpa harus menciptakan suasana yang penuh dengan larangan dan konflik. Sebaliknya, dengan memberikan alternatif yang lebih menarik dan bermanfaat, anak akan lebih mudah beradaptasi dan menikmati berbagai aktivitas di dunia nyata.